Pagi sekali kakek wijaya bangun mengumpulkan semua pekerjanya diperkebunan.
memulai aksinya mengerjai vania yang masih terlelap.
"Selamat pagi semuanya? " ucap kakek wijaya menyapa para pekerja ditemani empat bodyguard setianya.
" Pagi tuan wijaya ?" jawab mereka serempak
"Pagi ini,saya mengumpulkan kalian karena ada sesuatu yang ingin saya sampaikan,mengenai wanita dirumah saya? kau sudah tau kan mumun?"
Mumun mengangguk paham
" Jadi dia pekerja baru saya dari kota,sebisa mungkin kalian ajarkan cara bekerja memanen pucuk teh yang benar,jangan sampai dia melakukan kesalahan sedikitpun? paham !"
"Paham tuan ?" jawab mereka bersama
" Dan kalian jangan sungkan menyuruh apa saja karena dia pekerja baru yang memaksa tinggal bersama cucu kesayangan saya"
Para pekerja saling lirik,tidak paham maksud dari memaksa tinggal bersama sang cucu,namun mereka tetap menuruti kemauan kakek wijaya tanpa bertanya siapa wanita itu.
" Mumun? kau bangunkan dia ya?"
" Baik tuan?" Mumun berjalan memasuki rumah kakek wijaya dengan semangat dia membangunkan vania,karena tidak sabar ingin mengerjai wanita sombong macam vania.
" Heh bangun!" Mumun mnggoncang-goncangkan tubuh vania.
" Apa sih ma! aku masih ngantuk !" ucap vania kesal dibangunkan dan tidak ingat dirinya berada dimana.
" Ma,ma! aku bukan mamamu ya ! cepat bangun kerja!!" teriak mumun tepat ditelinga vania
Vania yang tadinya masih mengantuk matanya terbuka lebar teringat dirinya berada di rumah kakek wijaya.
" Iya iya bawel banget sih?"
" Cepat ganti pakaianmu,tuan wijaya sudah menunggu atau kau mau diusir dari sini!"
Mendengar kata diusir,vania bergegas berganti pakaian,tidak mau kesempatan terakhir untuk berdekatan dengan bian sia-sia.
" Mana si vania?" tanya kakek wijaya saat mumun sampai diperkebunan
" Itu dibelakang tuan?" tunjuk mumun pada vania yang terlihat kesusahan berjalan diperkebunan memakai sandal jepit.
Kakek wijaya menyeringai
"Sudah pasti anak manja seperti dia tidak bisa hidup didesa seperti ini?" gumam kakek wijaya yang masih terdengar oleh ke empat bodyguardnya.
Para bodyguard yang sudah mengerti ketidak sukaan kakek wijaya terhadap vania diam saja dan tidak mau ikut campur urusan sang bos kecuali itu perintah.
"Sudah siap vania " tanya kakek wijaya memberikan keranjang gendong untuk dia bekerja.
" Jadi kakek beneran menyuruh vania bekerja" tanya vania tidak percaya,seumur-umur baru kali ini dirinya bekerja,biasanya ongkang-ongkang kaki dapat uang dari kedua orang tuanya.
" Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku !" ucap kakek wijaya menatap tajam
Vania meneguk ludah takut dengan kakek wijaya,tubuhnya memang sudah renta? tapi auranya pemimpin masih kuat dalam dirinya.
" Iya kek?" gegas vania menyusul para pekerja disana,mulai memetik pucuk teh lalu memasukkannya kedalam keranjang.
"Bukan begitu caranya atuh neng?" ucap mang yaya melihat vania memetik pucuk teh asal-asalan.
" Ini sudah benar,kau lihat kan yang saya ambil daun teh semua !" kesal vania tidak suka di atur-atur
" Ya si eneng salah,yang diambil itu pucuknya saja nih begini ?" ucap mang yaya menunjukan caranya.
"Bilang kek dari tadi !" kesal vania
"Astagfirullah ?" ucap mang yaya mengelus dada.
" Pantas saja tuan wijaya tidak suka? kelakuannya saja menyebalkan" batin mang yaya
Biantara dan bodyguard kembarnya sandy dan handy mengawasi para pekerja berjalan melewati vania.
" Bian,bian? sini deh ?" panggil vania sok dekat
Biantara cuek saja tidak menoleh sedikitpun kearah vania.
Sandy dan handy tertawa cekikikan.
Vania sangat kesal menghentak-hentakan kakinya tidak direspon bian dan tidak sengaja menyenggol mang sarman yang membawa kopi untuk dibagikan pekerja.
Pyar !
gelas kopi pecah semua
Mang sarman jadi kesal karena capek-capek membuat kopi malah ditumpahkan semua oleh vania.
" Punya mata nggak sih neng!" marah mang sarman
" Jelas punya dong pak! bapak tuh yang sudah tua matanya rabun jalan nggak lihat-lihat.!" ceplos vania
" Ada apa ini?" tanya kakek wijaya sudah didepan mereka
" Itu tuan? kopi yang saya buatkan ditumpahkan semua oleh wanita itu,bahkan gelasnya sampai pecah" ucap mang sarman menjelaskan
" Kau !! cepat bikinkan lagi kopi yang sudah kau tumpahkan !" perintah kakek wijaya menunjuk vania.
Vania tidak menjawab gegas membuatkan kopi.
Kakek wijaya terkekeh didepan mang sarman,dialah yang menyuruh mang sarman membawa kopi pura-pura tersenggol karena itu bagian dari rencananya yang mau membuat vania tidak betah memilih pulang ke kotanya kembali.
" Kerja bagus sarman " kakek wijaya menepuk pundak sarman lalu memberikan tips uang seratus ribu.
Tentu sarman senang mendapat uang seratus ribu baginya sangat banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Dede Jawahir
Yah habis ya baru 15 episode. Padahal lagi seru
2023-01-19
0