"Assalamualaikum Bunda, Nayla putri Bunda yang paling cantik dan mempesona pulang," pekik Nayla yang baru saja masuk kedalam rumah dengan langkah gontainya.
"Waalaikumsalam, kamu tuh dari mana saja sih, Nay?" jawab Bunda yang sedang menata hidangan makanan di meja makan.
"Dari Jonggol Bun, terus kena macet di Aceh dan pesawat Nayla delay pas nyampe Makassar," jawab Nayla asal sembari menyomot perkedel kentang yang ada di meja makan.
Plak... Plak [ Suara tangan Nayla yang di pukul berkali-kali oleh Riska].
"Nayla, jorok banget sih kamu! Cuci tangan dulu kalau mau ambil makanan! Tangan kamu itu kotor dari mana-mana, kamu tuh bisa menyebarkan kuman dan virus ke masakan Bunda, tau. Hadduh kalau ayah lihat pasti perkedel buatan Bunda ini harus di buang semua," Omel Riska setelah memukul tangan putrinya itu.
"Sakit Bun, kok di pukul sih? Jahat nih Bunda, lebih sayang perkedel kentang daripada anak perempuannya yang cantik sejagat raya ini," keluh Nayla yang kembali mengambil perkedel kentang yang ada di meja makan.
Melihat sang putri kembali mengambil perkedel kentang buatannya tanpa mencuci tangan dahulu, seperti apa yang tadi ia ucapkan, Riska pun mendengus kesal dan akhirnya merelakan masakannya itu.
Nayla terus saja mengunyah tanpa henti perkedel kentang di mulutnya sembari melihat kesibukan sang bunda yang menyita perhatiannya, hingga perkedel kentang buatan sang bunda raib.
Banyak banget nih makanan, kaya mau hajatan, gumam Nayla dalam hatinya, karena melihat lauk pauk yang tertata rapih dalam jumlah yang begitu banyak di atas meja makan.
"Bun, makanan sebanyak ini mau kita habisin berlima? Kayanya perut Nay gak sanggup deh Bun, kalau harus menghabiskan makanan segini banyak, soalnya perut Nay udah kenyang dengan sepiring perkedel kentang buatan Bunda ini," ucap Nayla sembari mengusap perutnya yang kekenyangan.
Namun ucapan Nayla tersebut tak ditanggapi oleh sang bunda. Riska ini dalam mode diam, ia seperti sedang marah pada sang putri. Melihat bundanya diam, tak menyurutkan mulut Nayla untuk terus mengoceh tanpa henti.
"Bunda, diem aja ngambek ya, perkedelnya Nay habisin? Tenang aja Bun, mas Hendra gak akan marah kok kalau makanan kesukaannya di habisin sama adik semata wayangnya, pasti Bunda buat perkedel kentang ini buat mas Hendra kan? Bunda niat banget sih memperbaiki gizi buruk mas Hendra yang udah kurus tinggi kaya tiang listrik itu," celoteh Nayla pada sang Bunda yang masih saja sibuk dengan pekerjaannya dan seakan tak memperdulikan celotehannya.
Nayla menatap sendu wajah sang bunda yang tak menanggapi celotehannya, ia akhirnya menghampiri sang bunda dan memeluknya dari belakang.
"Bun, jangan diem aja dong! Masa Bunda ngambek cuma gara-gara sepiring perkedel kentang sih, Bunda jangan mengabaikan Nay seperti ini. Bunda gak mau kan di kutuk jadi batu kaya Malin karena mengabaikan Nay? Nay ngerasa kaya butiran debu kalau di cuekin kaya gini Bun," Pinta Nay dengan omongan yang ngalor-ngidul.
"Ngomong apa sih kamu itu Nay?" tanggap Bunda dengan satu kalimat yang tak memuaskan hati Nayla.
Riska masih saja sibuk menata hidangan makanan untuk menyambut calon besannya itu. Ya, Calon besan yang akan datang untuk melamar sang putri yang tengah mengoceh ngalor-ngidul di dekatnya saat ini.
Mendengar tanggapan sang Bunda yang terkesan tak mendengarkan permintaan yang di lontarkan oleh Nayla pun, akhirnya membuat Nayla tersulut emosi.
Bagaimana tidak suasana hatinya hari ini sangat tidak baik-baik saja setelah pertemuannya dengan Bayu. Seorang Dosen baru yang memberikan kesan buruk di hari pertama ia mengajar di kelas Nayla. Karena tingkah Bayu yang semena-mena terhadap dirinya hari ini membuatnya tak jadi bertemu dengan Tyo, cowok yang baru saja ia pacari, kekecewaan dia karena ulah Bayu seakan menjadikan Nayla orang yang tidak waras dan lebih sensitif hari ini.
"Jadi Bunda dari tadi gak nyimak aku ngomong apa? Sampai nanya aku ngomong apa sih gitu? Duhhh... kelewatan sialnya Nay hari ini ya Allah, dari pagi sampai sekarang semua orang nyebelin, tolong bawa Nayla kekayangan ya Allah," omel Nayla yang kemudian menengadahkan kedua tangannya keatas, layaknya seseorang yang tengah memanjatkan doa saat di akhir kalimatnya.
"Nayla kamu tuh ngapain kaya gitu? Gak usah lebay deh, Bunda lagi sibuk nih bukannya di bantuin kamu malah sibuk ngoceh gak jelas sejak tadi," tanya Riska yang melihat polah tingkah putrinya yang limited edition itu.
"Bunda gak liat,Nayla lagi mengukir?" jawab Nayla yang membuat emosi Riska terpompa karena sejak tadi ia terus mendengar ocehan putrinya yang tidak jelas. Jelas-jelas Nayla sedang mengadu kepada sang pencipta, ia malah bilang sedang mengukir.
"Mengukir apa memangnya kamu Nay?" tanya Riska yang berusaha menanggapi ocehan tak jelas putrinya, meskipun sebenarnya ia enggan.
Saat ini Riska masih berusaha menahan emosinya yang ingin sekali mencubit bibir anaknya itu. Kalau saja Riska tidak mengingat acara makan malam yang sedang ia siapkan, mungkin dia akan menjepit bibir Nayla dengan jepitan baju seperti biasanya, sebagai hukuman karena terus bicara tak jelas sejak tadi.
"Mengukir kepedihan Nay hari ini, Bunda," jawab Nay dengan mata yang berkaca-kaca.
"Gak usah nangis kaya gitu Nay! bukannya hal biasa playgirl kaya kamu itu mutusin para pemuja mu itu,"
"Bunda kenapa julid sih sama Nay? Ketularan mas Hendra pasti nih," tuduh Nayla kesal yang merasa Bundanya sudah seperti Hendra.
"Sudahlah Nay, tidak usah dibahas. Sekarang kamu cepat mandi, karena calon mu akan segera datang, gak mungkinkan kamu nyambut calon kamu dengan penampilan bau asem kamu ini," pinta Riska yang membuat Nayla membulatkan matanya.
"Calon? Mau datang? Gak salah Bun, Nay baru tahu tadi pagi kalau Nay di jodohin, kenapa sekarang jadi datangnya kegetolan begini sih mereka? Pengen banget nyulik Nay secepatnya kayanya nih," celoteh Nay yang tak percaya kedatangan mereka akan secepat ini.
"Sudah sana cepat mandi dan bersiap! Kamu mau fasilitas kamu di tarik ayah kalau kamu jadi anak yang gak nurut?" Kembali Riska meminta Nayla untuk bersiap.
"Ya-ya-ya baiklah, nasib ya nasib mengapa bisa jalan hidup princess Nayla seperti ini?" jawab Nayla sembari mengaduh, yang kemudian melangkah pergi menjauhi meja makan.
Ia melangkah gontai menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Sesampainya di kamar bukannya bersiap seperti apa yang di perintahkan sang bunda. Ia malah sibuk dengan ponselnya.
Nayla terus mencoba menghubungi Amel dan Tyo yang sepertinya marah padanya. Karena tidak datang ke parkiran siang tadi, padahal mereka sudah menunggu kedatangan Nayla.
Alih-alih memberikan kabar, Nayla yang bodoh dan lupa menghidupkan ponselnya pun membuat kedua orang itu tak bisa menghubungi Nayla. Mereka dibuat khawatir oleh Nayla, tiga jam di buat menunggu. Membuat mereka mencari Nayla keruangan Bayu. Betapa terkejutnya mereka melihat Nayla malah tertidur di sofa ruang kerja Bayu.
Saat Tyo ingin membawa Nayla pulang. Dosen tampan itu melarangnya dengan tegas. Ia malah mengatakan pada Tyo bahwa dia sudah menghubungi Ayah Nayla untuk menjemputnya disini. Hal itu membuat Tyo tak bisa berkutik. Amel dan Tyo pun pergi dengan rasa kecewa dan tanda tanya besar pada Nayla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
도경수
dulu bunda ngidamin apa sampe Nay bicara non stop kayak gitu, 😁😁
Apa dulu bunda sama kayak Nay waktu masih muda ya 😁
2023-04-18
2
Rice Btamban
lanjut kan
2023-04-01
0
#••Embun ™^ad•~💦 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
yaampun di tanya baik" oleh bundanya kok malah di becandain sih..
2023-03-21
0