4. Membatalkan

Bab 4.

Aura mengurung diri di kamarnya. Sudah hampir seharian. Dia tidak mencicipi makanan bahkan sesuap nasi pun tak masuk ke dalam lambungnya.

Aura kehilangan rasa lapar, pun hilang selera untuk segala hal. Dia bahkan tidak mau tau perkara apa yang terjadi diluar sana. Termasuk acara resepsi di Hotel–yang harusnya sudah berlangsung saat ini.

Aura percaya, jika semua sudah diurus oleh keluarganya. Entahlah, gadis itu tidak bisa berpikir banyak sekarang.

Begitupun soal Rayyan. Aura tidak tau apa yang terjadi pada pemuda itu setelah tadi dia meninggalkan ruang diskusi keluarga– mengenai skandal yang terjadi diantara dia dengan pemuda itu. Entah apa hasil akhirnya, yang jelas Aura masih menolak keras jika memang Rayyan berniat menikahinya.

Ditengah kegalauannya akan keadaan diri, Aura dikejutkan dengan suara ketukan pintu.

Tok Tok Tok …

Aura malas untuk melihat siapa yang datang, dia justru semakin menyembunyikan diri di dalam bedcover.

Aura mendengar suara pintu yang terbuka. Namun dia masih urung membuka kain yang menyelubungi seluruh tubuhnya.

"Non, maaf, maafin Mas Rayyan ya, Non."

Itu suara Bi Dima. Ya, akhirnya semua orang yang ada di rumah ini tau mengenai masalahnya. Apalagi Rayyan adalah putra dari wanita baya itu. Bi Dima akan mengetahuinya cepat atau lambat. Kalaupun Aura mencoba menyembunyikannya, mungkin Bi Dima akan tau hal ini dari Rayyan.

Ah, sudahlah, mulai sekarang Aura harus tebal muka, sebab semua yang ada disini sudah mengetahui aib dan kekurangannya. Dia tidak seperti dulu lagi. Aura yang sudah tidak suci, Aura yang telah ternoda dan Aura yang telah kehilangan apa yang harusnya dia jaga hanya untuk suaminya. Mengingat hal itu, hati Aura kembali sakit seolah diiris tipis-tipis.

"Non, maaf sekali … Mas Rayyan gak mungkin melakukan hal seperti itu kepada Non Aura, kecuali ada sesuatu, Non. Saya percaya jika Mas Rayyan tidak serendah itu sampai melakukan perbuatan tidak senonoh di kediaman Non Aura sendiri."

Diam-diam, Aura mendengarkan permintaan maaf dari Bi Dima.

"... jadi, saya tau jika Mas Rayyan tidak berbohong mengenai ketidaktahuannya. Sama seperti Non Aura yang tidak sadar, Mas Rayyan pun pasti berada dalam posisi yang serupa."

Ucapan Bi Dima seakan membuat Aura berpikir. Benar, jika Rayyan adalah otak di balik semua ini, tidak mungkin lelaki itu menggarapnya di tempat yang masih dalam lingkup kediamannya. Kecuali jika Rayyan benar-benar tidak sadar juga–sama seperti dirinya.

Tapi, entahlah. Semua bisa saja terjadi, kan? Sebuah teka-teki bagi Aura untuk menyelidiki siapa dalang dibalik ketidaksadarannya semalam. 

Yang Aura ingat, dia masih berada di kamarnya sendiri, bahkan belum sempat menuju ruang berhias. Setelah itu? Aura lupa apalagi yang terjadi. Aura sudah mencoba mengingat tapi sampai detik ini dia belum menemukan jawabannya.

"Udah, Bi. Sekarang aku lagi pengen sendirian. Tolong tinggalin aku ya, Bi." Aura mengusir Bi Dima dengan halus, bagaimanapun wanita itu tak bersalah atas apa yang telah Rayyan lakukan kepadanya–baik secara sadar atau pun tidak.

"Ya udah, Bibi kembali ke dapur saja." Bi Dima pun pamit undur diri, dia paham Aura sedang tak ingin di ganggu. "Oh, iya, Bapak, Mas Cean dan Mas Rion sedang menyelidiki apa yang terjadi melalui cctv rumah, Non," kata Bi Dima sebelum benar-benar beranjak.

Saat Bi Dima hendak keluar dari kamar Aura, rupanya ada seseorang yang datang. Bi Dima merasa was-was saat melihat Jeno sudah berada di depan pintu kamar Aura. Pasalnya, wanita itu takut jika sejak tadi Jeno sempat mendengar pembicaraannya dengan Aura secara tak sengaja.

"Mas Jeno?" Sapa Bi Dima kikuk.

"Bi, Aura udah pulang, kan?" tanya Jeno. "Tadi aku ketemu Tante Yara di bawah, katanya Aura udah di kamar dan sedang gak enak badan. Aku mau bicara sama Aura."

"Ng–iya, Mas. Non Aura memang lagi kurang fit. Lebih baik, kita biarkan Non Aura istirahat dulu ya, Mas."

Jeno heran dengan semua yang menyambut kedatangannya hari ini, kenapa wajah mereka tampak pias? Apa karena merasa sungkan bertemu dengannya–sebab kejadian yang menyebabkan pernikahannya gagal?

Dan hari ini, semua seakan kompak mengatakan jika Aura sedang tidak enak badan, lalu kompak pula mencegahnya untuk menemui Aura. Tapi, bukankah Jeno berhak menuntut jawaban dari Aura?

Jeno ingin bertanya terkait kepergian gadis itu malam tadi. Mama Yara tidak bisa mencegahnya untuk menemui Aura sekarang–apalagi hanya Bi Dima.

"Tadi aku udah izin sama Tante Yara kok. Aku cuma mau ketemu Aura sebentar aja. Permisi, Bi."

Jeno melewati tubuh Bi Dima yang tadinya berdiri menghalangi pintu masuk ke kamar Aura.

Perasaan Bi Dima yang takut jika Jeno sempat mendengar pembicaraannya dengan Aura tadi, kini kembali lega saat melihat tampang pria dengan iras kebule-an itu terlihat biasa saja.

Akhirnya, Bi Dima pun pergi dari sana, dia yakin Jeno tak sempat mendengar apa-apa terkait hal yang tadi dia bicarakan dengan anak majikannya.

****

"Aura …"

Aura terkesiap dalam posisinya yang meringkuk dan masih di dalam balutan bedcover tebal. Dia kenal pemilik suara ini–Jeno–Pria yang harusnya sudah menyandang status sebagai suaminya. Tapi, nyatanya? Ah … rasanya sangat miris.

Kedatangan Jeno membuat Aura membuka tameng dirinya dan menyingkirkan kain yang sejak tadi menutupi keseluruhan tubuhnya. 

Akan tetapi, mendadak Aura sangat malu saat dia melihat wajah Jeno lagi, perasaan tak pantas kian melingkupi dirinya hingga Aura tak kuasa dan kembali mengambil bantal untuk menutupi wajahnya.

Jeno tersenyum getir. Tapi melihat Aura sudah kembali ke rumah, ada rasa lega yang menyeruak di dadanya. Setidaknya, laki-laki itu bersyukur akan hal ini. Dia masih bisa melihat Aura lagi.

"Ra?" Sekali lagi Jeno memanggil gadis itu, tapi Aura tak menyahut, dia diam seribu bahasa dalam posisinya–seakan tengah menunggu kalimat Jeno selanjutnya.

"Apa yang sudah terjadi, Ra? Kemana kamu semalam?" Jeno bertanya lembut, tapi pertanyaannya itu seakan mendesak Aura untuk menjawabnya.

Aura kembali menangis sambil menutup wajahnya dengan bantal.

Jeno tidak bisa memaksa Aura lagi. Dia tau jika sejak awal, Aura tidak begitu menyukai perjodohan diantara mereka, tapi bukan berarti Aura harus pergi seenaknya di malam pernikahan itu, kan? Benar kata neneknya, harusnya Aura katakan saja penolakan itu sejak jauh-jauh hari–sebelum pernikahan ini hampir terealisasikan.

"Kalau kamu gak mau jawab, aku pergi sekarang. Aku harap kamu baik-baik aja dan kita bakal bicara dengan kepala yang lebih dingin nantinya."

Jeno baru saja hendak keluar dari kamar Aura yang tadi dia singgahi untuk melihat keadaan gadis itu yang kabarnya sedang tidak enak badan, tapi baru satu langkah Jeno menjauh, Aura membuka bekapan bantal di wajahnya.

Dengan wajah yang basah oleh airmata, Aura bergumam lirih.

"Kita sudahi semua ini. Tidak ada perjodohan dan tidak akan ada pengulangan pesta yang sama seperti semalam. Semuanya sudah berakhir, Jen!"

Mata Jeno terbelalak. Dia tak menyangka dengan ujaran Aura. Dia bisa menerima jika Aura belum siap dengan pernikahan mereka yang dadakan, tapi tidak seharusnya gadis ini menolak--dimana acara pernikahan mereka sudah terlewati, bahkan mungkin resepsinya juga sedang berlangsung di Hotel pada saat ini. Bukankah ini terlalu terlambat untuk Aura menolak semuanya?

Mereka memang gagal menikah semalam, sebab Jeno tidak bisa mengucap ikrar kala Aura yang tiba-tiba dikabarkan menghilang sebelum acara itu dimulai, tapi Jeno pikir mereka masih bisa mencoba mengulang pesta itu di kemudian hari kala Aura sudah benar-benar siap.

"Ke--kenapa?" tanya Jeno. Suaranya tergugu, seakan tercekat di tenggorokan dan sangat sulit saat dia mengucapkannya.

Aura menghela nafas berat, berusaha menguatkan diri untuk bisa menatap Jeno lurus-lurus, hingga akhirnya dia merealisasikan itu dengan menyingkirkan bantal dari depan wajahnya sendiri.

"Aku gak bisa. Pergilah sejauh yang kamu bisa, atau aku yang akan pergi dari kehidupan ini!" sentak Aura dengan mata memejam.

Jeno semakin melebarkan kelopak matanya. Tentu saja dia terkejut dengan perkataan Aura. Bahkan ada nada ancaman dari kalimatnya. Hal ini membuat Jeno semakin bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi pada calon istrinya?

...Bersambung …...

Terpopuler

Comments

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

Cerita saja sama Jeno dan dia akan pergi dengan sendirinya..kecuali Jeno ngeyelan 😂😂

2023-01-14

1

wagi giyoux

wagi giyoux

jadi makin kepo siapa pelaku yg menjebqk aura dan rayyan.
jangan² orang yg sama yang melecehkan aura saat masih di sma dulu.
ttep semangat thor...
di tunggu episode² selanjutnya.

2023-01-14

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kejanggalan
2 2. Ada apa?
3 3. Pertanggungjawaban
4 4. Membatalkan
5 5. Kenangan buruk
6 6. Tersangka
7 7. Mulai mengingat
8 8. Ingin pergi
9 9. Bagaimana jika ...
10 10. Penjelasan
11 11. Cari dia!
12 12. Membatalkan keberangkatan
13 13. Tidak mungkin
14 14. Dapat menerima
15 15. Stalker kecil
16 16. Latar belakang
17 17. Periksa
18 18. Sadar
19 19. Mau bagaimana lagi
20 20. Kenyataannya
21 21. Penasaran
22 22. Kamar yang sama
23 23. Menepis masa lalu
24 24. Sarapan bersama
25 25. Berhak mengetahuinya
26 26. Mulai terbiasa
27 27. Mengurus urusan
28 28. Bertemu mertua
29 29. Memulai rencana
30 30. Aku berhak!
31 31. Teman lama
32 32. Pesta
33 33. Tanggung jawab
34 34. Masih bebas
35 35. Peringatan
36 36. Melepaskan
37 37. Bertemu
38 38. Takut
39 39. Dejavu
40 40. Berubah
41 41. Sebuah kamar
42 42. Di atas Yacht
43 43. Berenang
44 44. Menyelamatkan (lagi)
45 45. Berusaha ikhlas
46 46. Organisasi
47 47. Menumpang
48 48. Penolakan
49 49. Jaga jarak
50 50. Menjadi Pengecut
51 51. Mengundurkan diri
52 52. Tidak pernah tau
53 53. Berusaha lagi
54 54. Mencari info yang terlewat
55 55. Ngawur?
56 56. Keberanian
57 57. Dibohongi
58 58. Lusa
59 59. Tertawa lepas
60 60. Kembali
61 61. Don't worry
62 62. Balas dendam?
63 63. Sangat cemburu
64 64. Ingin Pindah
65 65. Perasaan Bersalah
66 66. Tamu yang tak diharapkan
67 67. Show you
68 68. Gara-gara kamu!
69 69. Tiba
70 70. Rencana
71 71. Memetik strawberry
72 72. Tidak disangka
73 73. Perhatian Nenek
74 74. Kembali ke kota
75 75. Kondisi
76 76. Serba Salah
77 77. Menyampaikan undangan
78 78. Mendadak pias
79 79. Murka
80 80. Sebuah janji
81 81. Sahabat lama
82 82. Memanfaatkan
83 83. Kritis
84 84. Disalahkan (lagi)
85 85. Teguran
86 86. Happily ever After
87 PROMO
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Kejanggalan
2
2. Ada apa?
3
3. Pertanggungjawaban
4
4. Membatalkan
5
5. Kenangan buruk
6
6. Tersangka
7
7. Mulai mengingat
8
8. Ingin pergi
9
9. Bagaimana jika ...
10
10. Penjelasan
11
11. Cari dia!
12
12. Membatalkan keberangkatan
13
13. Tidak mungkin
14
14. Dapat menerima
15
15. Stalker kecil
16
16. Latar belakang
17
17. Periksa
18
18. Sadar
19
19. Mau bagaimana lagi
20
20. Kenyataannya
21
21. Penasaran
22
22. Kamar yang sama
23
23. Menepis masa lalu
24
24. Sarapan bersama
25
25. Berhak mengetahuinya
26
26. Mulai terbiasa
27
27. Mengurus urusan
28
28. Bertemu mertua
29
29. Memulai rencana
30
30. Aku berhak!
31
31. Teman lama
32
32. Pesta
33
33. Tanggung jawab
34
34. Masih bebas
35
35. Peringatan
36
36. Melepaskan
37
37. Bertemu
38
38. Takut
39
39. Dejavu
40
40. Berubah
41
41. Sebuah kamar
42
42. Di atas Yacht
43
43. Berenang
44
44. Menyelamatkan (lagi)
45
45. Berusaha ikhlas
46
46. Organisasi
47
47. Menumpang
48
48. Penolakan
49
49. Jaga jarak
50
50. Menjadi Pengecut
51
51. Mengundurkan diri
52
52. Tidak pernah tau
53
53. Berusaha lagi
54
54. Mencari info yang terlewat
55
55. Ngawur?
56
56. Keberanian
57
57. Dibohongi
58
58. Lusa
59
59. Tertawa lepas
60
60. Kembali
61
61. Don't worry
62
62. Balas dendam?
63
63. Sangat cemburu
64
64. Ingin Pindah
65
65. Perasaan Bersalah
66
66. Tamu yang tak diharapkan
67
67. Show you
68
68. Gara-gara kamu!
69
69. Tiba
70
70. Rencana
71
71. Memetik strawberry
72
72. Tidak disangka
73
73. Perhatian Nenek
74
74. Kembali ke kota
75
75. Kondisi
76
76. Serba Salah
77
77. Menyampaikan undangan
78
78. Mendadak pias
79
79. Murka
80
80. Sebuah janji
81
81. Sahabat lama
82
82. Memanfaatkan
83
83. Kritis
84
84. Disalahkan (lagi)
85
85. Teguran
86
86. Happily ever After
87
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!