Bab 15 beraksi

Pagi sekali kakek wijaya bangun mengumpulkan semua pekerjanya diperkebunan.

memulai aksinya mengerjai vania yang masih terlelap.

"Selamat pagi semuanya? " ucap kakek wijaya menyapa para pekerja ditemani empat bodyguard setianya.

" Pagi tuan wijaya ?" jawab mereka serempak

"Pagi ini,saya mengumpulkan kalian karena ada sesuatu yang ingin saya sampaikan,mengenai wanita dirumah saya? kau sudah tau kan mumun?"

Mumun mengangguk paham

" Jadi dia pekerja baru saya dari kota,sebisa mungkin kalian ajarkan cara bekerja memanen pucuk teh yang benar,jangan sampai dia melakukan kesalahan sedikitpun? paham !"

"Paham tuan ?" jawab mereka bersama

" Dan kalian jangan sungkan menyuruh apa saja karena dia pekerja baru yang memaksa tinggal bersama cucu kesayangan saya"

Para pekerja saling lirik,tidak paham maksud dari memaksa tinggal bersama sang cucu,namun mereka tetap menuruti kemauan kakek wijaya tanpa bertanya siapa wanita itu.

" Mumun? kau bangunkan dia ya?"

" Baik tuan?" Mumun berjalan memasuki rumah kakek wijaya dengan semangat dia membangunkan vania,karena tidak sabar ingin mengerjai wanita sombong macam vania.

" Heh bangun!" Mumun mnggoncang-goncangkan tubuh vania.

" Apa sih ma! aku masih ngantuk !" ucap vania kesal dibangunkan dan tidak ingat dirinya berada dimana.

" Ma,ma! aku bukan mamamu ya ! cepat bangun kerja!!" teriak mumun tepat ditelinga vania

Vania yang tadinya masih mengantuk matanya terbuka lebar teringat dirinya berada di rumah kakek wijaya.

" Iya iya bawel banget sih?"

" Cepat ganti pakaianmu,tuan wijaya sudah menunggu atau kau mau diusir dari sini!"

Mendengar kata diusir,vania bergegas berganti pakaian,tidak mau kesempatan terakhir untuk berdekatan dengan bian sia-sia.

" Mana si vania?" tanya kakek wijaya saat mumun sampai diperkebunan

" Itu dibelakang tuan?" tunjuk mumun pada vania yang terlihat kesusahan berjalan diperkebunan memakai sandal jepit.

Kakek wijaya menyeringai

"Sudah pasti anak manja seperti dia tidak bisa hidup didesa seperti ini?" gumam kakek wijaya yang masih terdengar oleh ke empat bodyguardnya.

Para bodyguard yang sudah mengerti ketidak sukaan kakek wijaya terhadap vania diam saja dan tidak mau ikut campur urusan sang bos kecuali itu perintah.

"Sudah siap vania " tanya kakek wijaya memberikan keranjang gendong untuk dia bekerja.

" Jadi kakek beneran menyuruh vania bekerja" tanya vania tidak percaya,seumur-umur baru kali ini dirinya bekerja,biasanya ongkang-ongkang kaki dapat uang dari kedua orang tuanya.

" Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku !" ucap kakek wijaya menatap tajam

Vania meneguk ludah takut dengan kakek wijaya,tubuhnya memang sudah renta? tapi auranya pemimpin masih kuat dalam dirinya.

" Iya kek?" gegas vania menyusul para pekerja disana,mulai memetik pucuk teh lalu memasukkannya kedalam keranjang.

"Bukan begitu caranya atuh neng?" ucap mang yaya melihat vania memetik pucuk teh asal-asalan.

" Ini sudah benar,kau lihat kan yang saya ambil daun teh semua !" kesal vania tidak suka di atur-atur

" Ya si eneng salah,yang diambil itu pucuknya saja nih begini ?" ucap mang yaya menunjukan caranya.

"Bilang kek dari tadi !" kesal vania

"Astagfirullah ?" ucap mang yaya mengelus dada.

" Pantas saja tuan wijaya tidak suka? kelakuannya saja menyebalkan" batin mang yaya

Biantara dan bodyguard kembarnya sandy dan handy mengawasi para pekerja berjalan melewati vania.

" Bian,bian? sini deh ?" panggil vania sok dekat

Biantara cuek saja tidak menoleh sedikitpun kearah vania.

Sandy dan handy tertawa cekikikan.

Vania sangat kesal menghentak-hentakan kakinya tidak direspon bian dan tidak sengaja menyenggol mang sarman yang membawa kopi untuk dibagikan pekerja.

Pyar !

gelas kopi pecah semua

Mang sarman jadi kesal karena capek-capek membuat kopi malah ditumpahkan semua oleh vania.

" Punya mata nggak sih neng!" marah mang sarman

" Jelas punya dong pak! bapak tuh yang sudah tua matanya rabun jalan nggak lihat-lihat.!" ceplos vania

" Ada apa ini?" tanya kakek wijaya sudah didepan mereka

" Itu tuan? kopi yang saya buatkan ditumpahkan semua oleh wanita itu,bahkan gelasnya sampai pecah" ucap mang sarman menjelaskan

" Kau !! cepat bikinkan lagi kopi yang sudah kau tumpahkan !" perintah kakek wijaya menunjuk vania.

Vania tidak menjawab gegas membuatkan kopi.

Kakek wijaya terkekeh didepan mang sarman,dialah yang menyuruh mang sarman membawa kopi pura-pura tersenggol karena itu bagian dari rencananya yang mau membuat vania tidak betah memilih pulang ke kotanya kembali.

" Kerja bagus sarman " kakek wijaya menepuk pundak sarman lalu memberikan tips uang seratus ribu.

Tentu sarman senang mendapat uang seratus ribu baginya sangat banyak.

Terpopuler

Comments

Dede Jawahir

Dede Jawahir

Yah habis ya baru 15 episode. Padahal lagi seru

2023-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 .kehidupan yang sulit
2 Bab 2 .penasaran
3 bab 3. bapak suka berhutang
4 bab 4 ketahuan
5 bab 5 mereka di sekap
6 Bab 6 kecemasan Biantara
7 Bab 7 hutang Budi
8 Bab 8 ditemukannya bayi Clara
9 Bab 9 membawa kabur sang bayi
10 Bab 10 menemui biantara
11 Bab 11 Darma tidak berhenti main judi
12 Bab 12 kedatangan Vania
13 Bab 13 Clara bertemu pemilik mobil merah
14 Bab 14 mempekerjakan Vania
15 Bab 15 beraksi
16 Bab 16 Clara berduaan bersama bian
17 Bab 17 niat busuk orang tua vania
18 Bab 18 mengungkap siapa clara
19 Bab 19 Clara bukan anak kandung Sarti
20 Bab 20 kesedihan clara
21 Bab 21 menyelamatkan clara
22 Bab 22 clara kembali
23 Bab 23 gunjingan dari tetangga
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Ban 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Babb73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 .kehidupan yang sulit
2
Bab 2 .penasaran
3
bab 3. bapak suka berhutang
4
bab 4 ketahuan
5
bab 5 mereka di sekap
6
Bab 6 kecemasan Biantara
7
Bab 7 hutang Budi
8
Bab 8 ditemukannya bayi Clara
9
Bab 9 membawa kabur sang bayi
10
Bab 10 menemui biantara
11
Bab 11 Darma tidak berhenti main judi
12
Bab 12 kedatangan Vania
13
Bab 13 Clara bertemu pemilik mobil merah
14
Bab 14 mempekerjakan Vania
15
Bab 15 beraksi
16
Bab 16 Clara berduaan bersama bian
17
Bab 17 niat busuk orang tua vania
18
Bab 18 mengungkap siapa clara
19
Bab 19 Clara bukan anak kandung Sarti
20
Bab 20 kesedihan clara
21
Bab 21 menyelamatkan clara
22
Bab 22 clara kembali
23
Bab 23 gunjingan dari tetangga
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Ban 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Babb73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!