Di kampus seorang pria tampan memasuki kelas Nayla. Seketika semua mata langsung terfokus ke arah pria tampan itu. Dengan balutan kemeja putih dan jas abu-abu serta celana bahan Slim fit sangat pas dikenakan dengan tubuh proposional dan atletis yang dimiliki pria itu.
“Ganteng paripurna Mel,” gumam Nayla tanpa berkedip melihat pesona pria tampan dihadapannya itu.
“Bener banget Nay, pangeran dari negri mana yang nyasar kesini ya, Nay?”tanya Amel pada Nayla yang sama-sama mengagumi pria yang berdiri tepat di hadapannya. Sangat kebetulan sekali hari ini keduanya tengah duduk di meja paling depan. Hingga dapat memandangi wajah pria tampan dihadapan mereka ini.
Pria tampan yang baru masuk itu sejak tadi terus saja mengedarkan pandangannya ke seisi kelas, entah apa yang sedang ia cari. Seseorangkah? Atau sebuah kursi yang sangat beruntung dapat disinggahi oleh pria tampan itu nantinya.
Hampir semua wanita di kelas itu berharap, pria tampan itu bisa singgah di hati mereka atau lebih indahnya lagi menetap di hidup mereka sebagai teman hidup yang menyegarkan pandangan setiap hari.
“Selamat pagi semuanya. Perkenalkan saya dosen baru yang akan menggantikan Pak Adam,” sapa pria tampan itu dengan wajah datarnya yang terlihat begitu mempesona.
“Anjirrr.... Ternyata Dosgan Nay,” ucap Amel sambil mencengkram pergelangan Nayla gemas.
“Akhirnya ada satu alasan yang bikin gue rajin ngampus kalau dosennya sebening ini,” gumam Nayla yang terus memandangi sang dosen tampan itu tanpa berkedip.
Seolah tidak mendengar pembicaraan Nayla dan Amel, dosen tampan itu melanjutkan ucapannya.
“Perkenalkan nama saya Bayu Pratama, dosen pengganti untuk mata kuliah kepemimpinan,” ujar dosen tampan itu memperkenalkan diri.
“Status dong Pak… Bagaimana dengan status Bapak?” Pekik salah satu mahasiswa yang duduk di paling belakang yang bernama Ana.
Suara riuh sorak-sorai seisi kelas terdengar ketika Ana menanyakan hal pribadi pada dosen ganteng itu.
“Status saya sebagai dosen di kampus ini,” jawab Pak Bayu dengan santai.
Sebenarnya ia sangat mengerti ke mana arah pertanyaan mahasiswinya itu, namun ia tidak suka pertanyaan yang menyangkut hal pribadinya yang sangat privasi baginya itu di pertanyakan, sehingga ia pada akhirnya menjawab dengan membelokkannya. Terkesan kaku memang tapi itulah Bayu Pratama CEO dingin yang merangkap menjadi Dosen dengan kepribadian yang sangat tertutup.
“Sebelum kelas dimulai, saya akan bacakan beberapa peraturan yang harus ditaati kalian saat mengikuti kelas saya ini,” ucap Bayu tegas, seketika membuat seisi kelas terdiam untuk mendengarkan ucapan Bayu selanjutnya.
“Poin pertama bagi mahasiswi yang mengikuti kelas saya dilarang memakai make-up berlebihan apalagi menggunakan pakaian kurang bahan akan langsung saya berikan nilai D dimata kuliah saya,” Bayu berkata sembari mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kelas melihat satu persatu mahasiswinya yang terlihat menggunakan topeng make up yang sangat tebal.
Mendengar perkataan Bayu para mahasiswi terdengar ribut, riuh saling bergeming satu sama lain. Mereka merasa keberatan dengan poin pertama yang diucapkan sang dosen ganteng itu.
Rasanya ingin sekali mereka menolak. Tapi Bayu sudah mengancam terlebih dahulu, ia akan memberikan sanksi dengan memberi nilai D di mata kuliah mahasiswinya jika tidak menuruti perintahnya. Kini mereka pun tak bisa berkata apa-apa lagi, mereka hanya bisa diam menerima dengan keterpaksaan.
Di depan kelas Bayu terus saja mengucapkan poin-poin yang harus dipatuhi para mahasiswa dan mahasiswanya, yang makin membuat mahasiswa dan mahasiswanya yang tadi yang bersemangat untuk mengikuti kelas Bayu menjadi lemah tak berdaya dan mendengus kesal karena terlalu banyak peraturan yang dibuat oleh dosen ganteng mereka itu.
“Percuma ganteng kalau killer. Bikin males aja ngeliatnya. Bukannya semangat buat kuliah tapi gue malah semangat buat bolos mata kuliah dia. Masih mendingan Pak Bonbon, biar kata dia kayak badut Ancol tapi dia tetap manis dan baik hati, gak kaya dia ganteng tapi seribu peraturan,” gerutu Nayla dengan suara yang tak sama sekali ia pelankan.
Dapat di pastikan semua teman kelasnya itu dapat mendengar gerutunya termasuk dosen ganteng itu. Apa yang dilakukan Nayla seolah ia sengaja kan untuk menyindir dosennya yang berdiri tak jauh dari mejanya itu.
Mendengar ucapan Nayla, Bayu pun bereaksi, ia melihat ke arah meja gadis itu. Pandangan Nayla dan Bayu pun bertemu. Nayla terlihat sama sekali tidak takut dengan dosennya Yan tengah menatap tajam dirinya.
Mungkin jika mahasiswa yang lain pasti akan menundukkan pandangannya jika di tatap setajam itu oleh sang dosen, tapi tidak dengan Nayla, dia tetap membalas tatapan tajam sang dosen dengan tatapan tajam pula.
Sungguh sangat berani sikap Nayla itu. Marah? Tentu saja Bayu rasanya ingin marah pada Mahasiswinya itu. Segera Bayu menghampiri Mahasiswinya yang sudah terang-terangan mengibarkan bendera perang padanya.
“Siapa nama mu?” tanya Bayu yang sudah berada di depan meja Nayla sambil mengetuk-ngetuk meja Nayla dengan jari telunjuknya.
“Nayla Putri Atmaja, Pak,” jawab Nayla dengan cepat dan suaranya yang lantang.
“Apa? Nayla Putri Kopaja?” ulang Bayu yang seakan meledek Nayla.
Mendengar Bayu salah menyebut nama Nayla, seisi kelas pun tertawa terbahak-bahak. Selain kaku ternyata dosennya ini juga pandai bercanda, pikir mereka.
“ATMAJA Pak, bukan Kopaja,” Nayla mengkoreksi namanya yang disebut salah oleh Bayu dengan wajah ketusnya.
“Oh, maaf, saya salah menyebut namamu. Jadi nama kamu Nayla Putri Atmaja rupanya,” ucap Bayu yang hanya di respon anggukan kepala oleh Nayla.
Entah mengapa setelah mengetahui namanya, Bayu bukannya marah atau bersikap bagaimana terhadap Nayla. Ia malah terdiam sesaat memandangi sejenak wajah Nayla, kemudian kembali kemejanya yang berada di sudut kiri ruang kelas.
“Dih, gak jelas banget. Sayang banget sih ganteng-ganteng tapi budi( budek dikit),” umpat Nayla kesal melihat tingkah aneh Bayu padanya barunya.
“Ngomel mulu Lo Nay, udah deh jangan ngajakin perang mulu sama dosen, mau Lo jadi mahasiswi abadi di kampus ini?” bisik Amel di telinga sahabatnya.
“Ogah banget jadi Mahasiswi abadi kalau ketemu dosen kaya dia, bisa ngibing tiap hari gue kaya ondel-ondel,” balas Nayla sambil menatap kesal sang dosen yang kini menatapnya dengan tatapan penuh arti.
Flashback On
Ratna menyendokkan sepiring nasi kuning untuk Bayu santap beserta lauk-pauknya.
“Cukup Mom, jangan terlalu banyak,” ucap Bayu yang menghentikan pergerakkan tangan Ratna yang sedang menyendokkan bawang goreng kedalam piring Bayu.
Ratna memberikan piring berisikan nasi kuning lengkap dengan lauk - pauknya kepada Bayu. Bayu tersenyum manis saat menerima sepiring nasi kuning penggugah selera itu. Bayu menyantap sarapannya pagi ini dengan begitu lahap.
“Bay, nanti malam Daddy harap kamu bisa datang ke rumah Tuan Gunawan Atmaja untuk membicarakan pernikahan mu dengan putri bungsunya,” ucap Tuan Pratama pada putranya.
“Dad, bisakah rencana pernikahan ini di batalkan. Aku sama sekali tak ingin menikah lagi. Aku sudah punya Sultan untuk apalagi aku menikah,” tolak Bayu yang seketika itu menghentikan suapannya. ia meletakkan dengan kasar sendok dan garpu diatas piring makannya.
“Tidak ada yang bisa di batalkan. Kau harus menikah dengan wanita pilihan Daddy. Sultan butuh sosok seorang Ibu, Bay,” putus Tuan Tama.
“Sultan sudah punya Ibu, Dad,” bantah Bayu dengan suara yang meninggi, ia seolah masih kekeh untuk menolak perjodohan dirinya dengan putri sahabat sang Daddy.
“Ya, Sultan memang masih memiliki ibu, Daddy sadari itu, Bay. Ibu yang rela pergi meninggalkan anak yang baru saja ia lahirkan, demi pria lain di masa lalunya itu,” ucap Tama yang mengingatkan Bayu pada kesalahan sang mantan istrinya itu.
Seketika Bayu terdiam dengan tatapan kosong, bayang kelam dimasa lalunya terbayang begitu saja terlintas dibenaknya saat ini.
Lamunan Bayu dimasa lalu pecah, saat pandangannya tiba-tiba tertuju pada Sultan yang berlari sambil memanggil namanya. Sultan berlarian kearahnya diikuti oleh suster pengasuhnya yang bernama Ida.
“Papi…, gendong Sultan dong! Sultan udah wangi, habis mandi sama suster Ida,” ucap sang putra yang berusia tiga tahun itu dengan menggemaskan.
Bayu segera berdiri dan menyambut tubuh Sultan yang ingin di gendong olehnya itu, beberapa kali ia mendaratkan ciuman di pipi chubby sang putra. Melihat hal itu Tuan Tama pun datang menghampiri Bayu, ia mencoba kembali merayu sang anak agar mau menerima perjodohan ini.
“Bukalah hatimu untuk wanita lain Bay, jika kamu memang belum bisa membuka hati mu, Daddy harap kamu tetap mau menikah dengan wanita pilihan Daddy ini demi kebaikan putramu kelak. Jangan sampai ketika ia beranjak besar. Ia merasa sedih dan minder tak memiliki seorang ibu,” ucap Tuan Tama sembari menepuk -nepuk bahu putra semata wayangnya.
Flashback Off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
ꪶꫝ✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻N༄🥑⃟💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
bener klok pakaian kurang bahan itu tandanya ank kurang disiplin,perlu di skors
2023-05-20
0
도경수
lngsung tau y kalo si Nay yg d jodohkan ma dirimu Nay, 😁😁
gimana nnti kalo Nay tau jodohnya udah punya anak smntra sikap Nay masih labil😁
2023-04-17
1
Rice Btamban
lanjut
2023-03-23
0