"Ishhh Pak Bayu mau apa, kenapa pegang-pegang saya? Kita bukan muhrim Pak," tanya Nayla sekaligus mengingatkan Bayu tentang status mereka dengan wajah tak sukanya.
Bayu yang di tanya malah asyik memandangi wajah cantik Nayla dari dekat dan sama sekali tak melepaskan cengkeraman tangannya di lengan Nayla
Aku akui gadis ini memang cantik, bahkan lebih cantik dari Linda mantan istri ku, tapi dibalik kelebihannya ada kekurangan yang membuat ku harus ekstra sabar menghadapinya nanti, mulutnya itu benar-benar tak tahu aturan, gumam Bayu di dalam hatinya.
Melihat Bayu yang terus saja menatap dalam wajahnya, Nayla pun dengan beraninya menghempas tangan Bayu yang mencengkram lengan Nayla dengan kuat.
Nayla tak mau di leceh oleh dosen yang ada dihadapannya itu. Karena ia pikir pasti dosen dihadapannya itu sedang berpikiran kotor di dalam diamnya itu, mencari siasat bagaimana bisa menjamahnya tanpa perlawanan.
Sedangkan Bayu ketika melihat tangannya terhempas, Bayu malah mengerutkan kedua alisnya, ia salut dengan sikap berani yang ditunjukkan Nayla padanya, dan Nayla setelah menghempaskan tangan Bayu, Nayla langsung saja melenggang pergi tanpa permisi.
Bayu kembali menghalangi langkah Nayla yang ingin keluar dari ruangannya itu, dengan memanggil mahasiswa yang merupakan calon istrinya itu.
"Nayla. Mau kemana kamu?"
"Mau keluarlah, emang mau ngapain disini?"
"Siapa yang suruh kamu keluar?"
"Naluri saya yang nyuruh saya untuk keluar dari sini, Pak," jawab Nayla cuek tak perduli dengan siapa lawan bicaranya.
"Hah, naluri kamu bilang, memangnya kamu pikir saya mau ngapain kamu, Nay?" tanya Bayu yang membuat Nayla terdiam untuk berpikir sejenak.
"Gak tahu, kan Pak Bayu belum ngomong mau ngapain saya," jawab Nayla dengan polosnya yang membuat Bayu menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
"Kemarilah! Saya ingin bicara serius dengan mu," pinta Bayu dengan menggeser kursi yang ada di depan meja kerjanya. Apa yang dilakukan Bayu seolah mempersilahkan dirinya untuk duduk di sana.
Lagi-lagi dengan langkah malas Nayla menghampiri Bayu.
"Mau ngomong apa Pak? bisa lebih cepat kan Pak pada intinya saja, soalnya saya ada janji sama teman," tanya Nayla blak-blakan tanpa rasa canggung dan terkesan tak sopan pada dosen dan calon suaminya itu.
"Bilang saja kamu ada janji jalan sama pacar kamu, bukan? Sok-sokan bilang teman padahal pacar," balas Bayu yang membuat Nayla menaikan sebelah alisnya.
Apa-apaan sih nih Dosen, kepo banget, kaya orang lagi cemburu gak jelas, lagi juga ngapain dia cemburu sama gue, gue kan bukan siapa-siapanya, gumam Nayla di dalam hatinya saat ia mendengar balasan Bayu yang tak berbobot.
"Ya lah Pak, saya ada janji sama teman hati saya, jadi bolehkan Bapak lebih cepat menyampaikan apa yang ingin bapak sampaikan pada saya, saya tidak mau membuat dia menunggu saya terlalu lama disini," ucap Nayla yang membuat raut wajah Bayu berubah.
Entah mengapa ada rasa nyeri di hatinya ketika Nayla menyebut seseorang yang entah siapa itu dengan sebutan, "Teman hati saya".
"Tidak boleh, mulai hari ini kamu jadi pembantu dosen di mata kuliah saya, dan mulai sekarang kamu harus bantu pekerjaan saya," jawab Bayu yang kemudian menyodorkan segunung lembar kerja mahasiswanya ke hadapan Nayla beserta laptop miliknya.
"Apa-apaan ini Pak, saya gak mau, saya berhak menolak," tolak Nayla yang langsung beranjak dari duduknya.
"Saya tidak menerima penolakan, kamu tahu sendiri bukan, kalau kamu menolak saya, saya tidak akan segan-segan memberikan nilai terburuk di sepanjang sejarah kampus ini untuk kamu," ancam Bayu dengan wajah datarnya.
"Ishhh... Bapak bener-bener nyebelin ya, segini banyak mau sampai kapan selesainya Pak? Bisa sampai lumutan saya ngerjainnya di ruangan Bapak ini," omel Nayla lagi sambil memukul-mukul tumpukan lembar kerja dihadapannya.
"Sudah kerjakan saja, semakin lama kamu tidak memulai mengerjakan tugas yang saya berikan ini, semakin lama pula kamu akan tetap di ruangan ini Nayla," sahut Bayu tanpa menatap lawan bicaranya, ia seakan sibuk dengan tumpukan buku-buku di hadapannya.
"Arghhhh...." teriak Nayla tanpa rasa malu sembari menatap wajah dosen tampannya itu dengan tatapan tidak suka, ia benar-benar meluapkan kekesalannya itu langsung dihadapan sang dosen. Teriakan Nayla yang keras itu sampai membuat telinga Bayu terasa sakit. Ia sampai menutup kedua telinganya dengan kedua telapak tangannya.
"Kamu kenapa teriak-teriak? Tolong kondisikan suara kamu itu. Gendang telinga saya sampai sakit dengar suara teriakan kamu yang sekarang itu, Nayla. Kamu itu benar-benar gadis yang berisik ya, Nayla," protes Bayu yang menatap tajam mahasiswi nakalnya ini.
"Biarin aja, habis Pak Bayu nyebelin, Bapak tuh seenak-enaknya aja nyuruh saya, coba kalau Pak Bayu ada di posisi saya, pasti Bapak akan melakukan hal yang sama seperti saya," balas Nayla dengan omelannya.
"Sudah jangan ngomel terus, kerjakan cepat!" pinta Bayu yang masih menatap tajam Nayla.
"Ughhh... Untung Dosen coba kalau bukan udah gue tendang ke kutub Utara biar dia hiportemia sekalian disana," gerutu Nayla yang mulai mengerjakan tugas yang diberikan Bayu padanya.
Bayu ingin sekali tertawa, ketika ia kembali mendengar gerutuan dan omelan Nayla yang tertuju padanya itu, namun demi menjaga gengsinya akhirnya dia menahan tawanya dengan menampilkan wajah datarnya itu. Sedang di hatinya bersorak gembira karena Nayla tak akan mungkin pergi bertemu pria yang ia sebut "teman hatinya" itu.
"Hahahaha... Marahlah sesuka hati mu Nayla, aku akan pastikan teman hati yang kamu maksud itu pasti sedang kesal dan kecewa saat ini, kalau perlu lumutan dan membatu sekalian, karena terlalu lama menunggu mu yang tak akan pernah datang padanya mulai detik ini juga, karena aku tak akan rela sesuatu yang akan menjadi milikku di miliki oleh orang pula," gumam Bayu yang begitu posesif di dalam hatinya dengan senyuman devil yang terpancar di wajah tampannya itu.
Nayla merasa heran dengan senyum devil yang terpancar di wajah Bayu, ia merasa ada yang tidak beres dengan kejiwaan dosen yang ada di hadapannya ini.
"Sayang banget ganteng-ganteng tapi Killer dan sedikit menjurus ke ODGJ," umpat Nayla lagi dengan tangan yang terus menginput nilai yang tertera di lembar kerja mahasiswa ke dalam laptop Bayu.
Tiga puluh menit berlalu, suara cacing-cacing di perut Nayla mulai berdemo. Suara perut Nayla yang kelaparan begitu nyaring terdengar di ruang kerja Bayu yang nampak begitu hening.
Beberapa kali Bayu menaikkan sebelah alisnya ketika mendengar suara cacing-cacing di perut Nayla yang bergemuruh, sebenarnya Bayu ingin menawarkan Nayla untuk makan bersamanya, namun ia bingung bagaimana cara ia untuk memulai mengajak calon istrinya itu untuk makan bersamanya, karena jujur saja dia itu bukan pria yang pandai dalam mendekati wanita.
"Duh laper," rintih Nayla dengan suara yang sengaja ia keraskan, sambil mengusap perutnya yang datar.
Nayla berharap Bayu mengerti kondisinya yang tengah kelaparan karena sudah melewatkan makan siangnya. Suara rintihan Nayla yang kelaparan dengan suara yang begitu keras pun terdengar oleh Bayu yang tengah sibuk memainkan ponselnya.
Bayu segera meletakkan ponselnya diatas meja dan menatap wajah Nayla yang sedang menatapnya penuh rasa kesal.
"Kamu lapar?" tanya Bayu yang membuat Nayla memutar bola matanya malas.
"Pertanyaan macam apa itu, udah tahu tadi saya udah ngeluh laper sekarang malah nanya, kamu laper. Bukannya nawarin makan tapi malah nanya kaya gitu, Ughh... Sabar-sabar," jawab Nayla ketus masih dengan tatapannya yang tak bersahabat.
"Ya kalau kamu lapar ya makan," balas Bayu dengan santainya yang membuat Nayla membulatkan matanya.
"Ya saya tahu, kalau lapar ya makan, tapi gimana saya mau makan kalau pintu ruangan Bapak ini di kunci dan saya gak bisa keluar untuk cari makan," sungut Nayla dengan penuh emosi.
"Oh... Ya sudah duduk saja, kembali kerjakan tugas yang saya berikan pada mu Nay," pinta Bayi degan wajah datarnya tanpa rasa berdosa.
"Gak mau, saya lapar. Otak saya tidak bisa bekerja kalau saya sedang kelaparan seperti ini," tolak Nayla dengan melipat kedua tangannya di depan dadanya.
Seketika mata Bayu terfokus pada gunungan kembar yang menyembul dan terpampang nyata ketika Nayla melipat kedua tangannya di depan dadanya seperti itu.
"Waw, ternyata dia memiliki aset yang cukup besar sekali," ucap Bayu tanpa sadar mengagumi gundukan kembar milik Nayla itu.
Sadar dengan yang di maksud oleh dosennya itu, Nayla segera menutup aset berharganya dengan kedua tangannya.
"Eh, Pak Bayu matanya tolong di kondisikan ya! Gak boleh ya lihat-lihat gunung kembar milik saya!" Omel Nayla yang memiringkan tubuhnya agar aset berharganya itu tak lagi dipandangi lagi oleh Bayu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
dihh pake diucapin lagi
2024-03-06
0
ꪶꫝ✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻N༄🥑⃟💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Aiya Bayu dah prnh nikah ,gmn nih Nayla..udh GK di usia muda bngt dia GK kyk pcr mu
2023-05-20
0
도경수
cieeee dah ngaku ngaku nih ya apa yg jdi miliknya gk boleh d miliki org lain wkwkwkwk,,,
hiisss dasar gk peka org lapar bukannya brinisiastif mesan mkann malah nanya orgnya lapar tw gk🙄
2023-04-18
2