Setelah semua orang menghabiskan sarapannya, mereka pun pamit meninggalkan Nayla dan juga Bayu terlebih dahulu, yang terlihat belum selesai menghabiskan makanannya.
Tak lama berselang Bayu dan Nayla pun sudah menghabiskan sarapannya, keduanya meninggalkan meja makan dan beranjak pergi meninggalkan rumah. Sesampainya dihalaman depan ada Riska yang baru saja mengantar kepergian sang suami yang berangkat ke kantor.
Melihat anak dan menantunya ingin berangkat Riska pun menjulurkan tangannya untuk Nayla dan Bayu. Keduanya pun ang mengerti pun segara mencium punggung tangan seorang ibu yang masih terlihat cantik di usianya yang tak lagi muda.
"Berangkat dulu ya Bun," ucap Nayla dan Bayu pamit kepada Riska.
"Ya, kalian hati-hati ya dijalan, kalau begitu Bunda masuk dulu, mau nulis daftar belanja sama Mbok Jum," balas Riska yang kemudian meninggalkan mereka berdua di teras rumah.
Melihat mertuanya sudah pergi, Bayu pun melangkahkan kakinya menuju mobil miliknya yang terparkir di garasi. Sedang Nayla, ia yang merasa enggan untuk pergi satu mobil dengan Bayu pun segera menghubungi ojek online langganannya yang bernama Danu.
"Dimana Lo Dan?" sapa Nayla saat ponselnya terhubung dengan Danu.
"Di pangkalanlah Nay," jawab Danu yang memanggil Nayla tanpa embel-embel Non.
"Anterin gue ke kampus sekarang dua menit harus udah sampai kerumah gue," perintah Nayla pada Danu seenak hatinya
"Ok siap Valentino Rossi meluncur," jawab Danu yang menjadi penutup pembicaraan mereka di ponsel.
Terlihat mobil Bayu menghampiri Nayla yang berdiri di tepi teras rumahnya, Bayu menurunkan kaca jendela mobil sebelah kirinya untuk mengajak istrinya untuk masuk ke dalam mobil.
"Nay, cepat masuk! Jangan terus berdiri disitu,nanti kita bisa kejebak macet dan terlambat karena tingkah kamu yang gak banget kaya gitu," ajak Bayu pada sang istri yang sama sekali tak di tanggapi Nayla.
"Nay, cepat!" pinta Bayu sekali lagi namun Nayla tak bergeming.
Saat Bayu ingin keluar dari mobil dan ingin menyeret Nayla untuk masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba suara klakson motor terdengar di depan pagar yang masih terbuka. Suara klakson motor siapa lagi, jika bukan motor Danu, ojek langganan Nayla yang biasa Nayla pesan jika tidak membawa mobil ataupun tidak diantar oleh Gunawan dan juga Hendra.
Melihat Danu sudah datang, Nayla segera berjalan mendekati motor Danu, Bayu hanya bisa mengamati apa yang sedang dilakukan sang istri di depan mata kepalanya. Entah di sengaja ataupun tidak, Nayla meminta Danu memakaikannya helm.
Bagaikan bara api yang disiram bensin, makin membaralah hati Bayu. Ya, hati Bayu terasa panas melihat tingkah Nayla yang berhasil memanas-manasi dirinya pagi ini.
Setelah menggunakan helm, Nayla segera naik ke atas motor tak lupa ia berpegangan kuat pada pinggang Danu yang menancap gas layaknya seorang pembalap.
Melihat hal itu Bayu segera menekan pedal gasnya dalam-dalam mengejar sang istri kecilnya yang naik motor bersama pria yang tak ia ketahui siapa itu.
Aksi kejar-kejaran pun terjadi. Bayu dapat menyusul keberadaan motor Danu saat lampu merah menyala. Segera ia turun dari mobil mewahnya, menghampiri istri kecilnya itu.
Tanpa ragu-ragu, dan tanpa di sadari oleh Nayla segera Bayu mengangkat tubuh mungil istrinya itu dari belakang. Betapa terkejutnya Nayla dengan apa yang dilakukan Bayu.
"Ehhh... Ehhh... Apa-apaan ini, kenapa badan gue melayang, ehh... Ini tangan kekar siapa?" Ucap Nayla yang masih tak sadar jika tubuhnya diangkat oleh sang suami.
Nayla segera menoleh kebelakang melihat siapa yang sedang menggendong dirinya kini. Betapa terkejutnya Nayla melihat suaminya memasang wajah penuh emosi.
"Kiamat nih.... Kiamat deh gue," ringis Nayla yang dibawa oleh Bayu masuk ke dalam mobilnya.
Jangan tanya bagaimana pandangan orang-orang yang ada di lampu merah itu melihat Nayla yang di gendong masuk kedalam mobil masih dengan mengenakan helm di kepalanya.
Danu yang tak terima dan khawatir dengan penumpangnya yang seakan di culik itupun menghampiri Bayu.
"Pak mau diapakan penumpang saya?" tanya Danu yang menghampiri Bayu yang ingin masuk ke dalam mobilnya.
"Dia istri saya, mau saya apakan saja bukan urusan kamu," jawab Bayu dengan penuh rasa cemburu dan emosi.
"Tapi Pak, saya belum dibayar dan helm saya itu," ucap Danu lagi dengan tangan yang menunjuk Nayla yang ada di dalam mobil yang masih mengenakan helm miliknya itu.
Sadar dengan ucapan Danu, Bayu segera mengambil dompet yang ada di saku celana bagia belakangnya. Ia mengambil beberapa lembar uang pecahan seratus ribu kemudian memberikannya kepada Danu.
"Ini ongkos dan ganti rugi helm yang istri saya pakai," ucap Bayu saat memberikan uang itu kepada Danu, yang langsung membuat Danu terperangah dengan ucapan dan uang yang begitu banyak ditangannya.
"Rezeki anak sholeh," gumam Danu yang begitu senang mendapatkan rezeki nomplok dipagi ini.
Setelah menyerahkan uang itu, tanpa lagi memperdulikan Danu dan pandangan orang-orang yang terus saja memperhatikanya. Bayu segera masuk ke dalam mobilnya. Sangat lucu memang dengan apa yang di lakukan Bayu. Bayu melakukan hal itu seakan ia tak terima jika barang yang telah di gunakan istri kecilnya itu, akan kembali digunakan pria lain. Jejak istrinya pun tak boleh di gunakan orang lain apalagi dengan istrinya. Benar-benar prosesif.
Bayu kembali melajukan mobilnya, pandangannya lurus kedepan memperhatikan jalan yang ia lewati tanpa memperdulikan Nayla yang duduk di sampingnya, masih dengan menggunakan helm.
"Kamu cinta banget sama tukang ojek itu? Sampai-sampai helm miliknya tidak kamu lepas," tanya Bayu pada istrinya yang sudah menahan kesal dan malu sejak tadi karena menjadi tontonan orang banyak.
"Memakainya saja aku gak bisa, apalagi membukanya," jawab Nayla dengan ketus dan mukanya yang di tekuk di balik helm yang ia kenakan.
"Kenapa gak bilang dari tadi hum?" tanya Bayu yang entah kapan sudah menepikan kendaraannya.
"Gak ditanya, bagaimana mau bilang," jawab Nayla masih dalam mode ketus dan juteknya.
"Ya gak perlu harus ditanya dulu Nay, kamu ini,"
"Ya udah sih cepet bukain! Jangan ngomong mulu! Udah kaya orang bener naik mobil pakai helm begini," pinta Nayla.
Bayu segera membukakan pengait helm yang terlihat sudah rusak itu. Bayu sedikit menarik bibirnya, ia menertawakan kebodohannya cemburu pada istri kecilnya pagi ini, hanya karena helm usang ini dan tukang ojek yang mendapatkan pelukan erat dari istrinya itu.
"Ngapain senyum-senyum kaya ODGJ ajah?" tanya Nayla saat helm yang di gunakannya sudah terlepas dari kepalanya.
"Memangnya saya gak boleh senyum sama kamu hum? Kamu-kan istri saya, saya berhak atas kamu Nay," bukannya menjawab Bayu malah membalikkan pertanyaan pada Nayla.
"Iya aja dah biar gak panjang urusan, ayo cepat jalan! Nanti kita terlambat kalau lama-lama disini. Oh iya Pak, nanti jangan lupa untuk turunin aku di tempat yang sepi, ya. aku gak mau seisi kampus tahu, kalau aku sama Bapak itu suami istri, hubungan kita ini harus kita sembunyikan sampai aku lulus kuliah," ucap Nayla yang hanya di balas senyum penuh arti oleh Bayu.
"Buat apa disembunyikan lagi Nay, seisi kampus sudah tahu kalau kamu dan saya sudah menikah," jawab Bayu yang seketika membuat Nayla terkejut bukan main.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
도경수
s𝗍іძᥲkᥒᥡᥲ ᥒᥲᥡ ȷᥒgᥲᥒ ᑲrsіk⍴ s⍴𝗍 і𝗍ᥙ ᥲsᥲᥣ ⍴ᥱᥣᥙk ᥆ȷ᥆ᥣ nya🤦♀️🤦♀️🤦♀️ krᥒ s𝗍𝗍ᥙs ᥒᥡᥲ ᥙძᥲһ ȷძі іs𝗍rі ᥆rg
2023-04-20
3
Rice Btamban
Nayla ku gitu ya kshn suaminya
2023-04-01
0
Pendekar Sepuh
Nayla pasti malu banget kalau beneran seisi kampus tau kalau uda nikah, baru nikahnya sama dosen baru lagi.
2023-03-21
0