16. Latar belakang

Soal kehamilan Aura yang akhirnya diketahui oleh keluarga besarnya di Indonesia, membawa Papa Sky pada pertemuan yang kesekian kalinya dengan Rayyan.

Pemuda itu menghadap Ayah Aura setelah Papa Sky berhasil menghubunginya.

"Ada apa Bapak memanggil saya datang?" tanya Rayyan sopan.

Papa Sky bersedekap, menatap Rayyan yang kali ini berpenampilan berbeda. Sebenarnya, pria paruh baya itu dapat menebak dengan instingnya bahwa Rayyan bukan orang sembarangan.

"Baiklah, sebelum saya membahas ke masalah inti. Saya ingin tau lebih dulu siapa kamu karena jawaban kamu hari ini akan menjadi penentu keputusan saya kemudian." Papa Sky berujar tenang dengan sikapnya yang berkarisma.

Oke, sekarang Rayyan paham konsep dari pertemuan ini. Sepertinya ini akan dimulai dengan percakapan antara dua pria dewasa yang harusnya mengarah kepada pembahasan yang serius.

"Bapak ingin tau latar belakang saya?" terka Rayyan. Dia tidak terlalu lugu untuk dapat memahami maksud dari Ayah Aura ini.

"Saya sengaja ingin bertemu kamu berdua hari ini. Saya ingin kejujuran kamu."

"Sejak awal saya tidak bermaksud untuk tidak jujur, Pak. Tapi keadaannya--"

"Saya paham," sela Papa Sky. "Kamu mempunyai maksud tersendiri kenapa kamu berbohong, kan?" tanyanya kembali menebak.

Rayyan menunduk dalam. "Maafkan saya, Pak. Maaf untuk kebohongan saya, pun dengan yang saya lakukan terhadap Aura, putri Bapak. Tapi ... saya sungguh-sungguh tidak memiliki niat jahat dan kejadian malam itu memang terjadi diluar kendali saya," paparnya.

Papa Sky mengambil cangkir kopinya, menyesaap cairan hitam itu sembari terus memperhatikan Rayyan seolah ingin mendengar lebih lanjut pengakuan dari pemuda itu.

"... saya memang bukan putra kandung Bi Dima, tapi beliau sudah selayaknya ibu bagi saya sebab beliau yang merawat saya dari kecil. Saya melakukan itu agar diizinkan tinggal dikediaman Bapak. Maafkan saya."

"Untuk jawaban pertama, saya memakluminya. Mungkin Bi Dima memang sudah seperti ibu untuk kamu. Tapi yang kedua, yang kamu bilang ingin tinggal dikediaman saya, itu yang masih membuat saya butuh sebuah penjelasan. Apa alasan kamu untuk hal itu?"

"Saya ..."

"Apa kamu tidak punya tempat tinggal, saya rasa itu tidak mungkin." Papa Sky berujar sembari memindai penampilan Rayyan yang hari ini bak eksekutif muda--sebab dia memang menemui Ayah Aura itu disela-sela pekerjaannya.

"Sebenarnya tidak ada alasan yang signifikan, Pak. Tapi ..."

"Tapi apa?" sergah Papa Sky langsung.

"Saya hanya ingin melihat Aura untuk terakhir kalinya sebelum dia benar-benar menikah. Tapi sungguh, saya benar-benar tidak memiliki rencana apapun untuk menggagalkan pernikahan itu."

Papa Sky langsung mendapati sebuah kesimpulan baru atas pernyataan Rayyan hari ini.

"Kamu tertarik dengan putri saya? Sejak kapan?"

Rayyan menggeleng, dia sendiri bingung sejak kapan dia menyukai Aura.

"Sejak saya sering mendengar namanya disebut, bahkan sebelum saya benar-benar bertemu dengannya."

Papa Sky terkekeh pelan. "Jadi, meski sudah mendengar pernyataan ini dari mulut kamu sendiri, saya tetap tidak bisa menuduh kamu bahwa kejadian di malam pengantin itu semuanya adalah rekayasa kamu, Rayyan?" tanyanya sarkastik.

"Pak! Demi Tuhan, saya tidak mungkin melakukan itu di keadaan sadar karena selama ini saya selalu menghargai Aura, pun menjaganya dari orang-orang yang berniat mencelakainya."

"Maksud kamu?"

"Anda pasti masih ingat dengan pemuda yang pernah melecehkan Aura dulu."

"Sandy?"

Rayyan mengangguk. "Saya menghajarnya ketika---"

"Tunggu, tunggu," sela Papa Sky, pria itu seperti mengingat kejadian tempo dulu dimana dia mendapati Sandy yang babak belur saat ditangkap polisi, saat itu dia mengira Sandy terlibat perkelahian antar remaja yang sering tawuran dan demo di kampus mereka. "Apa kamu serius? Sejak itu kamu---"

Rayyan mengangguk. "Saya juga tidak henti-hentinya menyalahkan diri saya sendiri karena kejadian malam itu, Pak. Tapi sungguh, bukan saya yang berniat untuk menjebak Aura agar berakhir bersama saya dalam keadaan seperti itu."

Papa Sky mendengkus pelan. Jika mengingat apa yang menimpa Aura selalu berhasil membuat amarahnya tersulut. Tapi, dia juga dapat menilai jika Rayyan sudah berusaha jujur padanya. Jadi, dia tak mungkin meminta Rayyan mengakui suatu hal yang tidak dilakukan pemuda itu, kan? Tapi, sampai pada hari ini mereka tidak tau siapa dalang dibalik kejadian malam itu.

"Oke, kembali ke topik awal. Sekarang ceritakan mengenai latar belakang kamu."

"Kedua orangtua saya sudah meninggal karena kecelakaan. Saya adalah satu-satunya anak mereka."

"Maaf jika saya mengingatkan kamu pada kedua orangtua kamu."

"Tidak apa-apa, Pak. Sejatinya saya memang selalu mengingat mereka," kata Rayyan realistis.

"Lalu, pekerjaan kamu?" Papa Sky kembali menanyai pemuda itu dan Rayyan mengatakan mengenai dirinya secara gamblang dan tidak menutupi apapun lagi.

"Baiklah, sudah saya katakan jika jawaban kamu hari ini akan menentukan keputusan saya." Papa Sky menarik nafas dalam sebelum akhirnya berujar kembali. "Nikahi Aura, karena dia sedang mengandung sekarang," jelasnya.

Ucapan Papa Sky sontak membuat Rayyan tersentak dari posisinya. Meski dia memang mengharapkan untuk menikahi Aura sejak dulu, tapi dia tidak pernah menyangka jika ulahnya justru membuat Aura harus mengandung diluar pernikahan seperti ini.

"Kamu dengar perkataan saya, Rayyan?"

"Sa-saya mendengarnya, Pak." Suara Rayyan bergetar. Meski sejak awal dia sudah lebih dulu memikirkan kemungkinan ini akibat kejadian malam itu, tapi kenyataan yang terjadi jika Aura benar-benar hamil sangat membuatnya terkejut.

"Bagus. Jika kamu sudah tidak memiliki urusan segeralah menyusul Aura ke Jerman."

"Izinkan saya menyelesaikan segala pekerjaan saya, Pak. Beri saya waktu tiga hari." Rayyan tampak berpikir sejenak. "Tidak, dua hari. Saya akan segera menyelesaikan semuanya dua hari."

Papa Sky menganggukkan kepalanya. Dia yakin Rayyan adalah sosok yang bertanggung jawab. Dia cukup lega karena Rayyan tetap memegang kata-katanya untuk bersedia memberikan pertanggungjawaban atas Aura.

Satu yang juga membuat Papa Sky tenang yakni perasaan Rayyan kepada Aura. Setidaknya, Papa Sky tau jika putrinya benar-benar dinikahi oleh pemuda yang mencintainya. Semoga saja Aura pun segera luluh hati dengan perasaan yang Rayyan miliki terhadapnya.

"Tapi, bagaimana dengan Aura, Pak? Apa dia sudah menyetujuinya juga? Menikah dengan saya?"

"Kami masih membujuknya. Tapi, saya yakin dia akan segera bersedia."

Rayyan memasang senyum sendu. Sudah dia duga jika Aura tidak semudah itu. Apalagi Rayyan turut menjadi salah satu penyebab Aura memiliki trauma kembali. Rayyan bertekad untuk memulihkan kondisi Aura dengan segala cinta yang dia punya untuk gadis itu.

Rayyan akan menebus segala dosanya pada Aura. Dia akan membuat gadis itu menerimanya juga menerima bayi mereka. Rayyan pikir Aura pasti sangat terpukul atas kehamilan ini. Jadi, Rayyan akan berusaha membuat Aura meyakini dirinya.

...Bersambung ......

Dah ya, up dua bab hari ini. Beri dukungannya✌️✌️🙏🙏🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

khitara

khitara

aaaa....bagus banget ceritanya thor.....mampir juga kelapak q thor, di paksa mencintai dan cinta gadis dingin

2023-10-26

2

wagi giyoux

wagi giyoux

lanjut kak...

2023-01-25

1

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

Sukanya sama semua cerita kamu itu adalah semua prianya sangat bucin pada wanita2nya dan aku paling suka itu,salah satu ciri khasmu thor.

2023-01-25

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kejanggalan
2 2. Ada apa?
3 3. Pertanggungjawaban
4 4. Membatalkan
5 5. Kenangan buruk
6 6. Tersangka
7 7. Mulai mengingat
8 8. Ingin pergi
9 9. Bagaimana jika ...
10 10. Penjelasan
11 11. Cari dia!
12 12. Membatalkan keberangkatan
13 13. Tidak mungkin
14 14. Dapat menerima
15 15. Stalker kecil
16 16. Latar belakang
17 17. Periksa
18 18. Sadar
19 19. Mau bagaimana lagi
20 20. Kenyataannya
21 21. Penasaran
22 22. Kamar yang sama
23 23. Menepis masa lalu
24 24. Sarapan bersama
25 25. Berhak mengetahuinya
26 26. Mulai terbiasa
27 27. Mengurus urusan
28 28. Bertemu mertua
29 29. Memulai rencana
30 30. Aku berhak!
31 31. Teman lama
32 32. Pesta
33 33. Tanggung jawab
34 34. Masih bebas
35 35. Peringatan
36 36. Melepaskan
37 37. Bertemu
38 38. Takut
39 39. Dejavu
40 40. Berubah
41 41. Sebuah kamar
42 42. Di atas Yacht
43 43. Berenang
44 44. Menyelamatkan (lagi)
45 45. Berusaha ikhlas
46 46. Organisasi
47 47. Menumpang
48 48. Penolakan
49 49. Jaga jarak
50 50. Menjadi Pengecut
51 51. Mengundurkan diri
52 52. Tidak pernah tau
53 53. Berusaha lagi
54 54. Mencari info yang terlewat
55 55. Ngawur?
56 56. Keberanian
57 57. Dibohongi
58 58. Lusa
59 59. Tertawa lepas
60 60. Kembali
61 61. Don't worry
62 62. Balas dendam?
63 63. Sangat cemburu
64 64. Ingin Pindah
65 65. Perasaan Bersalah
66 66. Tamu yang tak diharapkan
67 67. Show you
68 68. Gara-gara kamu!
69 69. Tiba
70 70. Rencana
71 71. Memetik strawberry
72 72. Tidak disangka
73 73. Perhatian Nenek
74 74. Kembali ke kota
75 75. Kondisi
76 76. Serba Salah
77 77. Menyampaikan undangan
78 78. Mendadak pias
79 79. Murka
80 80. Sebuah janji
81 81. Sahabat lama
82 82. Memanfaatkan
83 83. Kritis
84 84. Disalahkan (lagi)
85 85. Teguran
86 86. Happily ever After
87 PROMO
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Kejanggalan
2
2. Ada apa?
3
3. Pertanggungjawaban
4
4. Membatalkan
5
5. Kenangan buruk
6
6. Tersangka
7
7. Mulai mengingat
8
8. Ingin pergi
9
9. Bagaimana jika ...
10
10. Penjelasan
11
11. Cari dia!
12
12. Membatalkan keberangkatan
13
13. Tidak mungkin
14
14. Dapat menerima
15
15. Stalker kecil
16
16. Latar belakang
17
17. Periksa
18
18. Sadar
19
19. Mau bagaimana lagi
20
20. Kenyataannya
21
21. Penasaran
22
22. Kamar yang sama
23
23. Menepis masa lalu
24
24. Sarapan bersama
25
25. Berhak mengetahuinya
26
26. Mulai terbiasa
27
27. Mengurus urusan
28
28. Bertemu mertua
29
29. Memulai rencana
30
30. Aku berhak!
31
31. Teman lama
32
32. Pesta
33
33. Tanggung jawab
34
34. Masih bebas
35
35. Peringatan
36
36. Melepaskan
37
37. Bertemu
38
38. Takut
39
39. Dejavu
40
40. Berubah
41
41. Sebuah kamar
42
42. Di atas Yacht
43
43. Berenang
44
44. Menyelamatkan (lagi)
45
45. Berusaha ikhlas
46
46. Organisasi
47
47. Menumpang
48
48. Penolakan
49
49. Jaga jarak
50
50. Menjadi Pengecut
51
51. Mengundurkan diri
52
52. Tidak pernah tau
53
53. Berusaha lagi
54
54. Mencari info yang terlewat
55
55. Ngawur?
56
56. Keberanian
57
57. Dibohongi
58
58. Lusa
59
59. Tertawa lepas
60
60. Kembali
61
61. Don't worry
62
62. Balas dendam?
63
63. Sangat cemburu
64
64. Ingin Pindah
65
65. Perasaan Bersalah
66
66. Tamu yang tak diharapkan
67
67. Show you
68
68. Gara-gara kamu!
69
69. Tiba
70
70. Rencana
71
71. Memetik strawberry
72
72. Tidak disangka
73
73. Perhatian Nenek
74
74. Kembali ke kota
75
75. Kondisi
76
76. Serba Salah
77
77. Menyampaikan undangan
78
78. Mendadak pias
79
79. Murka
80
80. Sebuah janji
81
81. Sahabat lama
82
82. Memanfaatkan
83
83. Kritis
84
84. Disalahkan (lagi)
85
85. Teguran
86
86. Happily ever After
87
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!