8. Ingin pergi

Aura baru saja selesai mandi pagi ketika sang Mama kembali menyambangi kamarnya.

"Sayang, Mama boleh masuk, gak?"

Aura akhirnya membukakan pintu untuk sang Mama.

"Kenapa, Ma?"

Mama Yara masuk dan menatap Aura yang sudah segar dengan masih menggunakan bathrobe.

"Pakaian dulu, gih. Mama mau ngomong sama kamu." Mama Yara berusaha bersikap biasa, semoga Aura lebih rileks dan tidak kembali memikirkan kejadian yang menimpa nya. Meski itu tidak mungkin, tapi paling tidak Mama Yara mau Aura sedikit lebih tenang setelah nantinya dia memberi kabar ini.

Aura mengangguk dengan wajah sembabnya. Dia kembali ke depan sang Mama setelah sebelumnya berpakaian dulu di ruang ganti yang ada didalam kamarnya.

Aura duduk disamping sang Mama dengan tangan yang mulai digenggam oleh wanita yang melahirkannya itu.

"Mama cuma mau bilang, Papa udah menyelidiki hasil cctv rumah."

Aura diam, seolah menunggu sang Mama menjelaskan. Dia tidak mau menyela pembicaraan itu.

"Jadi, cctv yang menyorot ke beranda belakang itu rusak. Papa juga baru tau pas mengecek hal ini. Entah ada yang sengaja merusaknya, atau memang sudah rusak dari sebelum acara pernikahan kamu."

Aura masih tetap diam dengan bibir terkatup. Tapi kali ini dia menundukkan pandangan. Dalam pemikiran gadis itu ialah mungkin memang keadaan yang sedang tidak berpihak padanya.

"... sebenarnya Papa bisa aja meminta bantuan polisi untuk mengurus ini dan menyelidikinya dengan keahlian mereka yang pasti lebih baik. Tapi Papa gak mau melakukan itu."

Mama Yara terdengar menghela nafas berat. "Papa gak mau hal ini sampai diketahui banyak orang. Papa hanya berniat menjaga kamu dari pandangan buruk orang lain. Apalagi ini terjadi tepat di malam pengantin yang harusnya kamu lewati bersama Jeno."

Kalo ini Aura mengangguk-anggukkan kepalanya, seolah dia setuju dengan keputusan yang dibuat oleh Papa Sky.

"Aura udah gak perlu bukti dari rekaman cctv itu kok, Ma."

Kedua alis mama Yara terangkat, dia menatap anaknya dengan keheranan. Tentu jawaban Aura diluar prediksinya, dia kira Aura akan histeris karena akhirnya tidak dapat mengetahui semua yang terjadi dari rekaman itu.

"Aura rasa, ada atau tidaknya rekaman itu sama saja. Gak ada yang bisa mengembalikan kondisi Aura seperti semula."

Untuk kali ini, Mama Yara benar-benar terhenyak dengan ujaran putrinya. Jantungnya seperti diremass kuat. Ada geletar nyeri yang sulit diutarakan. Dia ikut merasakan sesak yang Aura sampaikan lewat kalimatnya. Sangat menyakitkan.

"Aura ..."

"Aura udah pasrah, Ma. Dan Aura udah bicarain ini sama Oma kemarin, kalau Aura enggak mau tinggal disini lagi. Aura mau menenangkan diri untuk sementara waktu."

Mama Yara kembali menarik nafas dalam-dalam, sebelum akhirnya dia kembali bersuara.

"Mama hargai keputusan kamu. Tapi Mama berharap kamu gak pesimis. Kita akan terus berusaha mencari tau semuanya soal siapa yang paling bersalah dalam kejadian ini. Sekalipun orang itu tidak mendapat sangsi hukuman dalam jeruji, paling tidak dia akan mendapat sangsi sosial atau pelajaran dari Papa kamu."

"Udahlah, Ma."

Mama Yara paham betul jika putrinya sudah patah semangat sekarang, dia hanya perlu mengembalikan keceriaan dan kepercayaan diri Aura lagi kendati itu akan sangat sulit.

"Kamu tau kan, Papa kamu gak akan membiarkan orang itu lepas begitu saja."

Aura mengangguk lesu.

"Jadi, keputusan kamu adalah menyendiri dulu? Jika memang begitu, Mama akan bilang sama Tante Levina--"

"Aura gak mau ke psikiater lagi, Ma. Aura capek terapi," serobot Aura sebelum sang Mama menyelesaikan kalimat. "Maksud Aura untuk tidak tinggal disini lagi ... juga bukan hanya meninggalkan rumah ini." Buru-buru dia menjelaskan.

Ucapan Aura membuat Mama Yara sedikit mengernyit kebingungan.

"... Aura ke Singapore aja, atau kembali tinggal di Jerman seperti waktu kuliah dulu."

Mama Yara menggeleng kuat. "Mama gak setuju, Nak. Mama gak mau berpisah sama kamu lagi seperti dulu."

"Dulu aja mama bisa, kenapa sekarang enggak?"

"Dulu beda, dulu kamu kuliah disana sekalian--" Mama Yara menghentikan kalimatnya sendiri, tiba-tiba dia ingat jika dulu Aura kuliah jauh juga untuk sekalian menenangkan diri--sama seperti niatnya saat ini.

"Sekalian menenangkan diri karena dulu aku sakit, Ma," kata Aura menyambung perkataan sang Mama. "Apa bedanya? Sekarang juga sama. Bahkan keadaannya lebih parah dari dulu. Sampai-sampai aku udah kehilangan sesuatu yang tadinya sangat aku jaga," kata Aura kembali meneteskan airmatanya.

Entahlah, jika mengingat itu Aura selalu tidak bisa membendung kesedihan. Dia benar-benar terpukul dan tidak mampu bersikap baik-baik saja seolah semuanya tidak pernah terjadi.

"Baiklah, jika memang itu keputusan kamu, Nak." Mama Yara pasrah, dia tak bisa menghalang-halangi Aura lagi.

...***...

Kabar mengenai Aura yang akan pergi meninggalkan Indonesia, akhirnya sampai ke telinga Rayyan. Hal ini semakin membuatnya merasa bersalah sekaligus berdosa. Dia ingin sekali menemui Aura dan berbicara secara pribadi dengan gadis itu. Tentu bukan untuk meminta maaf karena Rayyan tau maafnya tidak akan pernah di terima.

"Non Aura mau pergi ke Luar Negeri, Mas."

Masih terngiang di ingatan Rayyan mengenai perkataan Bi Dima tadi, membuat pemuda itu menjadi berpikir keras mengenai keputusan Aura ini.

Alih-alih menerima tanggung jawab dari Rayyan, Aura justru lebih memilih untuk pergi jauh.

Rayyan dapat menerima keputusan Aura ini sebab dia juga tak mungkin memaksa gadis itu lagi disaat tawarannya untuk menikahi Aura sudah ditolak mentah-mentah.

Akan tetapi, ada satu yang masih mengganjal hati Rayyan setelah kejadian yang menimpa Aura dan dirinya. Itulah yang membuatnya urung untuk meninggalkan kediaman orangtua Aura.

Rayyan takut jika Aura hamil. Itu yang menahannya tetap disini kendati dia sadar bahwa dia sudah tidak punya muka lagi.

Orangtua Aura memang tidak mengusirnya, tapi kedua saudara Aura seolah memberi isyarat agar dia segera pergi.

Rayyan enggan pergi meski dia sudah kepalang malu karena perbuatannya. Rayyan hanya tidak mau dianggap lepas dari tanggung jawab. Dia ingin memastikan jika Aura tidak hamil karenanya. Atau, biarlah dia disini dulu, paling tidak sampai Aura benar-benar sudah berangkat ke Luar Negeri juga.

Kali ini, niat Rayyan adalah ingin meminta bantuan Pak Zulmi untuk bicara dan mengatakan pada orangtua Yara bahwa malam itu dia sempat pergi keluar rumah--demi membelikan obat untuk seorang tamu--di apotek. Barangkali, hal itu dapat memberikan sebuah titik terang, sebab Rayyan juga sudah mendengar jika Cctv belakang rumah--rusak.

Saat ingin ke pos depan, tidak sengaja Rayyan melihat Aura yang berjalan disisi ruang tamu.

Rayyan dapat melihat itu dari luar-- sebab interior rumah itu memang disekat dengan kaca transparan yang jika siang hari semua gordennya akan di buka.

Rayyan menunda untuk bertemu Pak Zulmi, dia ingin bicara pada Aura lebih dulu.

"Ra?" Rayyan berusaha memanggil gadis itu, kendati dia sadar mungkin Aura membencinya sekarang.

Tidak perlu panggilan yang kedua sebab gadis itu langsung menoleh dan mencari-cari siapa yang tengah memanggilnya.

Rayyan tersenyum sendu ke arah Aura yang dibalas gadis itu dengan sikap tak acuh.

Aura pun pergi begitu saja tanpa menggubris Rayyan. Padahal Rayyan sangat ingin bicara dengan Aura secara empat mata--disaat adik-adik Aura tidak ada. Paling tidak, keadaan sekarang ini cukup memungkinkan untuknya agar bisa meyakinkan Aura soal pertanggungjawabannya.

Rayyan kembali berjalan dengan lesu dan tak sengaja berpapasan dengan Bi Dima disana.

"Bi ..." Kali ini Rayyan memanggil Bi Dima, sebab usahanya untuk mengajak Aura bicara sudah musnah ketika gadis itu berlalu tanpa mengindahkannya.

"Kenapa, Mas?"

"Aura udah mau makan? Aku lihat dia udah turun ke bawah tadi."

"Syukurnya Non Aura udah lebih baik sekarang, Mas. Tapi Bibi tau hati Non Aura pasti masih sedih."

Rayyan menganggukkan kepalanya, kemudian terlintas sebuah ide agar Aura mau mendengarkan dia memberikan penjelasan.

"Bi, bisa titip sesuatu buat Aura, gak?"

...Bersambung .......

Tap Love dan berikan dukungannya ya❤️🙏

Terpopuler

Comments

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

Coba berpikir realistis Ra..buka hatimu,setidaknya Rayyan sudah punya niat untuk bertanggung jawab jadi selesaikan dengan bicara baik2 jangan egois..bukankah kalian sama2 korban disini.

2023-01-21

1

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

Nah pinter Rayyan kamu bahkan sudah memikirkan akibatnya.

2023-01-21

1

wagi giyoux

wagi giyoux

lanjut...

2023-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kejanggalan
2 2. Ada apa?
3 3. Pertanggungjawaban
4 4. Membatalkan
5 5. Kenangan buruk
6 6. Tersangka
7 7. Mulai mengingat
8 8. Ingin pergi
9 9. Bagaimana jika ...
10 10. Penjelasan
11 11. Cari dia!
12 12. Membatalkan keberangkatan
13 13. Tidak mungkin
14 14. Dapat menerima
15 15. Stalker kecil
16 16. Latar belakang
17 17. Periksa
18 18. Sadar
19 19. Mau bagaimana lagi
20 20. Kenyataannya
21 21. Penasaran
22 22. Kamar yang sama
23 23. Menepis masa lalu
24 24. Sarapan bersama
25 25. Berhak mengetahuinya
26 26. Mulai terbiasa
27 27. Mengurus urusan
28 28. Bertemu mertua
29 29. Memulai rencana
30 30. Aku berhak!
31 31. Teman lama
32 32. Pesta
33 33. Tanggung jawab
34 34. Masih bebas
35 35. Peringatan
36 36. Melepaskan
37 37. Bertemu
38 38. Takut
39 39. Dejavu
40 40. Berubah
41 41. Sebuah kamar
42 42. Di atas Yacht
43 43. Berenang
44 44. Menyelamatkan (lagi)
45 45. Berusaha ikhlas
46 46. Organisasi
47 47. Menumpang
48 48. Penolakan
49 49. Jaga jarak
50 50. Menjadi Pengecut
51 51. Mengundurkan diri
52 52. Tidak pernah tau
53 53. Berusaha lagi
54 54. Mencari info yang terlewat
55 55. Ngawur?
56 56. Keberanian
57 57. Dibohongi
58 58. Lusa
59 59. Tertawa lepas
60 60. Kembali
61 61. Don't worry
62 62. Balas dendam?
63 63. Sangat cemburu
64 64. Ingin Pindah
65 65. Perasaan Bersalah
66 66. Tamu yang tak diharapkan
67 67. Show you
68 68. Gara-gara kamu!
69 69. Tiba
70 70. Rencana
71 71. Memetik strawberry
72 72. Tidak disangka
73 73. Perhatian Nenek
74 74. Kembali ke kota
75 75. Kondisi
76 76. Serba Salah
77 77. Menyampaikan undangan
78 78. Mendadak pias
79 79. Murka
80 80. Sebuah janji
81 81. Sahabat lama
82 82. Memanfaatkan
83 83. Kritis
84 84. Disalahkan (lagi)
85 85. Teguran
86 86. Happily ever After
87 PROMO
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Kejanggalan
2
2. Ada apa?
3
3. Pertanggungjawaban
4
4. Membatalkan
5
5. Kenangan buruk
6
6. Tersangka
7
7. Mulai mengingat
8
8. Ingin pergi
9
9. Bagaimana jika ...
10
10. Penjelasan
11
11. Cari dia!
12
12. Membatalkan keberangkatan
13
13. Tidak mungkin
14
14. Dapat menerima
15
15. Stalker kecil
16
16. Latar belakang
17
17. Periksa
18
18. Sadar
19
19. Mau bagaimana lagi
20
20. Kenyataannya
21
21. Penasaran
22
22. Kamar yang sama
23
23. Menepis masa lalu
24
24. Sarapan bersama
25
25. Berhak mengetahuinya
26
26. Mulai terbiasa
27
27. Mengurus urusan
28
28. Bertemu mertua
29
29. Memulai rencana
30
30. Aku berhak!
31
31. Teman lama
32
32. Pesta
33
33. Tanggung jawab
34
34. Masih bebas
35
35. Peringatan
36
36. Melepaskan
37
37. Bertemu
38
38. Takut
39
39. Dejavu
40
40. Berubah
41
41. Sebuah kamar
42
42. Di atas Yacht
43
43. Berenang
44
44. Menyelamatkan (lagi)
45
45. Berusaha ikhlas
46
46. Organisasi
47
47. Menumpang
48
48. Penolakan
49
49. Jaga jarak
50
50. Menjadi Pengecut
51
51. Mengundurkan diri
52
52. Tidak pernah tau
53
53. Berusaha lagi
54
54. Mencari info yang terlewat
55
55. Ngawur?
56
56. Keberanian
57
57. Dibohongi
58
58. Lusa
59
59. Tertawa lepas
60
60. Kembali
61
61. Don't worry
62
62. Balas dendam?
63
63. Sangat cemburu
64
64. Ingin Pindah
65
65. Perasaan Bersalah
66
66. Tamu yang tak diharapkan
67
67. Show you
68
68. Gara-gara kamu!
69
69. Tiba
70
70. Rencana
71
71. Memetik strawberry
72
72. Tidak disangka
73
73. Perhatian Nenek
74
74. Kembali ke kota
75
75. Kondisi
76
76. Serba Salah
77
77. Menyampaikan undangan
78
78. Mendadak pias
79
79. Murka
80
80. Sebuah janji
81
81. Sahabat lama
82
82. Memanfaatkan
83
83. Kritis
84
84. Disalahkan (lagi)
85
85. Teguran
86
86. Happily ever After
87
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!