Jodoh Tak Diundang
Nayla memutar bola matanya malas. Pemandangan di depannya pagi ini benar-benar membuat nafsu makannya tidak enak.
Bagaimana tidak ia harus bertemu dengan sepasang suami istri gesrek, yang kebetulan menginap di kediamannya. Siapa lagi kalau bukan sang kakak Hendra, si raja julid dan istrinya Silviana yang bermulut ember bocor, kebocoran mulut kakak iparnya ini melebihi dirinya.
Sering kali Nayla kena omel sang Bunda karena kebocoran mulut kakak iparnya ini, kakak iparnya ini sangat suka mengadukan kelakuan Nayla di luaran sana yang sering ngedate dengan bergonta-ganti pria.
Memang tidak dapat dibenarkan apa yang dilakukan Nayla di luar sana dengan nge-date bergonta-ganti pasangan. Namun Nayla tetaplah Nayla, yang ingin menikmati masa mudanya dan menyeleksi dengan ketat calon imamnya nanti.
Dia sangat ingin memiliki sosok suami yang bisa menuruti semua keinginannya. Dari mulai meladeni hasratnya berbelanja, tidak membatasi pergaulannya dan ia juga menyeleksi tingkat kebucinan calon imamnya pada dirinya. Tapi tenang saja meskipun Nayla suka bergonta-ganti pasangan dia tetap bisa menjaga mahkota dan kehormatannya sebagai seorang wanita dengan baik.
“Bunda, kok mereka belum pulang sih?” Pekik Nayla yang bertanya pada sang Bunda yang tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka.
Pekikan suara Nayla seketika membuat Nayla menjadi pusat perhatian seisi meja makan. Jangan tanya bagaimana cara Hendra menatap adiknya.Tatapan mata Hendra saat ini sudah seperti seekor singa yang sedang kelaparan. Di mana Singa ini seperti sudah siap untuk menerkam mangsanya.
Sedangkan Gunawan Ayah Nayla hanya menggelengkan kepalanya berulang-ulang ketika mendengar perkataan Nayla, sudah menjadi hal biasa bagi dirinya jika Hendra dan Nayla bertemu, mereka pasti akan seperti Tom and Jerry.
Sedangkan Riska sang bunda memilih untuk diam tak menanggapi pertanyaan Nayla yang dapat dipastikan akan memancing keributan di pagi ini.
“Kamu kenapa nanya kayak gitu dek? Kamu nggak suka kalau Mas dan mbakmu ini tinggal lebih lama di sini?” tanya Hendra dengan tatapan matanya yang tajam.
“ Siapa bilang nggak suka, suka-suka aja kok, Nay-kan cuma nanya sama Bunda, kenapa kalian belum pulang?” jawab Nayla tanpa melihat lawan bicaranya.
“Iya maksud pertanyaan kamu itu apa nanyain kita belum pulang? Kesannya tuh kamu lagi ngusir masmu ini dek,” balas Hendra yang belum melepaskan pandangannya dari Nayla.
“Baper banget sih Mas jadi orang, aku tuh cuma nanya bukan lagi ngusir. Iya kan Yah?” bantah Nayla yang menyeret sang Ayah dalam perdebatan mereka.
“ Ayah iya sajalah, biar Nayla senang,” jawab sang Ayah yang membuat Nayla tersenyum manis pada sang Ayah, kemudian merengutkan wajahnya saat melihat Hendra sang kakak yang masih menatap dirinya.
Perdebatan mereka pun terhenti ketika Riska sang Bunda meminta mereka untuk segera memakan sarapan yang telah ia siapkan untuk keluarga kecilnya itu.
Setelah selesai sarapan Nayla tiba-tiba saja menyandarkan dirinya ke bahu Riska. Nayla bersikap manja seperti biasanya ini, pastinya karena ia sedang ada maunya. Riska yang mengerti kebiasaan sang anak langsung bertanya maksud dan tujuan Nayla padanya.
“Ayo katakan pada Bunda! Kamu sedang mau apa dengan Bunda humm?” tanya Riska membuat Nayla langsung tersenyum kegirangan.
“Bunda, Ayah. Nanti siang boleh ya, Nayla jalan sama Amel? Rencananya siang ini kita mau pergi ke toko buku buat cari buku referensi. “ jawab Nayla meminta izin kepada ayah dan bundanya.
Mendengar jawaban sang adik Hendra pun ikut menyahut, “ Dasar modus, akal bulus, Amel atau Amar? Toko buku atau bioskop? Ayah Bunda jangan mau dibohongin terus sama si tukang modus!” Sahut Hendra yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Nayla.
“ Apa sih Mas kalau nggak tahu diem aja deh, aku tuh beneran mau ke toko buku cari buku referensi buat nugas sama Amel, “ sahut Nayla dengan wajah kesalnya pada Hendra.
Nayla mengalihkan pandangannya kepada sang Bunda, dia menggoncangkan tubuh Sang Bunda dan terus meminta izin dari sang Bunda untuk pergi bersama Amel siang ini.
“Bun ayo dong bun, izinin Nay, kalau Bunda izinin Nay, pasti ayah akan bilang iya tapi kalau Bunda nggak izinin pasti ayah bilang enggak,” rengek Nayla sambil terus menggoncangkan tubuh Riska.
“Nay kamu tuh setiap hari kayaknya jalan terus, selalu aja ada alasan ini itu, coba sekali-kali kamu tuh pulang lebih awal,” ucap sang bunda yang membuat Nayla memanyunkan bibirnya.
“ Yah Bunda kok ngomongnya gitu sih, hari ini tuh aku emang mau ke toko buku Bun, please Bun izinin dong,” ujar Nayla memohon.
“Kayaknya mulai hari ini Bunda nggak akan kasih kamu izin keluar rumah, kecuali kuliah dan pulang kuliah kamu harus langsung pulang!” sahut bunda yang menolak permintaan Nayla dengan tegas.
Mendapatkan jawaban penolakan dari sang bunda, Nayla pun menatap sang ayah dengan tatapan memohon. Sadar akan arti tatapan sang anak Gunawan pun akhirnya bersuara.
“Nayla sayang benar apa yang dikatakan Bundamu, mulai hari ini kamu hanya diizinkan keluar rumah hanya untuk kuliah saja dan mulai hari ini kamu akan diantar jemput dengan pak Udin sopir pribadi ayah,” tutur Gunawan yang makin membuat Nayla menekuk wajahnya.
Berbeda dengan Nayla yang sedih dan kecewa, sepasang suami istri di hadapan Nayla terlihat tersenyum senang mendengar penuturan Gunawan.
“Ishhh …. Kalian semua jahat, ini semua gara-gara Mas Hendra, aku jadi nggak boleh pergi kemana-mana, udah kayak Burung Dalam Sangkar, mending banget sangkar emas ini mah sangkar butut,” oceh Nayla dengan kekesalannya pada Hendra.
“Lah kok jadi nyalahin Mas sih?” tanya Hendra yang seakan tak mau disalahkan.
“Iya aku harus nyalain siapa lagi? Mas-kan yang tadi mempengaruhi Ayah sama Bunda, mulut Mas tuh udah kayak kompor meleduk tahu nggak?”
“Apa kata kamu kok mulut Mas kayak Kompor Meleduk?”
“Iya Kenapa Mas nggak terima aku katakan kaya gitu,” sungut Nayla yang sudah berapi-api pada Hendra.
“Ayah, Bunda. Calon suami Nayla kapan datang sih? Sepertinya lebih cepat lebih baik menikahkan mereka, Nayla sudah ingin hidup bebas dari pengawasan kita, ini anak benar-benar gak bisa disayang-sayang,” tanya Hendra pada Riska dan Gunawan yang membuat mata Nayla seketika membola mendengarnya.
“Apa calon suami?” pekik Nayla dengan suara melengking nya. Ia sangat terkejut dengan pertanyaan Hendra kepada kedua orang tuanya.
“Nggak usah sok kaget gitu, Kamu tuh udah biasa bikin dosa, jalan sama cowok gonta-ganti lagi, daripada kayak gitu mendingan kamu tuh cepat nikah Nay, supaya gak menimbulkan fitnah.” ucap Silvi yang makin membuat Nayla membulatkan matanya, rasa terkejut dan kesal kini sudah menjadi satu.
Isshh…. dasar kakak ipar gak ada akhlak, asal nimbrung aja,fitnah apa maksudnya coba, selama ini yang menebar fitnah itu Anda, umpat Nayla kesal di dalam hatinya.
“Ayah Bunda. Jangan bilang kalau aku ini mau dijodohin? katakan kalau semua ini hanya lelucon Mas Hendra dan Mbak Silvi aja?” tanya Nayla dengan tatapan tajam kearah sang Bunda dan juga sang Ayah.
Riska dan Gunawan hanya saling menatap satu sama lain, yang malah makin membuat Nayla penasaran.
Duhh, Ayah sama Bunda susah banget sih buat jawab iya atau enggak, nasib gue dan masa depan gue bagaimana jawaban mereka sekarang nih. Gak lucu banget gue baru jadian semalam sama Tyo, masa harus putus gara-gara perjodohan sih, mana siang ini habis dari toko buku dia janji mau beliin barang inceran gue lagi, anjirrrr banget nih dua makhluk astral, gumam Nayla dalam hatinya. Ia sangat berharap ini hanya bualan pasangan gesrek di hadapannya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
br mampir ni thor
2023-09-07
0
ꪶꫝ✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻N༄🥑⃟💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
ih knp mlh mbak ipar Naila yg kerap adu ke ibunya Nayla,,bahaya klok hidup Ama mulut kyk mulut nya mbak iparnya Nayla
2023-05-20
0
@💞Lophe💝💗💓🤵👰
Nayla kamu suka banget gonta ganti pasangan
2023-05-06
0