...~•Happy Reading•~...
^^^Di tempat lain ; Pak Adolfis sedang menyaksikan konferensi Pers dari kepolisian seorang diri di ruang kerjanya, agar tidak diketahui oleh istrinya. Beliau tidak mau istrinya melihat Chasina saat diberitakan oleh kepolisian sebagai terdakwa pembunuhan. Apalagi jika melihat kondisi putrinya saat berdiri untuk diperlihatkan kepada publik.^^^
^^^Kakak lelakinya yang sedang berada di Kanada langsung terbang pulang ke Indonesia, saat Pak Adolfis mengatakan apa yang terjadi dengan adiknya. Pak Adolfis berharap, kakaknya bisa menenangkan Mommy mereka menghadapi apa yang menimpa Chasina.^^^
Ketika melihat Chasina masuk ke ruang konfersi pers bersama dengan Jaret, suaminya dan juga Pak Ewan, Pak Adolfis terkesima. 'Mengapa Jaret tidak berada di samping istrinya? Malah kesannya seperti mereka bukan suami istri.' Itu yang ada dalam benak Pak Adolfis melihat Jaret tidak berusaha menghibur istrinya, saat bisa bersama.
^^^Saat di kantor polisi, Pak Adolfis diminta pulang oleh Chasina untuk mengurus pengacaranya dan tidak perlu bertemu Jaret. Jadi beliau tidak sempat berbicara dengan Jaret. Pak Adolfis lebih mengutakan kepentingan Chasina, sehingga langsung pulang untuk berbicara dengan orang-orang yang akan menolong putrinya.^^^
'Apakah mereka tidak bersama-sama jadi tersangka pelaku kejahatan yang sama?' Tanya Pak Adolfis dalam hati, melihat situasi di ruang konferensi pers.
^^^Sebelumnya Pak Afolfis berpikir, ada sesuatu di antara Chasina dan istrinya Marons dan suaminya ikut terlibat membantu. Sehingga mereka berdua sama-sama ditangkap. Tetapi sekarang mereka berdiri terpisah. Papa Rallita berdiri di antara mereka, membuat dahi Pak Adolfis berkerut.^^^
Setelah mendengar penjelasan pihak kepolisian tentang status ketiga tahanan yang berbeda, Pak Adolfis sangat shock. Ternyata Jaret jadi tersangka pengedar dan pemakai narkobai, sedangkan Pak Ewan perencana penjebakan berkaitan dengan kasus tewas putrinya.
'Apa yang terjadi sebenarnya?' Ada apa dibalik tewasnya istri Marons, sehingga Pak Ewan juga ikut terlibat?' Berbagai pertanyaan berputar di benak Pak Adolfis. Kemudian beliau teringat dengan apa yang dikatakan Marons saat berbicara dengannya ditelpon.
'Saya hanya mau katakan, seseorang melakukan sesuatu yang tidak biasanya, pasti ada banyak faktor penyebabnya. Lingkungan dan orang di sekitar, bisa mempengaruhi sikap dan perbuatan seseorang.' Pak Adolfis mengingat yang dikatakan Marons.
'Apakah ini maksudnya Marons, Chasina melakukan hal ini karena Jaret penyebabnya?' Pak Adolfis kembali membantin.
Hal itu membuat Pak Adolfis jadi emosi melihat sikap Jaret terhadap putrinya di ruang konferensi pers. Semua sikap dan perbuatan baik yang dilakukan Jaret selama ini, jadi tidak berarti lagi bagi Pak Adolfis. 'Seorang pemakai dan pengedar narkobai jenis sabu.' Pak Adolfis melihat Jaret dengan serius.
^^^Semua pertimbangan dan alasan mereka merestui pernikahan Chasina dengan Jaret berputar kembali di kepalanya. Selain Chasina katakan mereka saling mencintai, faktor orang tua Jaret sebagai pejabat pemerintah menjadi pertimbangan keluarga untuk menerima Jaret dalam keluarga mereka.^^^
^^^Mereka berpikir, Jaret pria baik dan dari keluarga baik-baik, karena melihat kedudukan orang tuanya. Dia anak seorang pejabat pemerintah, akan bersikap hati-hati menjaga nama baik orang tuanya. Jadi dia bisa membangun keluarga dengan putri mereka dengan baik.^^^
^^^'Bukan seperti sekarang, pengedar dan pemakai. Apakah dia kekurangan uang dalam bekerja, sehingga lakukan itu? Chasina juga bekerja, jadi apa yang kurang dalam rumah tangga mereka, sampai melakukan tindakan haram seperti itu?' Banyak pertanyaan berputar di benak Pak Adolfis tentang rumah tangga Chasina yang selama ini mereka anggap baik-baik saja dan harmonis.^^^
Melihat pakaian yang dikenakan Chasina, Pak Adolfis terenyuh. Pakaian itu dibawanya, agar Chasina ada baju ganti selama ditahan. Itu adalah pakaian sehari-hari yang dikenakan Mommy nya di rumah.
Saat sopir mengatakan Chasina di tahan dan istrinya pingsan, Pak Adolfis tidak bisa ke rumah Chasina untuk mengambil pakaiannya. Jadi hanya pakaian hari-hari Mommy nya di rumah, yang dibawa untuk mengganti pakaian Chasina.
Sedangkan sopir Chasina, tetap di rumah dan tidak diijinkan keluar sampai ada perintah dari Chasina. Semua itu Chasina katakan kepada Pak Adolfis juga, agar bisa mendukung dan menjaga sopirnya, seperti permintaan Kaliana.
Setelah konferensi pers, Pak Adolfis langsung menghubungi Ayah Marons. Banyak hal yang dipikirkan, sehingga Pak Adolfis butuh orang yang bisa diajak bicara. Pak Adolfis hanya memikirkan Ayah Marons yang tadi menghubunginya untuk membicarakan putrinya.
📱"Selamat malam Pak Petter. Maaf, kalau saya mengganggu." Sapa Pak Adolfis, saat Ayah Marons merespon panggilannya.
📱"Tidak, Pak Adolfis. Saya baru saja lihat konferensi pers. Saya malah rencana mau telpon Pak Adolfis, karena mendengar keterangan polisi tadi." Jawab Ayah Marons yang sedang pertimbangkan, mau menghubungi siapa terlebih dahulu, antara Marons dan Pak Adolfis.
📱"Iya Pak Petter. Saya juga baru selesai nonton konferensi pers. Mendengar penjelasan polisi, saya makin bingung. Jadi telpon Pak Petter. Saya mengira, Jaret ditahan dalam kasus yang sama dengan Chasi. Taunya dia 'make' dan juga pengedar barang haram itu." Pak Adolfis menceritakan keheranannya yang tidak bisa ditahan.
📱"Saya juga terkejut mendengarnya, Pak Adolfis. Lalu Pak Ewan itu, menjebak siapa, sampai ditahan? Kasus mereka bertiga sangat aneh. Dan makin aneh lagi, kalau diingat mereka bertiga ditangkap dalam waktu bersamaan dan di tempat yang sama." Ucap Ayah Marons, serius.
📱"Itu yang mau saya bicarakan dengan Pak Petter. Apakah Pak Marons tidak mengatakan sesuatu tentang kedua orang itu? Terutama Jaret suami Chasi. Mungkin ada titik terang yang bisa membuat kita mengerti." Ucap Pak Adolfis tidak kalah serius.
📱"Sebenarnya ada, Pak Adolfis. Tapi saya minta maaf, kalau menyinggung. Tadi saya tidak enak mau katakan itu. Setelah lihat konferensi pers dan dengar keterangan polisi, saya sedikit mengerti. Mengapa Marons mau membantu Chasina." Sebelumnya Ayah Marons tidak katakan yang dikatakan Marons, karena menghargai Jaret sebagai menantu Pak Adolfis.
📱"Tidak mengapa, Pak Petter. Sekarang ini, kami coba berlapang dada menerima yang terjadi. Semua sudah terjadi, tidak bisa dikembalikan ke semula lagi." Pak Adolfis berserah.
📱"Marons hanya mengatakan, mau menolong Chasina, karena suaminya yang brengs^ek. Jadi seperti yang kita lihat di TV, memang dia bermasalah. Semoga Chasina bisa kuat jalani ini." Ayah Marons jadi prihatin melihat Chasina.
📱"Iya, Pak Petter. Saya berharap demikian. Mungkin besok atau lusa kakaknya tiba di sini, entah apa yang terjadi. Saya berharap dia bisa mendukung adiknya dan menenangkan Mommy nya. Bukan saya yang akan menenangkan dia, karena semuanya jadi berubah setelah tau Jaret 'make' dan pengedar. Kakak Chasi akan bersikap lain." Pak Adolfis jadi ragu.
📱"Iya, Pak Adolfis. Nanti kalau Marons pulang dan kami berbicara, saya usahakan kita bertemu untuk bicarakan ini. Semoga Pak Ewan tidak terlibat dalam penjebakan anak kita. Baik Marons, atau Chasina. Jika demikian, dia akan menerima apa yang setimpal dengan perbuatannya." Ayah Marons berkata tegas dan serius.
📱"Saya sudah tidak berhubungan dengannya lagi. Tetapi dengan Chasi, saya tidak tau. Apakah mereka ada hubungan kerja sama. Saya pernah dengar, sepertinya anak lelakinya, mempunyai bisnis yang sama dengan Chasi." Pak Adolfis berkata sambil mengingat.
📱"Saya tetap berharap, Pak Ewan tidak lakukan sesuatu yang buruk kepada anak-anak kita. Jika melakukannya, dia sedang membunuh usahanya dan masa depan anaknya sendiri." Ucap Ayah Marons tegas dan serius.
...~°°°~...
...~●○¤○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀➳ᴹᴿ᭄ᴠᷞᴀᷝʀᷦɪᷦᴇᷲʟ𝓐𝔂⃝❥👻ᴸᴷ
akhirnya bisa paham ayah marron
2023-07-10
4
🍁FAIZ💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
ahirnya pak Adolfis tahu keburukan Jaret
2023-06-21
4
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
gini nih kalo lihat jaret dari casingnya yang anak pejabat lah tp kelakuannya masyaallah banget
2023-06-19
5