Soal kehamilan Aura yang akhirnya diketahui oleh keluarga besarnya di Indonesia, membawa Papa Sky pada pertemuan yang kesekian kalinya dengan Rayyan.
Pemuda itu menghadap Ayah Aura setelah Papa Sky berhasil menghubunginya.
"Ada apa Bapak memanggil saya datang?" tanya Rayyan sopan.
Papa Sky bersedekap, menatap Rayyan yang kali ini berpenampilan berbeda. Sebenarnya, pria paruh baya itu dapat menebak dengan instingnya bahwa Rayyan bukan orang sembarangan.
"Baiklah, sebelum saya membahas ke masalah inti. Saya ingin tau lebih dulu siapa kamu karena jawaban kamu hari ini akan menjadi penentu keputusan saya kemudian." Papa Sky berujar tenang dengan sikapnya yang berkarisma.
Oke, sekarang Rayyan paham konsep dari pertemuan ini. Sepertinya ini akan dimulai dengan percakapan antara dua pria dewasa yang harusnya mengarah kepada pembahasan yang serius.
"Bapak ingin tau latar belakang saya?" terka Rayyan. Dia tidak terlalu lugu untuk dapat memahami maksud dari Ayah Aura ini.
"Saya sengaja ingin bertemu kamu berdua hari ini. Saya ingin kejujuran kamu."
"Sejak awal saya tidak bermaksud untuk tidak jujur, Pak. Tapi keadaannya--"
"Saya paham," sela Papa Sky. "Kamu mempunyai maksud tersendiri kenapa kamu berbohong, kan?" tanyanya kembali menebak.
Rayyan menunduk dalam. "Maafkan saya, Pak. Maaf untuk kebohongan saya, pun dengan yang saya lakukan terhadap Aura, putri Bapak. Tapi ... saya sungguh-sungguh tidak memiliki niat jahat dan kejadian malam itu memang terjadi diluar kendali saya," paparnya.
Papa Sky mengambil cangkir kopinya, menyesaap cairan hitam itu sembari terus memperhatikan Rayyan seolah ingin mendengar lebih lanjut pengakuan dari pemuda itu.
"... saya memang bukan putra kandung Bi Dima, tapi beliau sudah selayaknya ibu bagi saya sebab beliau yang merawat saya dari kecil. Saya melakukan itu agar diizinkan tinggal dikediaman Bapak. Maafkan saya."
"Untuk jawaban pertama, saya memakluminya. Mungkin Bi Dima memang sudah seperti ibu untuk kamu. Tapi yang kedua, yang kamu bilang ingin tinggal dikediaman saya, itu yang masih membuat saya butuh sebuah penjelasan. Apa alasan kamu untuk hal itu?"
"Saya ..."
"Apa kamu tidak punya tempat tinggal, saya rasa itu tidak mungkin." Papa Sky berujar sembari memindai penampilan Rayyan yang hari ini bak eksekutif muda--sebab dia memang menemui Ayah Aura itu disela-sela pekerjaannya.
"Sebenarnya tidak ada alasan yang signifikan, Pak. Tapi ..."
"Tapi apa?" sergah Papa Sky langsung.
"Saya hanya ingin melihat Aura untuk terakhir kalinya sebelum dia benar-benar menikah. Tapi sungguh, saya benar-benar tidak memiliki rencana apapun untuk menggagalkan pernikahan itu."
Papa Sky langsung mendapati sebuah kesimpulan baru atas pernyataan Rayyan hari ini.
"Kamu tertarik dengan putri saya? Sejak kapan?"
Rayyan menggeleng, dia sendiri bingung sejak kapan dia menyukai Aura.
"Sejak saya sering mendengar namanya disebut, bahkan sebelum saya benar-benar bertemu dengannya."
Papa Sky terkekeh pelan. "Jadi, meski sudah mendengar pernyataan ini dari mulut kamu sendiri, saya tetap tidak bisa menuduh kamu bahwa kejadian di malam pengantin itu semuanya adalah rekayasa kamu, Rayyan?" tanyanya sarkastik.
"Pak! Demi Tuhan, saya tidak mungkin melakukan itu di keadaan sadar karena selama ini saya selalu menghargai Aura, pun menjaganya dari orang-orang yang berniat mencelakainya."
"Maksud kamu?"
"Anda pasti masih ingat dengan pemuda yang pernah melecehkan Aura dulu."
"Sandy?"
Rayyan mengangguk. "Saya menghajarnya ketika---"
"Tunggu, tunggu," sela Papa Sky, pria itu seperti mengingat kejadian tempo dulu dimana dia mendapati Sandy yang babak belur saat ditangkap polisi, saat itu dia mengira Sandy terlibat perkelahian antar remaja yang sering tawuran dan demo di kampus mereka. "Apa kamu serius? Sejak itu kamu---"
Rayyan mengangguk. "Saya juga tidak henti-hentinya menyalahkan diri saya sendiri karena kejadian malam itu, Pak. Tapi sungguh, bukan saya yang berniat untuk menjebak Aura agar berakhir bersama saya dalam keadaan seperti itu."
Papa Sky mendengkus pelan. Jika mengingat apa yang menimpa Aura selalu berhasil membuat amarahnya tersulut. Tapi, dia juga dapat menilai jika Rayyan sudah berusaha jujur padanya. Jadi, dia tak mungkin meminta Rayyan mengakui suatu hal yang tidak dilakukan pemuda itu, kan? Tapi, sampai pada hari ini mereka tidak tau siapa dalang dibalik kejadian malam itu.
"Oke, kembali ke topik awal. Sekarang ceritakan mengenai latar belakang kamu."
"Kedua orangtua saya sudah meninggal karena kecelakaan. Saya adalah satu-satunya anak mereka."
"Maaf jika saya mengingatkan kamu pada kedua orangtua kamu."
"Tidak apa-apa, Pak. Sejatinya saya memang selalu mengingat mereka," kata Rayyan realistis.
"Lalu, pekerjaan kamu?" Papa Sky kembali menanyai pemuda itu dan Rayyan mengatakan mengenai dirinya secara gamblang dan tidak menutupi apapun lagi.
"Baiklah, sudah saya katakan jika jawaban kamu hari ini akan menentukan keputusan saya." Papa Sky menarik nafas dalam sebelum akhirnya berujar kembali. "Nikahi Aura, karena dia sedang mengandung sekarang," jelasnya.
Ucapan Papa Sky sontak membuat Rayyan tersentak dari posisinya. Meski dia memang mengharapkan untuk menikahi Aura sejak dulu, tapi dia tidak pernah menyangka jika ulahnya justru membuat Aura harus mengandung diluar pernikahan seperti ini.
"Kamu dengar perkataan saya, Rayyan?"
"Sa-saya mendengarnya, Pak." Suara Rayyan bergetar. Meski sejak awal dia sudah lebih dulu memikirkan kemungkinan ini akibat kejadian malam itu, tapi kenyataan yang terjadi jika Aura benar-benar hamil sangat membuatnya terkejut.
"Bagus. Jika kamu sudah tidak memiliki urusan segeralah menyusul Aura ke Jerman."
"Izinkan saya menyelesaikan segala pekerjaan saya, Pak. Beri saya waktu tiga hari." Rayyan tampak berpikir sejenak. "Tidak, dua hari. Saya akan segera menyelesaikan semuanya dua hari."
Papa Sky menganggukkan kepalanya. Dia yakin Rayyan adalah sosok yang bertanggung jawab. Dia cukup lega karena Rayyan tetap memegang kata-katanya untuk bersedia memberikan pertanggungjawaban atas Aura.
Satu yang juga membuat Papa Sky tenang yakni perasaan Rayyan kepada Aura. Setidaknya, Papa Sky tau jika putrinya benar-benar dinikahi oleh pemuda yang mencintainya. Semoga saja Aura pun segera luluh hati dengan perasaan yang Rayyan miliki terhadapnya.
"Tapi, bagaimana dengan Aura, Pak? Apa dia sudah menyetujuinya juga? Menikah dengan saya?"
"Kami masih membujuknya. Tapi, saya yakin dia akan segera bersedia."
Rayyan memasang senyum sendu. Sudah dia duga jika Aura tidak semudah itu. Apalagi Rayyan turut menjadi salah satu penyebab Aura memiliki trauma kembali. Rayyan bertekad untuk memulihkan kondisi Aura dengan segala cinta yang dia punya untuk gadis itu.
Rayyan akan menebus segala dosanya pada Aura. Dia akan membuat gadis itu menerimanya juga menerima bayi mereka. Rayyan pikir Aura pasti sangat terpukul atas kehamilan ini. Jadi, Rayyan akan berusaha membuat Aura meyakini dirinya.
...Bersambung ......
Dah ya, up dua bab hari ini. Beri dukungannya✌️✌️🙏🙏🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
khitara
aaaa....bagus banget ceritanya thor.....mampir juga kelapak q thor, di paksa mencintai dan cinta gadis dingin
2023-10-26
2
wagi giyoux
lanjut kak...
2023-01-25
1
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Sukanya sama semua cerita kamu itu adalah semua prianya sangat bucin pada wanita2nya dan aku paling suka itu,salah satu ciri khasmu thor.
2023-01-25
1