10. Penjelasan

Dengan tergesa-gesa, seorang pria turun dari mobilnya. Karena rasa tak sabar, dia menekan bel secara berulang kali pada rumah yang tengah didatanginya.

"Mas Jeno?" Bi Dima keheranan melihat wajah pemuda itu yang memerah.

"Aura mana, Bi?" serobot Jeno langsung.

"Non Aura masih---"

"Ah, udahlah ..." Jeno yang sudah terbiasa di kediaman Aura sebab disana juga tempat bermainnya sejak kecil--mulai berderap untuk mencari keberadaan gadis itu.

Langkah Jeno terhenti di undakan tangga-- saat melihat gadis yang dicarinya sedang bergerak untuk turun ke arahnya.

"Jen?" Aura tampak sedikit terkejut dengan kedatangan Jeno hari ini. Sudah seminggu berlalu sejak acara pernikahan mereka berdua yang batal, dan ini adalah kedua kalinya Jeno mendatangi Aura kembali.

"Kamu mau ke luar negeri?" Jeno menggelengkan kepalanya tak percaya. "Kenapa, Ra?" tanyanya dengan tatapan pilu.

Hal ini pula yang membawa Jeno untuk cepat-cepat mendatangi Aura lagi, padahal dia masih mau memberi Aura waktu untuk menenangkan diri agar bisa memikirkan lanjutan pernikahan mereka yang hampir terjadi. Tapi, kabar mengenai Aura yang akan pergi-- mengusik ketenangan seorang Jeno Alvaro.

Aura berhenti tepat di depan Jeno setelah dia benar-benar menuruni beberapa anak tangga.

"Gak ada alasan." Gadis itu mencoba tersenyum. Aura tidak mau nampak lemah dihadapan lelaki yang hampir menjadi suaminya ini. "Aku udah bilang kan, kalau semua diantara kita berakhir dan gak usah menemui aku lagi."

"Gak gini caranya, Aura!" Jeno tampak menekankan. "Aku butuh penjelasan kamu. Apa yang udah terjadi? Kamu pergi dimalam pernikahan kita dan kamu membatalkan semuanya tanpa memikirkan perasaanku?" desaknya.

Aura menipiskan bibir, dia mencoba menanggapi Jeno dengan sikap tenang.

"Bisa kita duduk dulu? Aku akan menjelaskannya sama kamu."

"Fine." Jeno menurut. "Aku bakal denger apa alasan kamu sebenarnya, karena aku memang menunggu penjelasan kamu. Aku berhak tau hal itu!" tukasnya.

Mereka pun duduk di sofa ruang tengah dengan posisi berhadap-hadapan.

Aura menarik nafas dalam-dalam sebelum mengatakan yang sebenarnya pada Jeno. Dia juga memaklumi jika Jeno masih merasa hubungan mereka belum tuntas. Terang saja, Jeno memang belum mendengar penjelasannya bahkan tidak tau apa yang menimpanya.

"Sebelum aku memberitahu kamu apa alasan aku menghilang di malam itu, boleh aku tau lebih dulu kenapa kamu masih datang kesini dan menemuiku, Jen?"

"Tentu saja karena aku masih sangat berharap kita bisa memperbaiki semuanya, Ra." Jeno menyahut mantap.

Ada sorot keteguhan dimata Jeno, membuat perasaan Aura tak tega harus menyakiti Jeno kembali dengan kenyataan yang ada. Tapi, sekali lagi Aura meyakinkan jika Jeno memang berhak tau segalanya, kendati dengan begini sama dengan Aura sengaja membuka aib dan kekurangannya didepan pemuda itu.

"Gimana dengan keluarga kamu? Mereka gak akan mau nerima aku lagi, kan? Aku udah mendengar bagaimana marahnya Nenek kamu pada keluargaku karena hal ini. Aku maklum, aku gak menyalahkan mereka karena aku yang salah dengan tiba-tiba menghilang di acara itu."

Aura memang sempat mendengar Papa atau Mamanya menerima panggilan dari keluarga Jeno dan itu berupa kemarahan. Aura pun merasa bersalah, karena dirinyalah hubungan baik yang telah terjalin antara keluarganya dan keluarga pemuda itu menjadi berantakan.

"Aku gak peduli, Ra. Sama seperti mereka yang juga gak peduli sama aku. Mereka hanya memikirkan malu, tanpa memikirkan gimana perasaanku."

Aura masih diam dan tidak menyahuti ucapan Jeno.

"... satu hal yang harus kamu tau, aku mau semuanya kembali seperti semula. Aku bahkan bisa menerima semua alasan kamu yang pergi di malam itu. Aku ke sini, karena aku masih menunggu kamu, tapi kenapa kamu malah memutuskan untuk pergi?" Suara Jeno berubah frustrasi. Dia mendengkus kasar diujung kalimat, menunjukkan ketidaksukaannya atas keputusan Aura yang akan meninggalkan Indonesia setelah gagalnya pernikahan mereka.

"Oh, ya?" Aura tersenyum getir. "Apa kamu bakal tetap bersikukuh seperti ini jika kamu tau keadaan aku yang sebenarnya?" tanyanya.

Jeno mendelik kecil, belum mengerti kemana arah perkataan Aura, atau dia memang belum menangkap maksud dibalik ucapan gadis itu?

"... apa kamu juga bakal tetap gak peduli jika alasan aku yang tetap gak mau memperbaiki hubungan kita--karena aku yang udah gak sama lagi?" imbuhnya.

"Maksud kamu apa, Ra?"

"Kamu gak akan bisa menerima keadaan aku jika kamu tau yang sebenarnya, Jen."

"Sebenarnya?" Kedua alis Jeno terangkat, masih merasa perkataan Aura ambigu, dia mau mendengar penjelasan dengan sangat jelas meski sepertinya akan terasa lebih menyakitkan dari kejadian yang sudah-sudah.

"Kamu gak perlu menunggu aku lagi karena aku gak akan merubah keputusan untuk tetap pergi meninggalkan Indonesia," ujar Aura teguh.

Jeno bangkit dari duduknya, dengan sedikit menyentakkan tubuh. Dia menyorot dalam ke arah netra Aura yang tampak berair namun belum meneteskan air itu. Jeno tau Aura sedang berusaha menahan tangis sekarang.

"Kamu bilang sama aku apa dan dimana masalahnya? Kalau salah itu dari aku, aku bakal berusaha memperbaikinya. Sama seperti hubungan kita, semua ini masih bisa diperbaiki." Jeno tampak mengiba sekarang.

"Jangan ..." Aura menggeleng pelan, sesekali mengadah ke atas agar airmatanya tidak tumpah. "Semuanya udah gak bisa diperbaiki. Udah aku bilang kamu gak akan bisa menerima keadaanku karena aku udah gak sama lagi. Masalahnya ada di aku, bukan di kamu."

"Kita perbaiki apa yang salah dari kamu. Aku bisa menerima---"

"Aku udah gak suci!" serobot Aura langsung. "... aku udah ternoda. Aku udah kehilangan kehormatan. Apa kamu tetap mau menerima aku?" Aura menatap bergantian pada kedua bola mata Jeno.

Mendengar itu, mata Jeno langsung membulat sempurna. Dia sangat terkejut. Tidak, sepertinya ada yang salah disini? Ya, Jeno pasti salah dengar atau salah menafsirkan maksud perkataan Aura.

"Ra, maksud kamu--"

"Iya, benar, aku bukan seorang perawan lagi. Kamu mau menerima aku?" Aura tertawa sumbang, kini disertai dengan airmatanya yang tak bisa dibendung lagi, mengalir begitu saja.

"... meskipun kamu mau, tapi aku tetap gak bisa menerima pernikahan kita, Jen." Buru-buru Aura menyambung kalimatnya sebelum Jeno sempat menjawab.

Jeno membeku di tempatnya. Kenyataan yang baru disampaikan Aura sangat membuatnya terpukul. Ada yang terasa ngilu di dalam sana. Hatinya seperti dicengkram kencang.

"Jika kamu ragu aku bakal nerima kondisi kamu yang seperti itu, kenapa kamu gak menolak perjodohan ini dari awal?" tanya Jeno lesu sambil menatap lantai.

"Kalau aja ini terjadi jauh sebelum malam pernikahan kita, mungkin aku gak akan pernah mau membuka kehidupan untuk lelaki manapun termasuk kamu, Jen. Sayangnya ini terjadi di malam itu. Malam dimana harusnya aku mendengar ikrar suci dari mulut kamu."

Kali ini Jeno terperangah. Apa ini berarti malam saat Aura menghilang adalah malam dimana gadis ini terenggut kesuciannya?

"Sepertinya ada yang menjebak aku dan membuatku harus berakhir bersama laki-laki lain di malam itu. Agar aku gak pernah menikah sama kamu."

Dari sekian obrolannya dengan Aura hari ini, kenyataan yang baru saja Aura lontarkan lah yang paling menyakitkan bagi Jeno. Dalam kata lain, Aura kehilangan segalanya bukan karena keinginan gadis itu sendiri-- melainkan ada orang lain yang merencanakannya dan ada yang merenggutnya secara paksa. Itu artinya Aura tak pernah berniat meninggalkan acara pernikahan mereka seperti yang selama ini dia dan keluarganya tuduhkan.

Jika ditanyakan siapa yang paling sakit hati disini, jawabannya adalah Jeno. Tapi, jika kembali mempertanyakan siapa yang paling hancur, tentu saja itu adalah Aura. Jeno mendadak tersengal dengan kenyataan yang baru saja Aura sampaikan padanya.

"Siapa yang menjebak kamu, Ra?" tanyanya dengan suara tercekat, nyaris seperti berbisik.

"Aku enggak tau."

Jeno terdiam, tampak mencerna situasinya.

"Lalu siapa laki-laki itu?" Kali ini intonasi suara Jeno sedikit meroket naik ada geraman disana.

"Rayyan."

...Bersambung ......

Tinggalkan komentarnya ya kalau mau di lanjut,🙏

Terpopuler

Comments

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

Bagus Ra..kamu sudah jujur pada Jeno,semoga saja Jeno pun bisa membantu mencari siapa yang telah menjebak Aura dan Rayyan malam itu.

2023-01-21

0

wagi giyoux

wagi giyoux

next

2023-01-19

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kejanggalan
2 2. Ada apa?
3 3. Pertanggungjawaban
4 4. Membatalkan
5 5. Kenangan buruk
6 6. Tersangka
7 7. Mulai mengingat
8 8. Ingin pergi
9 9. Bagaimana jika ...
10 10. Penjelasan
11 11. Cari dia!
12 12. Membatalkan keberangkatan
13 13. Tidak mungkin
14 14. Dapat menerima
15 15. Stalker kecil
16 16. Latar belakang
17 17. Periksa
18 18. Sadar
19 19. Mau bagaimana lagi
20 20. Kenyataannya
21 21. Penasaran
22 22. Kamar yang sama
23 23. Menepis masa lalu
24 24. Sarapan bersama
25 25. Berhak mengetahuinya
26 26. Mulai terbiasa
27 27. Mengurus urusan
28 28. Bertemu mertua
29 29. Memulai rencana
30 30. Aku berhak!
31 31. Teman lama
32 32. Pesta
33 33. Tanggung jawab
34 34. Masih bebas
35 35. Peringatan
36 36. Melepaskan
37 37. Bertemu
38 38. Takut
39 39. Dejavu
40 40. Berubah
41 41. Sebuah kamar
42 42. Di atas Yacht
43 43. Berenang
44 44. Menyelamatkan (lagi)
45 45. Berusaha ikhlas
46 46. Organisasi
47 47. Menumpang
48 48. Penolakan
49 49. Jaga jarak
50 50. Menjadi Pengecut
51 51. Mengundurkan diri
52 52. Tidak pernah tau
53 53. Berusaha lagi
54 54. Mencari info yang terlewat
55 55. Ngawur?
56 56. Keberanian
57 57. Dibohongi
58 58. Lusa
59 59. Tertawa lepas
60 60. Kembali
61 61. Don't worry
62 62. Balas dendam?
63 63. Sangat cemburu
64 64. Ingin Pindah
65 65. Perasaan Bersalah
66 66. Tamu yang tak diharapkan
67 67. Show you
68 68. Gara-gara kamu!
69 69. Tiba
70 70. Rencana
71 71. Memetik strawberry
72 72. Tidak disangka
73 73. Perhatian Nenek
74 74. Kembali ke kota
75 75. Kondisi
76 76. Serba Salah
77 77. Menyampaikan undangan
78 78. Mendadak pias
79 79. Murka
80 80. Sebuah janji
81 81. Sahabat lama
82 82. Memanfaatkan
83 83. Kritis
84 84. Disalahkan (lagi)
85 85. Teguran
86 86. Happily ever After
87 PROMO
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Kejanggalan
2
2. Ada apa?
3
3. Pertanggungjawaban
4
4. Membatalkan
5
5. Kenangan buruk
6
6. Tersangka
7
7. Mulai mengingat
8
8. Ingin pergi
9
9. Bagaimana jika ...
10
10. Penjelasan
11
11. Cari dia!
12
12. Membatalkan keberangkatan
13
13. Tidak mungkin
14
14. Dapat menerima
15
15. Stalker kecil
16
16. Latar belakang
17
17. Periksa
18
18. Sadar
19
19. Mau bagaimana lagi
20
20. Kenyataannya
21
21. Penasaran
22
22. Kamar yang sama
23
23. Menepis masa lalu
24
24. Sarapan bersama
25
25. Berhak mengetahuinya
26
26. Mulai terbiasa
27
27. Mengurus urusan
28
28. Bertemu mertua
29
29. Memulai rencana
30
30. Aku berhak!
31
31. Teman lama
32
32. Pesta
33
33. Tanggung jawab
34
34. Masih bebas
35
35. Peringatan
36
36. Melepaskan
37
37. Bertemu
38
38. Takut
39
39. Dejavu
40
40. Berubah
41
41. Sebuah kamar
42
42. Di atas Yacht
43
43. Berenang
44
44. Menyelamatkan (lagi)
45
45. Berusaha ikhlas
46
46. Organisasi
47
47. Menumpang
48
48. Penolakan
49
49. Jaga jarak
50
50. Menjadi Pengecut
51
51. Mengundurkan diri
52
52. Tidak pernah tau
53
53. Berusaha lagi
54
54. Mencari info yang terlewat
55
55. Ngawur?
56
56. Keberanian
57
57. Dibohongi
58
58. Lusa
59
59. Tertawa lepas
60
60. Kembali
61
61. Don't worry
62
62. Balas dendam?
63
63. Sangat cemburu
64
64. Ingin Pindah
65
65. Perasaan Bersalah
66
66. Tamu yang tak diharapkan
67
67. Show you
68
68. Gara-gara kamu!
69
69. Tiba
70
70. Rencana
71
71. Memetik strawberry
72
72. Tidak disangka
73
73. Perhatian Nenek
74
74. Kembali ke kota
75
75. Kondisi
76
76. Serba Salah
77
77. Menyampaikan undangan
78
78. Mendadak pias
79
79. Murka
80
80. Sebuah janji
81
81. Sahabat lama
82
82. Memanfaatkan
83
83. Kritis
84
84. Disalahkan (lagi)
85
85. Teguran
86
86. Happily ever After
87
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!