“Ayah sama Bunda kok diem aja sih dari tadi, Nayla butuh jawaban Bunda, Ayah!” Pinta Nayla yang sejak tadi hanya melihat kedua orang tuanya terdiam.
“Bun jawab tuh anakmu bertanya padamu!” pinta Gunawan pada sang istri.
Gunawan terlihat enggan menjawab pertanyaan Nayla. Karena menurutnya ini belum saatnya Nayla mengetahui tentang perjodohan.
“Ishh…Ayah, anak mu itu juga bertanya padamu, bukan hanya dengan bunda saja. Lagi pula Ayah yang menerima pinangan mereka waktu itu bukan, jadi Ayah saja yang menjawab pertanyaan Nayla,” tolak Riska yang juga merasa enggan menjawab pertanyaan sang anak.
Gunawan terlihat menghembuskan nafasnya dengan kasar, beberapa kali terdengar ia berdeham sebelum memulai menjelaskan pada Nayla tentang perjodohan ini.
“Jadi begini sayang, Ayah sama Bunda mau menjodohkan kamu dengan anak dari sahabat lama Ayah, lebih tepatnya Ayah sudah menerima pinangan mereka terhadapmu dua minggu yang lalu,” jelas Gunawan dengan pandangan mata yang tak lepas dari Nayla.
Tentu saja penjelasan Gunawan membuat Nayla terkejut. Nayla refleks ia menutup kedua telinganya yang merasa panas mendengar penjelasan sang ayah barusan.
“Ayah, Kenapa ayah nggak tanyakan dulu sama Nayla sih? Seharusnya Ayah itu bertanya dulu sama Nayla, Nayla bersedia atau tidak, jangan seperti ini Ayah main langsung jawab iya saja tanpa kompromi sama Nayla terlebih dahulu. Ini tuh hidup Nayla, Yah. Nayla berhak menentukan siapa yang akan jadi calon imam Nayla nantinya.” Omel Nayla yang menyesali sikap sang Ayah yang asal menerima saja.
“Nayla kamu tidak boleh bicara seperti itu dengan ayahmu,” tegur Riska saat Nayla tak bisa lagi menahan emosinya.
“Tapi Bunda, ayah itu keterlaluan. Bunda tahu sendirikan masa depan Nayla tuh masih panjang, Nayla juga belum selesai kuliah. Masa Nayla udah dijodohin aja sih. Ini sih namanya di kuliahin untuk menikah bukan di kuliahin untuk menggapai cita-cita.” jelas Nayla panjang lebar.
“Memangnya apa sih cita-cita kamu, dek? IPK kamu ajah pas-pasan,”cetus Hendra yang membuat Nayla menatapnya tajam.
“Bisa gak sih Mas Hendra mulutnya diem aja, gak usah ikut-ikutan deh,” sungut Nayla yang di balas Hendra dengan menaikkan kedua bahunya bersamaan dengan mulutnya yang manyun lima belas centi.
“Nayla sayang, meskipun kamu menikah dengan anak sahabat Ayah itu, kamu akan tetap bisa kuliah seperti biasanya kok. Ayah janji sama kamu, kamu pasti bisa menggapai cita-cita kamu yang entah apa itu, Ayah sendiri gak ngerti, jadi gimana kamu mau ya?” tambah Gunawan yang seakan sedang membujuk Nayla.
Mendengar ucapan sang Ayah, Nayla langsung membulatkan matanya. Ayahnya seakan tak serius membujuk dirinya, dan malah terkesan meledek.
“Big NO, Ayah! ini bukan zamannya Siti Nurbaya, sekarang ini zamannya Siti Markonah. Apa Ayah sama bunda pikir Nayla ini cewek yang nggak laku sampai harus dijodoh-jodohin segala?”
“Iya ini emang zamannya Siti Markonah, yang kerjaannya suka mengumbar cinta di setiap tikungan,” lagi-lagi Hendra menyela pembicaraan antara Nayla dan sang Ayah sembari menahan gelak tawanya dengan susah payah.
“Mbak Silvi, suruh suami mu itu untuk diam! Pengen Nay jahit aja tuh mulut julidnya itu,” perintah Nayla pada kakak iparnya yang langsung mencubit suaminya untuk diam.
“Sudah marahnya Nay? Kalau sudah, dengarkan ayah! Sekarang kamu tinggal pilih saja terima penjodohan ini atau___,” Gunawan menggantungkan ucapannya dan terdiam beberapa saat. Hal itu membuat Nayla penasaran dengan ucapan sang ayah yang menggantung.
“Atau apa, Ayah? Cepat katakan Ayah! Jangan buat Nayla mati penasaran nantinya,”
“Atau semua fasilitas yang ayah berikan padamu Ayah sita,” ancam Gunawan dengan tatapan mata menyeringai.
Nayla terdiam seketika, dia berpikir sejenak bagaimana nasibnya tanpa fasilitas dari sang ayah.
“Jadi bagaimana Nay, kamu mau kan dijodohkan dengan anak sahabat Ayah?” tanya Gunawan sekali lagi.
“Tapi, Ayah__,”
“Nayla sayang, kami melakukan ini semua demi kebaikanmu. Jadi tolong terima perjodohan ini dengan hati yang ikhlas. Bunda yakin kalau kamu akan hidup bahagia bersama pria yang dijodohkan Ayah dan Bunda nanti,” rayu Riska seraya mengusap punggung sang putri.
Riska menatap sang putri dengan tatapan yang mengiba. ia berharap dengan tatapannya hati Nayla akan luluh dan benar saja hati putrinya itu luluh dan menerima dengan pasrah perjodohan ini.
“Ya udah, aku terima, tapi ada tapinya loh ya?”
“Tapi apa sayang?” tanya kedua orang tuanya bersamaan.
“Kalau orangnya jelek kaya Om-Om dan gak tajir, Nayla gak mau nikah sama dia ya?” ancam Nayla.
“Kamu tenang saja Nay, jodohmu itu tajir melintir dan pastinya ganteng kayak Oppa Oppa Korea,” sahut Silvi, seakan sudah mengetahui jodoh adik iparnya ini.
“Ciusan Mbak? Kok Mbak tahu sih, atau jangan-jangan mbak udah kenal sama calon imam aku itu ya?” tanya Nayla pada Silvi dengan wajah yang begitu serius.
“Tentu tahulah karena orang yang dijodohin sama kamu itu adalah CEO perusahaan di tempat aku bekerja,” jawab Silvi yang membuat Nayla berbinar.
“Wah beneran nih, tapi beneran ganteng kan Mbak bukan kayak om-om dengan perut buncit dan kepala botaknya?” tanya Nayla lagi untuk meyakini dirinya.
“Iya beneran ganteng, tapi sayangnya dia itu irit bicara dan terkesan dingin dan tertutup,” jawab Silvi.
“Oooo begitu ternyata orangnya, ”balas Nayla yang kemudian beranjak dari duduknya.
“Mau kemana kamu?” tanya Gunawan pada Nayla.
“Kuliah Ayah, emang mau kemana lagi,” jawab Nayla enteng.
“Ingat pesan Ayah sama Bunda, pulang langsung pulang, jangan kemana-mana!” Gunawan coba kembali mengingatkan pesannya pada sang putri.
“Hadduh Ayah, hari ini tolong izinin Nay, sekali ini aja buat pergi sebentar, soalnya Nay harus akhiri hubungan Nay sama Tyo yang baru hitungan jam karena perjodohan ini,” pinta nayla dengan memohon.
“Ok, tapi tidak lebih dari jam empat sore,” jawab Gunawan yang langsung mendapatkan pelukan dari sang putri.
“Makasih Ayah, Ayah memang terbaik,” bisik Nayla di telinga sang ayah yang membuat ayahnya kegelian karenanya.
Sementara itu di tempat yang lain seorang pria tampan dengan tubuh atletis sedang sibuk bersiap untuk pergi bekerja. Pria itu tak lain dan tak bukan adalah Bayu Pratama. ia tengah menyiapkan semua berkas-berkas yang akan dibawanya ke kampus dan juga ke kantornya.
“Bay, kemari lah kita sarapan dulu! Mommy sudah masakkan nasi kuning kesukaan mu,” pinta sang Mommy yang melihat Bayu melintasi ruang makan.
Ratna sengaja memasakkan nasi kuning kesukaan anaknya pagi ini. Karena ia merasa sang anak tengah menghindari dirinya dan juga sang suami. Hal ini terjadi karena permintaan mereka agar Bayu kembali berumah tangga dan memberikan Sultan seorang ibu pengganti.
Mendengar permintaan sang Mommy apalagi sang Mommy sudah repot-repot memasakan nasi kuning kesukaannya, membuat Bayu tak dapat menolak ajakan sang Mommy.
Tadinya Bayu berencana ingin sekali langsung berangkat ke kampus dan sarapan di kantin kampus seperti biasanya, namun hal itu ia urungkan karena dia harus menghargai masakan Mommy tercintanya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
ꪶꫝ✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻N༄🥑⃟💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
ada ap ap lbih baik tanya ke ank dulu klok mslh perjodohn hrsnya,GK peu di umpetin,GK baik buat Nayla
2023-05-20
0
@💞Lophe💝💗💓🤵👰
Nayla pasti syok mendengar omongan papanya
2023-05-06
0
도경수
jodohmu bukan Om" kok Nay😁😁😁
jodohmu kulkas berjalan
2023-04-17
1