3. Pertanggungjawaban

Acara pernikahan itu akan dilangsungkan sebentar lagi. Malam ini, Jeno akan mengucap ikrar suci pernikahan dengan Aura, anak gadis dari sahabat Papanya.

Kendati Aura berumur satu tahun lebih tua daripada Jeno, tapi pemuda itu sudah menyukai Aura sejak mereka remaja. Hanya saja, untuk mendekati Aura, Jeno tidak berani. Sangking dia menghargai gadis itu, membuatnya sulit untuk mengungkapkan perasaan yang takutnya masih labil.

Diusia 25 tahun, siapa yang menyangka jika Jeno akhirnya diberikan lampu hijau untuk menikahi Aura. Doanya selama ini seakan terjawab, Aura seperti dikutuk tidak memiliki kekasih sampai akhirnya Jeno bisa menikahinya tanpa harus berpacaran lebih dulu.

Bukankah ini salah satu penghargaan untuk dirinya?

"Kenapa ijab kabulnya harus malam, Pa? Kenapa gak dari pagi terus lanjut acara resepsi?" Jeno bertanya pada sang Ayah.

"Nenek kamu maunya begitu, malam ini akad di kediaman Aura, besok siang resepsinya di Hotel." Mama Jenifer yang menyahut.

"Nah, udah denger, kan?" celetuk Papa Beno menimpali percakapan anak dan istrinya.

"Iya, deh, iya." Jeno menghela nafas pasrah atas ujaran sang Ayah.

"Dih, yang gak sabar mau menikah." Abel--Kakak Jeno-- datang dengan membawa serta keripik kentang kesukaannya. Dia tengah berbadan dua sekarang, membuatnya terlihat 'berisi'.

"iya, dong. Sebentar lagi aku bakal nikahin Aura. Ternyata doaku dikabulkan Tuhan, Kak."

"Emang kamu pernah berdoa?" cibir Abel.

"Ya pernah, lah!"

"Abis ini doain aku nyusul ya. Aku mau deketin Grey," kata Sheila yang ikut menimpali. Dia adalah anak bungsu alias adik Abel dan Jeno. Sheila memang sudah menyukai Grey Orion Lazuardi–adik Aura–sejak lama.

"Dih, kamu kuliah dulu yang bener!" sahut Abel dan Jeno kompak.

Mereka yang ada di ruangan itu sontak tertawa mendengar percakapan ketiga saudara itu.

Tawa mereka terjeda karena kedatangan wanita sepuh yang dihormati semuanya. Sang Nenek sudah datang dan memasuki ruangan tempat mereka berkumpul.

"Kamu udah siap, Jen?" tanya Bu Rosita pada Cucu laki-lakinya itu.

"Udah, Nek," jawab Jeno.

"Ya udah. Ayo kita berangkat mengantar calon pengantin," ujar Bu Rosita dengan raut bahagianya.

Segala bayangan tentang kejadian semalam, berpendar dalam ingatan Jeno. Harusnya hari ini dia dan Aura sudah menyandang status sebagai suami-istri. Sayang seribu sayang, gadis itu justru menghilang semalam. Bahkan sampai keluarga besar Jeno memutuskan untuk pulang di waktu yang sudah sangat larut, tidak ada tanda-tanda Aura telah kembali. Sepertinya, Aura tak akan pulang semalaman.

Mereka semua sudah menghubungi Aura, tapi ternyata ponsel gadis itu  tertinggal di dalam kamar. Aura menghilang saat berniat didandani oleh MUA yang sudah menunggunya di kamar khusus berhias–begitulah kabar yang Jeno dengar.

"Kenapa Aura gak menolak pernikahan ini dari awal? Kenapa pakai acara kabur-kaburan dan menghilang di malam pengantinnya? Apa dia gak mikir, tindakannya ini membuat keluarga kita jadi malu!" 

Bu Rosita sudah mengomel sepagi ini, tentu saja masih membahas masalah kemarin yang menyangkut pokok utama gagalnya acara akad yang akan Jeno ikrarkan.

"Sabar, Ma." Papa Beno berusaha menenangkan ibunya. Dia pun melirik pada sang putra yang tampak uring-uringan karena gagal menikah semalam. "Bukan cuma keluarga kita yang malu, keluarga besar Sky juga pasti malu karena hal ini. Kita gak pernah tau alasan Aura menghilang tiba-tiba tadi malam, jadi kita harus menanyakannya nanti," lanjutnya kemudian.

Jeno diujung ruangan masih tampak diam, dia bahkan tak tidur semalaman, memikirkan Aura yang melarikan diri dari acara sakral mereka. Ya, itulah pemikiran Jeno, termasuk semua keluarganya.

"Apa kurangnya cucuku? Kenapa malah ditinggalkan di malam pernikahan?" Bu Rosita kembali berang.

"... untung saja tempat akad dan resepsi dipisah dan yang hadir disana cuma kerabat saja semalam. Jika kejadian ini terjadi di Hotel dimana para tamu dan relasi sudah berdatangan, pasti keluarga kita lebih malu lagi."

Wanita tua itu mengembuskan nafas kasar.

"Hah! Bagaimana ini? Siang nanti resepsi di Hotel. Tidak mungkin acara itu dibatalkan. Semua pasti sudah bersiap untuk acara pernikahan Jeno dan Aura. Banyak relasi bisnis yang rela datang dari luar kota, bahkan luar negeri. Jika pengantinnya tidak ada. Mau bilang apa?"

"Udahlah, Ma. Kita bisa tetap ke sana nanti dan menyambut tamunya. Anggap saja Jeno dan Aura benar-benar sudah melaksanakan akad semalam. Nanti kita lakukan akad ulang jika Aura sudah kembali," kata Mama Jenifer mencoba memberi usul dan jalan keluar.

Mendengar pernyataan menantunya, Bu Rosita justru terbelalak.

"Maksud kamu apa? Jeno dan Aura akan tetap dinikahkan dilain waktu, begitu? Tidak! Mama tidak sudi. Dengan kejadian Aura yang melarikan diri seperti ini, itu sama saja dia tidak menerima pernikahannya dengan Jeno," tukas Bu Rosita tajam.

"Tapi, Ma–"

"Gak ada tapi-tapian, pernikahan mereka gak akan pernah terjadi sampai kapanpun. Aura sudah menginjak-injak harga diri keluarga besar kita!"

"Cukup!" Jeno yang diam sejak tadi, kini angkat suara sambil menegakkan diri. "Kalian semua cuma mikir soal malu! Gak ada satupun yang mikirin gimana perasaan aku!" sengitnya sambil berlalu pergi.

"Jeno!"

"Jeno!"

Pemuda itu tidak menghiraukan lagi panggilan dari Nenek dan kedua orangtuanya, dia pergi dengan rasa dongkol luar biasa.

...***...

Di lain sisi, tepatnya di kediaman keluarga Aura. Gadis itu duduk diapit kedua orangtuanya.

Dikiri ada sang Oma, dan di kanan ada kedua adik lelakinya–Cean dan Rion.

Aura menundukkan kepala karena kini tepat diseberangnya ada Rayyan yang seakan sedang menghadiri sidang di tengah-tengah keluarga besarnya.

"Saya sudah mendengar semuanya dari Aura," kata Papa Sky memulai pembicaraannya.

Rayyan yang sejak tadi menunduk kini mengangkat wajah demi menatap pria paruh baya yang berkarisma itu.

Tidak ada kata yang keluar dari bibir Rayyan–seolah dia memang  sengaja menunggu agar Papa Sky berujar lebih lanjut terkait pembahasan mengenai dia dengan Aura.

"Saya ingin mendengar dari kamu, kenapa kamu melakukan itu pada putri saya?"

Rayyan mengehela nafas singkat sebelum akhirnya bersuara.

"Jika saya diizinkan untuk jujur, maka jawabannya adalah saya juga tidak tau kenapa saya dan Aura bisa berakhir di kamar yang sama–"

"Breng sek!" Rupanya itu sahutan dari Cean yang berada diujung sana, dia mendengkus, ada kilatan geram di kedua bola matanya, dia tak terima saudari kembarnya dilecehkan seperti ini oleh pemuda bernama Rayyan yang baru menghuni Paviliun keluarganya seminggu belakangan.

Semua yang ada disana sontak mengalihkan tatapan pada Cean, tapi Mama Yara memberi isyarat pada putranya untuk tetap diam dan mendengarkan perundingan ini sampai benar-benar menemukan titik terang.

"Saya tau jawaban saya memang terdengar seperti pria breng sek. Saya tidak menyangkal hal itu. Tapi, meski saya tidak sadar apa yang sebenarnya terjadi, saya siap untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang sudah terlanjur saya lakukan," kata Rayyan gentle.

"Tanggung jawab apa yang bisa kamu berikan?" Papa Sky kembali terfokus pada Rayyan.

"Saya siap menikahi Aura sebagai bentuk pertanggungjawaban saya. Itupun jika saya diizinkan."

Mendengar itu, Aura sontak menggeleng kuat dalam posisinya. Dia tidak mau menikah dengan lelaki asing seperti Rayyan kendati mereka sudah sempat berkenalan singkat tempo hari.

"Aku enggak mau, Pa, Ma," lirih Aura.

Semua mata kini tertuju pada gadis itu.

Oma Indri mulai angkat suara sekarang. "Aura, jika Rayyan siap menikahi kamu, itu lebih baik, Sayang. Dia mau bertanggung jawab …" bujuknya. Oma Indri memahami kondisi Aura sekarang, belum tentu ada pemuda yang mau menerima keadaan Aura apa-adanya setelah semua ini terjadi.

"Aku gak mau, Oma. Aku gak mau!" pekik Aura histeris.

Aura pun bangkit dari duduknya, kemudian melesat pergi diiringi dengan isakan yang sangat mengiris hati semua keluarga besarnya.

Bersambung …

...Visual Rayyan...

Terpopuler

Comments

Rawin Usman

Rawin Usman

lanjut....

2023-10-04

2

Opa Sujimim

Opa Sujimim

aku baru baca kisah cean neska lanjut kemari KK,apalagi visualnya Alden Richard tambah suka aku❤️❤️

2023-06-27

1

B€༄͜͡●⃝🐢ᴿⱽ᭄᭄sᷝqᷮuͤaͬd‮🆔™

B€༄͜͡●⃝🐢ᴿⱽ᭄᭄sᷝqᷮuͤaͬd‮🆔™

Kenapa Aura menolak niat tanggung jawab Rayy,kalau pun dia maw menikah dengn Jeno, kluwarga jeno sudah gk bakalan ngasih restu

2023-05-01

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kejanggalan
2 2. Ada apa?
3 3. Pertanggungjawaban
4 4. Membatalkan
5 5. Kenangan buruk
6 6. Tersangka
7 7. Mulai mengingat
8 8. Ingin pergi
9 9. Bagaimana jika ...
10 10. Penjelasan
11 11. Cari dia!
12 12. Membatalkan keberangkatan
13 13. Tidak mungkin
14 14. Dapat menerima
15 15. Stalker kecil
16 16. Latar belakang
17 17. Periksa
18 18. Sadar
19 19. Mau bagaimana lagi
20 20. Kenyataannya
21 21. Penasaran
22 22. Kamar yang sama
23 23. Menepis masa lalu
24 24. Sarapan bersama
25 25. Berhak mengetahuinya
26 26. Mulai terbiasa
27 27. Mengurus urusan
28 28. Bertemu mertua
29 29. Memulai rencana
30 30. Aku berhak!
31 31. Teman lama
32 32. Pesta
33 33. Tanggung jawab
34 34. Masih bebas
35 35. Peringatan
36 36. Melepaskan
37 37. Bertemu
38 38. Takut
39 39. Dejavu
40 40. Berubah
41 41. Sebuah kamar
42 42. Di atas Yacht
43 43. Berenang
44 44. Menyelamatkan (lagi)
45 45. Berusaha ikhlas
46 46. Organisasi
47 47. Menumpang
48 48. Penolakan
49 49. Jaga jarak
50 50. Menjadi Pengecut
51 51. Mengundurkan diri
52 52. Tidak pernah tau
53 53. Berusaha lagi
54 54. Mencari info yang terlewat
55 55. Ngawur?
56 56. Keberanian
57 57. Dibohongi
58 58. Lusa
59 59. Tertawa lepas
60 60. Kembali
61 61. Don't worry
62 62. Balas dendam?
63 63. Sangat cemburu
64 64. Ingin Pindah
65 65. Perasaan Bersalah
66 66. Tamu yang tak diharapkan
67 67. Show you
68 68. Gara-gara kamu!
69 69. Tiba
70 70. Rencana
71 71. Memetik strawberry
72 72. Tidak disangka
73 73. Perhatian Nenek
74 74. Kembali ke kota
75 75. Kondisi
76 76. Serba Salah
77 77. Menyampaikan undangan
78 78. Mendadak pias
79 79. Murka
80 80. Sebuah janji
81 81. Sahabat lama
82 82. Memanfaatkan
83 83. Kritis
84 84. Disalahkan (lagi)
85 85. Teguran
86 86. Happily ever After
87 PROMO
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Kejanggalan
2
2. Ada apa?
3
3. Pertanggungjawaban
4
4. Membatalkan
5
5. Kenangan buruk
6
6. Tersangka
7
7. Mulai mengingat
8
8. Ingin pergi
9
9. Bagaimana jika ...
10
10. Penjelasan
11
11. Cari dia!
12
12. Membatalkan keberangkatan
13
13. Tidak mungkin
14
14. Dapat menerima
15
15. Stalker kecil
16
16. Latar belakang
17
17. Periksa
18
18. Sadar
19
19. Mau bagaimana lagi
20
20. Kenyataannya
21
21. Penasaran
22
22. Kamar yang sama
23
23. Menepis masa lalu
24
24. Sarapan bersama
25
25. Berhak mengetahuinya
26
26. Mulai terbiasa
27
27. Mengurus urusan
28
28. Bertemu mertua
29
29. Memulai rencana
30
30. Aku berhak!
31
31. Teman lama
32
32. Pesta
33
33. Tanggung jawab
34
34. Masih bebas
35
35. Peringatan
36
36. Melepaskan
37
37. Bertemu
38
38. Takut
39
39. Dejavu
40
40. Berubah
41
41. Sebuah kamar
42
42. Di atas Yacht
43
43. Berenang
44
44. Menyelamatkan (lagi)
45
45. Berusaha ikhlas
46
46. Organisasi
47
47. Menumpang
48
48. Penolakan
49
49. Jaga jarak
50
50. Menjadi Pengecut
51
51. Mengundurkan diri
52
52. Tidak pernah tau
53
53. Berusaha lagi
54
54. Mencari info yang terlewat
55
55. Ngawur?
56
56. Keberanian
57
57. Dibohongi
58
58. Lusa
59
59. Tertawa lepas
60
60. Kembali
61
61. Don't worry
62
62. Balas dendam?
63
63. Sangat cemburu
64
64. Ingin Pindah
65
65. Perasaan Bersalah
66
66. Tamu yang tak diharapkan
67
67. Show you
68
68. Gara-gara kamu!
69
69. Tiba
70
70. Rencana
71
71. Memetik strawberry
72
72. Tidak disangka
73
73. Perhatian Nenek
74
74. Kembali ke kota
75
75. Kondisi
76
76. Serba Salah
77
77. Menyampaikan undangan
78
78. Mendadak pias
79
79. Murka
80
80. Sebuah janji
81
81. Sahabat lama
82
82. Memanfaatkan
83
83. Kritis
84
84. Disalahkan (lagi)
85
85. Teguran
86
86. Happily ever After
87
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!