12. Membatalkan keberangkatan

"Apa maksudmu dengan tidak bisa menemukannya?" Jeno marah pada Aldo yang mengatakan tak dapat melacak keberadaan Rayyan.

Aldo hanya menggeleng lemah sebagai respon dari kemarahan sahabatnya.

"Mencari satu orang saja tidak bisa!" hardik Jeno. "Baiklah, aku yang akan menemukannya dengan caraku sendiri," ujarnya disertai decihan keras.

Jeno yakin jika Rayyan akan kembali jika dia mengusik ibunya. Maka Jeno mempunyai rencana untuk memancing pria itu agar Rayyan sendiri yang datang padanya.

Jeno mulai menjalankan rencananya dengan mendatangi kediaman Aura kembali. Jeno mau bertemu Aura lagi, sekalian memberi peringatan kecil pada Bi Dima agar wanita baya itu mau memanggil sang putra untuk datang menemuinya.

Sayangnya, begitu sampai ke kediaman Aura hari ini, Jeno justru dikejutkan dengan kabar mengenai Aura yang sudah berangkat ke luar negeri.

"Aura gak ada, Jen." Mama Yara menatap Jeno dengan tatapan sendu. "Aura udah berangkat kemarin," sambungnya pelan dan terdengar hati-hati.

Jeno menelan rasa kecewanya dalam-dalam atas kabar ini. Bukan hanya kecewa karena Aura pergi, tapi juga karena dia tidak bisa mengantar kepergian Aura kemarin. Jangankan mengantar, kapan Aura berangkat saja dia tak tahu. Setidak penting itukah dia bagi Aura hingga gadis itu tidak mengucapkan sekedar kata pamit padanya?

Jeno menghela nafas berat. Satu yang dia yakini bahwa kepergian Aura tidak lepas dari semua kesalahan yang telah diperbuat oleh pria bernama Rayyan.

Heh, laki-laki itu! Batin Jeno masih merasa geram akan kelakuan Rayyan yang telah menodai calon istrinya.

Bicara soal calon istri, masih adakah harapan bagi Jeno untuk tetap mengharapkan hal itu? Jeno sudah tau mengenai keadaan Aura yang sudah tidak sama lagi seperti dulu, tapi itu tak masalah baginya sebab diapun sadar dengan kekurangan dirinya sendiri. Jeno tetap menginginkan gadis yang sama. Aura.

"Maaf ya, Jen. Tante gak tau kalau Aura gak sempat pamit sama kamu."

"Sebenarnya Aura kemana, Tant?"

Mama Yara menggeleng, beliau sudah berjanji untuk tidak memberitahukan siapapun dimana putrinya berada, terutama pada Jeno. Hanya saja, Mama Yara benar-benar tidak menyangka jika Aura sama sekali tidak mengucapkan kata pamit pada pemuda itu.

"Kasih tau aku, Tant. Please, aku udah tau semuanya, tapi aku tetap mau menikahi Aura. Apa aku gak berhak tau dimana keberadaan Aura, Tant?"

Kali ini Jeno memelas didepan ibu kandung Aura tersebut. Sayangnya, Mama Yara memang tidak bisa mengatakan dimana Aura berada meski beliau juga tidak tega pada tatapan mata Jeno yang tampak mengembun.

"Maaf, maafin Tante, Jeno. Tante gak bisa bilang dimana Aura berada. Untuk sekarang, biar dulu seperti ini ya, kamu tau keadaan Aura, kan? Biarkan dia tenang dulu untuk sementara waktu. Jika kalian memang berjodoh, nanti Aura pasti akan kembali sama kamu."

Jeno menunduk lesu. Dia tak mungkin memaksa Mama Yara lagi ketika wanita paruh baya itu sudah mengatakan tidak.

Jeno pun undur diri dari hadapan wanita itu, dia pamit untuk pulang meski sebenarnya Jeno tidak benar-benar pergi sebab dia memiliki tujuan lain di rumah tersebut.

Dengan langkah jenjangnya, Jeno berjalan menuju paviliun belakang. Satu keinginannya yaitu menemukan Bi Dima secepatnya. Wanita itu harus bisa menjadi umpan untuk memancing agar Rayyan datang. Juga sedikit pengancaman mungkin akan membuat Bi Dima membuka mulut tentang keberadaan putranya.

...****...

"Ma-mas Rayyan?"

"Bi? Ada apa, Bi?" Rayyan menyahuti panggilan Bi Dima dari seberang telepon.

"Mas Rayyan bisa ... bisa ... datang lagi?"

"Datang? Datang kemana?"

"Ke rumah Pak Sky, tempat kerja Bibi."

Rayyan tersenyum dalam posisinya. Dia mengira ini adalah kabar baik. Sebab tidak biasanya Bi Dima memintanya untuk datang ke tempat kerjanya itu. Mudah-mudahan saja Aura sudah berubah pikiran dan mau menerima pertanggungjawaban darinya.

"Aura udah berubah pikiran ya, Bi?" tebak Rayyan dengan nada senang.

Bi Dima tidak menyahut, membuat Rayyan mengernyit di posisinya.

"Bi?" panggilnya.

"I-iya Mas?"

"Semuanya baik-baik aja, kan?" Rayyan sedikit keheranan dengan nada bicara Bi Dima, tapi rasa senangnya membuat dia mengira jika tidak ada hal buruk yang terjadi.

"Ehm, Iya semuanya baik-baik aja kok," Bi Dima terdengar menghela nafas pendek. "Kapan Mas Rayyan datang?" tanyanya kemudian.

"Besok saya kesana ya, Bi. Ini saya masih ada kerjaan sedikit."

"Baik, Mas. Tapi ..."

"Ada apa lagi, Bi?"

"Mas Rayyan langsung datang ke cafe yang dekat perumahan aja, jam 8 malam. Bisa?"

"Kenapa gak dirumah?" Kali ini Rayyan benar-benar bingung.

"Enggak tau, Bibi cuma diminta menyampaikan pesan saja. Maafin Bibi ya, Mas."

Rayyan merasa ada yang janggal, apalagi Bi Dima sampai meminta maaf padanya. Benar-benar aneh. Tapi, akhirnya Rayyan mengiyakan juga ujaran Bi Dima dari seberang teleponnya.

Insting Rayyan mengatakan ada sesuatu. Tapi dia menepis pemikiran itu, mungkin ini adalah ajakan keluarga Aura untuk bicara diluar kediaman mereka agar suasana menjadi lebih rileks. Entahlah, Rayyan tidak mau menduga-duga.

"Pak?"

Rayyan menoleh pada seorang pria tua yang kini berada didekatnya. Itu adalah Pak Deri--orang kepercayaan mendiang orangtuanya.

"Ada?" sahut Rayyan pada pria tersebut.

"Ini Pak, laporan yang Bapak minta, tentang perkembangan dan penjualan hasil peternakan di dua bulan terakhir."

Rayyan pun melihat pada tablet yang diberikan Pak Deri padanya. Dia menghela nafas berat. Seperti yang sudah dia duga--setelah kematian Ayahnya--hampir seluruh hasil peternakan itu dikuasai oleh Tantenya.

Melihat ada banyak kecurangan dalam laporan tersebut, Rayyan merasa tidak bisa terus menerus bersikap diam seperti ini. Selama ini dia pura-pura tak mengetahui kecurangan tantenya karena menghargai adik mendiang ayahnya itu. Tapi lama kelamaan Tante Inggrid semakin keterlaluan.

"Berhubung saya ada urusan mendadak besok, kita tunda dulu kepulangan kita hari ini."

"Baik, Pak."

"Tapi segera urus kepulangan saya di hari rabu. Saya akan segera menemui Tante Inggrid."

Pak Deri mengangguki permintaan Rayyan. Rayyan memang merasa semuanya sudah cukup. Dia harus menegur Tante Inggrid seperti dulu--meski nantinya dia akan di umpat dan dikatai breng-sek lagi-- seperti yang sudah-sudah.

Caci maki Tante Inggrid adalah makanan sehari-hari Rayyan jika dia berada di rumah besar Ayahnya, sebab Tante Inggrid dan keluarganya tinggal disana sejak beberapa bulan terakhir ini.

Tante Inggrid selalu menjual hasil ternak diluar harga pasaran. Daging, telur, susu, semuanya.

"Bahkan tambang emas yang terus-menerus dikeruk, lama kelamaan akan habis, apalagi peternakan peninggalan Papi," gumam Rayyan yang tak habis pikir kemana uang itu digunakan oleh Tante Inggrid.

Rayyan kembali melihat pada Pak Deri. "Kita kembali ke Hotel sekarang," katanya sembari bergerak dari kursi tunggu yang ada di Bandara.

Sekali ini, Rayyan tak akan berbaik hati lagi. Sudah cukup tenggang waktu yang dia berikan untuk melihat perubahan Tante Inggrid. Nyatanya, wanita itu tidak berubah dan justru semakin berulah dengan menyelundupkan hasil ternak dan merubah hasil laporannya seperti ini.

Rayyan menyerahkan lagi tablet pada Pak Deri saat dia sudah mulai berjalan. Laporan yang tadi sempat dilihatnya sekilas, memang sudah jelas sekali perbedaannya antara yang asli dengan laporan yang sudah di sabotase oleh Tante Inggrid.

Karena telepon dari Bi Dima, Rayyan terpaksa untuk menunda kepulangannya hari ini. Padahal dia sudah berada di area bandara.

Sudahlah, Rayyan akan mengurus soal Aura dulu, barulah dia akan mengurus mengenai problem keluarganya.

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

wagi giyoux

wagi giyoux

mana lg ini kak kok blm up

2023-01-21

1

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

Haiiiisss ini jebakan batman..kamu dijebak Jeno Rayy..moga kamu nanti baik2 saja.

2023-01-21

0

wagi giyoux

wagi giyoux

kok cm dikit kak...
ayo lanjut lagi dong

2023-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kejanggalan
2 2. Ada apa?
3 3. Pertanggungjawaban
4 4. Membatalkan
5 5. Kenangan buruk
6 6. Tersangka
7 7. Mulai mengingat
8 8. Ingin pergi
9 9. Bagaimana jika ...
10 10. Penjelasan
11 11. Cari dia!
12 12. Membatalkan keberangkatan
13 13. Tidak mungkin
14 14. Dapat menerima
15 15. Stalker kecil
16 16. Latar belakang
17 17. Periksa
18 18. Sadar
19 19. Mau bagaimana lagi
20 20. Kenyataannya
21 21. Penasaran
22 22. Kamar yang sama
23 23. Menepis masa lalu
24 24. Sarapan bersama
25 25. Berhak mengetahuinya
26 26. Mulai terbiasa
27 27. Mengurus urusan
28 28. Bertemu mertua
29 29. Memulai rencana
30 30. Aku berhak!
31 31. Teman lama
32 32. Pesta
33 33. Tanggung jawab
34 34. Masih bebas
35 35. Peringatan
36 36. Melepaskan
37 37. Bertemu
38 38. Takut
39 39. Dejavu
40 40. Berubah
41 41. Sebuah kamar
42 42. Di atas Yacht
43 43. Berenang
44 44. Menyelamatkan (lagi)
45 45. Berusaha ikhlas
46 46. Organisasi
47 47. Menumpang
48 48. Penolakan
49 49. Jaga jarak
50 50. Menjadi Pengecut
51 51. Mengundurkan diri
52 52. Tidak pernah tau
53 53. Berusaha lagi
54 54. Mencari info yang terlewat
55 55. Ngawur?
56 56. Keberanian
57 57. Dibohongi
58 58. Lusa
59 59. Tertawa lepas
60 60. Kembali
61 61. Don't worry
62 62. Balas dendam?
63 63. Sangat cemburu
64 64. Ingin Pindah
65 65. Perasaan Bersalah
66 66. Tamu yang tak diharapkan
67 67. Show you
68 68. Gara-gara kamu!
69 69. Tiba
70 70. Rencana
71 71. Memetik strawberry
72 72. Tidak disangka
73 73. Perhatian Nenek
74 74. Kembali ke kota
75 75. Kondisi
76 76. Serba Salah
77 77. Menyampaikan undangan
78 78. Mendadak pias
79 79. Murka
80 80. Sebuah janji
81 81. Sahabat lama
82 82. Memanfaatkan
83 83. Kritis
84 84. Disalahkan (lagi)
85 85. Teguran
86 86. Happily ever After
87 PROMO
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Kejanggalan
2
2. Ada apa?
3
3. Pertanggungjawaban
4
4. Membatalkan
5
5. Kenangan buruk
6
6. Tersangka
7
7. Mulai mengingat
8
8. Ingin pergi
9
9. Bagaimana jika ...
10
10. Penjelasan
11
11. Cari dia!
12
12. Membatalkan keberangkatan
13
13. Tidak mungkin
14
14. Dapat menerima
15
15. Stalker kecil
16
16. Latar belakang
17
17. Periksa
18
18. Sadar
19
19. Mau bagaimana lagi
20
20. Kenyataannya
21
21. Penasaran
22
22. Kamar yang sama
23
23. Menepis masa lalu
24
24. Sarapan bersama
25
25. Berhak mengetahuinya
26
26. Mulai terbiasa
27
27. Mengurus urusan
28
28. Bertemu mertua
29
29. Memulai rencana
30
30. Aku berhak!
31
31. Teman lama
32
32. Pesta
33
33. Tanggung jawab
34
34. Masih bebas
35
35. Peringatan
36
36. Melepaskan
37
37. Bertemu
38
38. Takut
39
39. Dejavu
40
40. Berubah
41
41. Sebuah kamar
42
42. Di atas Yacht
43
43. Berenang
44
44. Menyelamatkan (lagi)
45
45. Berusaha ikhlas
46
46. Organisasi
47
47. Menumpang
48
48. Penolakan
49
49. Jaga jarak
50
50. Menjadi Pengecut
51
51. Mengundurkan diri
52
52. Tidak pernah tau
53
53. Berusaha lagi
54
54. Mencari info yang terlewat
55
55. Ngawur?
56
56. Keberanian
57
57. Dibohongi
58
58. Lusa
59
59. Tertawa lepas
60
60. Kembali
61
61. Don't worry
62
62. Balas dendam?
63
63. Sangat cemburu
64
64. Ingin Pindah
65
65. Perasaan Bersalah
66
66. Tamu yang tak diharapkan
67
67. Show you
68
68. Gara-gara kamu!
69
69. Tiba
70
70. Rencana
71
71. Memetik strawberry
72
72. Tidak disangka
73
73. Perhatian Nenek
74
74. Kembali ke kota
75
75. Kondisi
76
76. Serba Salah
77
77. Menyampaikan undangan
78
78. Mendadak pias
79
79. Murka
80
80. Sebuah janji
81
81. Sahabat lama
82
82. Memanfaatkan
83
83. Kritis
84
84. Disalahkan (lagi)
85
85. Teguran
86
86. Happily ever After
87
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!