Di kediaman Gunawan Atmaja jam menunjukkan pukul 20:00 WIB. Tepatnya di ruang keluarga nampak sudah berkumpul keluarga inti dari mempelai pria dan juga mempelai wanita.
Posisi duduk mereka pun sudah di atur sedemikian rupa untuk melangsungkan acara akad nikah dadakan yang akan di selenggarakan malam ini juga, atas dasar kemauan calon mempelai pria yang nampaknya sudah seperti orang kebelet nikah.
Padahal tadi pagi dia masih bersikukuh menolak perjodohan ini, entah mendapatkan wangsit atau kesambet setan dari mana, tiba-tiba saja ia berubah pikiran.
Sebenarnya kedua orang tua Bayu menyimpan beribu-ribu tanda tanya pada putranya, yang pada intinya menanyakan alasan apa yang membuat putranya ini berubah pikiran. Untuk saat ini kedua orang tua Bayu memilih diam dan menyimpan pertanyaannya terlebih dahulu.
Di meja akad nikah tidak ada kegugupan yang terlihat di wajah tampan Bayu, ia nampak terlihat tenang dan seakan biasa saja untuk mengucapkan ijab kabul yang sering kali membuat kaum Adam merasa keringat dingin dan gugup itu, mungkin karena ini bukan kali pertama ia mengucapkannya atau mungkin ia pandai menyembunyikan kegugupannya dengan wajah datar yang ia tunjukkan.
Tak lama berselang, setelah drama yang di buat Nayla beberapa menit yang lalu gagal di lakukan, karena sang ayah sudah hapal dengan skenario yang di buat oleh Nayla, ia terlihat turun di gandeng sang ayah yang berjalan di sampingnya.
Nayla berjalan dengan menundukkan pandangannya sembari mulutnya berkomat-kamit memanjatkan doa, agar calon suaminya benar-benar ganteng seperti yang di ucapkan kakak iparnya, Silvi.
Ya Allah, tolong Nay ya Allah, semoga calon suami Nay, bener ganteng dan tajir seperti yang di bilang Mbak Silvi. Tapi kalau gak ganteng, tolong jemput Nay ke kayangan Ya Allah, Nay lebih baik jadi bidadari aja disana, gumam Nayla di dalam hatinya saat ia berjalan sembari menunduk.
Saat Nayla turun dengan wajahnya menunduk, sepasang mata dari seorang pria yang tengah duduk di sofa terus saja memperhatikan dirinya dengan kekaguman yang ia rasakan.
Cantik, benar-benar cantik dan anggun jika dia dalam keadaan diam seperti ini, gumam Pria itu yang tak lain adalah Bayu.
Langkah Nayla terhenti, ketika sang ayah memintanya untuk duduk di sofa yang ada di ruang keluarga itu. Nayla duduk di samping Bayu, calon suaminya. Saat ini Nayla belum menyadari, pria yang akan menikahinya adalah dosen yang membuatnya kesal hari ini.
"Sudah siap, bisa kita mulai sekarang?" tanya Pak penghulu yang duduk di hadapan Nayla dan Bayu.
"Siap Pak," jawab Bayu.
Mata Nayla mendelik ketika ia mendengar suara pria yang duduk di sampingnya, segera ia mengangkat pandangannya dan menoreh ke samping dimana Bayu berada.
"Tunggu-tunggu! Pak Bayu, ngapain duduk disini? Saya gak ngundang Bapak di acara pernikahan dadakan saya ini," tanya Nayla dengan bodohnya.
"Kamu memang gak ngundang saya, tapi saya sendiri yang datang ke sini," jawab Bayu dengan santainya.
"Mau ngapain?" lagi-lagi Nayla melontarkan pertanyaan bodoh.
"Mau nikahin kamulah, memangnya mau ngapain lagi, kamu gak liat hanya saya pria yang duduk di samping kamu, itu artinya saya-lah mempelai prianya,"
"Hah, apa? Bapak yang jadi calon suami saya?" tanya Nayla dengan muka terkejutnya.
Tampang bodoh ia pasang di balik wajah cantiknya, matanya membola dan mulutnya terbuka lebar, saat ini penampilan wajah Nayla jauh dari kata anggun.
"Kenapa kaget gitu? kamu Keberatan?" tanya Bayu yang menanggapi keterkejutan Nayla.
"Ya jelaslah KE-BE-RA-TAN dong, jelas pasti itu," sungut Nayla dengan sewotnya.
Semula Nayla sangat bersemangat menjawab namun lama kelamaan suaranya meredup dan melandai ketika tatapan tajam dari kedua orang tuanya ia dapatkan.
"Oh, jadi kamu keberatan ok-lah kalau begitu kita___," ucapan Bayu terpotong, ketika tangan Nayla dengan lancangnya membekap mulut Bayu.
"Kita lanjutkan aja ya-kan Pak? Damai-damai piss," sambung Nayla dengan senyum terpaksa seperti kuda nyengir dan jangan lupakan dengan dua cari telunjuk dan manisnya yang ia tunjukkan pada Bayu dan juga kedua orang tuanya.
Kedua orang tua Nayla terlihat mengusap dada mereka dan memandang tak enak hati kepada calon besannya itu. Berbeda dengan kedua calon besannya yang terus saja mengumbar senyum karena merasa calon menantunya ini begitu lucu dan menggemaskan.
Mereka merasa tak salah memilih menantu, besar harapan mereka Nayla dapat memberi warna di hidup putra semata wayangnya yang penuh dengan kegelapan.
Perdebatan antara kedua mempelai pun usai dan akhirnya dengan sangat terpaksa, Nayla mau menikah dengan Bayu, ia menikah dengan tekanan yang diberikan oleh kedua orang tuanya yang terkesan tak mengerti perasaannya.
Di hati kecilnya Nayla masih berharap semua ini hanyalah sebuah mimpi dan ia juga berharap segera terbangun dari mimpi buruk yang ia alami saat ini, namun sangat disayangkan ini bukanlah sebuah mimpi, melainkan sebuah kenyataan hidup yang harus Nayla jalani.
Tak perlu menunggu lama lagi. Ijab Kabul pun segera dilangsungkan, dengan satu tarikan nafas Bayu berhasil mengucap kalimat sakral itu. Hati Nayla terenyuh ketika Pak penghulu menanyakan, " Bagaimana para saksi? Apakah sah?", lalu para saksi dan orang-orang yang ada di ruang keluarga itu pun dengan kompak menjawab "Sah,"
Nayla yang terenyuh sesaat, tiba-tiba mata Nayla mendelik tajam ketika ia sadar Hendra sang kakak terdengar begitu semangat menjawab kata Sah dengan suara yang begitu menggelegar bagaikan petir di malam hari yang gelap ini.
Sialan, Kakak durjana, seneng banget kayanya liat adiknya menikah dengan mahluk planet dan sedang merasakan penderitaan luar biasa ini, gue gak terima. Gue kutuk anak Lu bakal mirip sama laki gue yang killer dan menyebalkan ini, jangan panggil gue Nayla kalau kutukan gue ini gak terjadi, umpat Nayla yang terlihat begitu emosi dengan menatap Hendra tajam, setajam silet.
Sedangkan Hendra yang ditatap tetap tak bergeming, ia tetap menampilkan senyum kemenangan dan kemerdekaan dalam mengurusi tingkah tanduk sang adik yang banyak gaya dan selalu bertingkah.
Ya Allah, tamat sudah riwayat perjalan mencari calon imam yang blaem-blaem, sekarang Nay udah jadi istri si dosen killer yang menyebalkan, tolong jemput Nay ke kayangan kalau dia jahatin Nayla terus ya, ya Allah, jujur dia bukan tipe Nayla banget ya Allah, tampang doang oke kalau buat dibawa kondangan tapi sikap dan kelakuannya benar-benar minust satu juta persen,ya Allah, ucap Nayla saat ia memanjatkan doa.
Dengan di tuntun sang bunda, Nayla mencium punggung tangan Bayu, sebagai tanda hormat istri terhadap suaminya. Setelah itu Bayu di tuntun sang Mommy untuk mencium kening sang istri sebagai simbol tanda cinta dan sayang.
Saat bibir Bayu menempel di kening Nayla, Nayla dan juga Bayu merasakan hati mereka sama-sama berdesir, jantung keduanya bergemuruh, seperti suara genderang yang mau perang. Segera Nayla menarik kepalanya, berusaha menjauhkan dirinya dari bibir Bayu yang masih saja ingin menempel lebih lama di kening Nayla.
Setelah terlepas dari kecupan Bayu, mulut Nayla terus saja merutuki Bayu tanpa suara dan pergerakan bibir yang tak terbaca, entah apa yang ia ucapkan, Author sendiri tidak tahu.
Satu jam kemudian, acara pernikahan dadakan pun telah berlalu. Nayla dan Bayu sudah berada di dalam kamar Nayla. Nayla yang sudah membersihkan diri begitu pula dengan Bayu kini tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Nayla nampak tengah membereskan pakaian Bayu dari dalam koper ke dalam lemari baju milik Nayla.
Prepare banget nih orang mau nikahin gue, sampai bawa baju sebanyak ini segala, kaya orang mau pindahan ini orang, gerutu Nayla saat ia membereskan pakaian suaminya.
"Kerjakan yang ikhlas, jangan terus menggerutu ku tak jelas di sana! Aku akan tinggal satu minggu di sini sebelum membawamu kerumah ku," ucap Bayu yang tengah duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Iya bawel," sahut Nayla kesal yang tidak ada sopan-sopannya sama sekali dengan suaminya.
Mendengar sahutan Nayla, Bayu hanya mengelus dadanya. Ia harus memilik stok kesabaran yang banyak untuk menghadapi tingkah laku dan sikap kejutekkan Nayla yang menyebalkan.
Setelah melihat istrinya telah selesai merapihkan bajunya, Bayu segera menghampiri istrinya. ia berdiri tepat di belakang sang istri, hingga membuat Nayla yang sedang menutup pintu lemari pun terkejut.
"Eh, mau ngapain dekat-dekat Pak? Jangan coba-coba sentuh saya ya, saya ini masih perawan ting-ting," ucap Nayla seperti memberitahukan Bayu, jika ia masih perawan.
Bayu pun tersenyum senang mendengarnya, ia seperti akan mendapatkan jackpot besar karena sudah menikahi Nayla yang masih tersegel itu.
Aku akan membuktikan ucapanmu nanti, jika sudah saatnya, sekarang aku harus menghapus jejak-jejak hama di sekeliling mu terlebih dahulu, sebelum aku menjadikan mu istri yang sesungguhnya, batin Bayu seraya mengukir senyum manis di wajah tampannya itu.
Senyuman yang terbit di wajah tampan Bayu seketika membuat sang istri berdecak kagum padanya.
Kalau senyum gini, dia manis banget ya Allah, kalah dah gula sama dia, manisan dia. Duh jadi pengen ngesun pipinya aja deh rasanya, tapi malaslah masa gue duluan yang nyosor kaya soang nanti dia ke GR-an lagi, gumam Nayla dalam hatinya yang sedang mengagumi wajah sang suami yang baru saja menikahinya itu.
"Nayla, mana ponsel kamu?" tanya Bayu yang membuat Nayla membulatkan matanya seketika. Ia terkejut dan tersadar dari lamunannya ketika sang suami meminta ponsel miliknya.
"Mau ngapain?" tanya Nayla ketus dengan wajah penuh tanda tanya.
"Sudah sini berikan ponsel mu, jangan banyak tanya!" pinta Bayu yang membuat wajah Nayla merengut.
"Gak mau, jawab dulu mau ngapain?" tanya Nayla lagi tanpa mau memberikan ponselnya.
"Kamu mau memberikan ponsel kamu sekarang atau kamu mau memberikan keperawanan kamu itu ke saya sekarang?" Bayu memberikan pilihan pada Nayla yang kembali mendapatkan penolakan dari istri kecilnya itu.
"Bukankah kamu tahu, saya ini tak menerima penolakan, berikan atau____" ucapan Bayu terpotong karena Nayla segera memberikan ponselnya ke tangan Bayu. Ia terpaksa memberikan ponselnya daripada ia harus nganu-nganu dengan pria yang tak ia cintai, meskipun pria ini sudah berstatus menjadi suaminya.
"Nih suami killer, makan tuh ponsel, Nay mau tidur jangan ganggu dan jangan curi-curi kesempatan buat sentuh Nay pas lagi tidur. Kalau sampai terjadi, awas aja Nay pastikan hidup Bapak akan Nay buat tidak tenang," ancam Nay yang segera menutup tubuhnya dengan selimut hingga di bawah lehernya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
도경수
ᑲᥲᥒᥡᥲk" sіm⍴ᥲᥒ s𝗍᥆k ksᥲᑲᥲrᥲᥒ ᥡ ᑲᥲᥡ 😁
ᥒᥲᥡ ⍴ᥱrᥣᥙ ძ ᑲіmᑲіᥒg ȷᥲᥒgᥲᥒ ძ kᥲsᥲrіᥒ, kᥱᥣᥙᥲrkᥲᥒ sᥣᥣᥙ sᥒᥡᥙmᥲᥒ mᥲᥙ𝗍mᥙ 😂😂😂 ᑲіᥲr sі ᥒᥲᥡ ᥴᥱ⍴ᥱ𝗍 kᥣᥱ⍴ᥱk mᥲ ᥙ ᥕkᥕkᥕkᥕk
2023-04-18
2
Rice Btamban
tetap semangat
2023-04-01
0
#••Embun ™^ad•~💦 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
ngak sabaran amat nih calon mempelai prianya..
2023-03-21
0