SM BAB 3 - Satu Kelebihan

"Bukannya tidak mandi, Tuan Muda." Bibi An mencoba menjelaskan pada pemuda itu. "Namanya Aya, dia seumuran dengan Tuan Muda. Dia memang mempunyai darah negro!"

"Negro?" gumam Chris. Rasanya dia tidak percaya.

"Mohon terima Aya jadi pelayan pribadi anda yang baru, Tuan Muda. Di mansion ini sudah tidak ada kandidat lagi," pinta Bibi An.

Chris menghembuskan nafasnya kasar, dia tidak mau membuat kepala pelayan itu kesulitan. Jadi, terpaksa dia menerima Aya.

"Baiklah," ucap Chris kemudian.

"Terima kasih, Tuan Muda," balas Bibi An. Dia menepuk pundak Aya seolah berkata bekerjalah dengan baik.

Bibi An undur diri dan tertinggal Aya di sana.

"Apa ada yang Tuan Muda perlukan?" tanya Aya memberanikan diri.

Pada saat itu, Chris melanjutkan bacaannya.

"Ternyata kau bisa bicara," ucap Chris yang pertama kalinya mendengar suara gadis itu.

"Kalau begitu saya akan diam," Aya jadi serba salah.

"Duduk, itu tugas pertamamu," Chris berkata tanpa melihat lawan bicaranya.

Aya langsung menurut, dia duduk tak jauh dari Chris supaya bisa siap ketika mendapat perintah selanjutnya.

Dengan sabar gadis itu menunggu sampai Aya merasa ngantuk dan ketiduran, dia tertidur dengan posisi duduk karena memang tubuhnya masih kurang sehat seratus persen.

Beberapa jam berlalu, Aya terbangun. Dia terkejut karena tertidur di ruang perpustakaan dan lebih terkejut lagi karena dia berpindah tempat.

Aya tidur di kursi sofa bukan di kursi sebelumnya dia duduk.

"Tuan muda..." panggil Aya sambil mencari Chris yang tidak ada lagi di ruangan itu.

Tentu saja gadis itu panik karena takut dipecat, Aya buru-buru mencari Bibi An untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Namun, karena mansion itu luas membuat Aya justru tersesat.

"Bagaimana cara kembali ke bangunan pelayan?" gumam Aya. Mana keadaan sepi jadi tidak ada yang bisa ditanya.

Aya merasa seperti sedang uji nyali.

Ternyata Bibi An juga mencari Aya, kepala pelayan itu melihat cctv untuk menemukan keberadaan gadis itu.

"Aya..." panggilnya ketika menemui gadis itu. Ternyata Aya tersesat ke arah gudang yang memang jarang dilewati.

Gadis itu sangat bersyukur bisa ditemukan, Aya sudah takut kalau hari berganti menjadi malam hari.

"Bibi..." Aya berlari mendatangi Bibi An untuk mengadu. "Sepertinya saya membuat kesalahan, pasti tuan muda Chris akan memecat saya!"

"Siapa yang bilang seperti itu? Tuan muda tidak berbicara apapun. Ayo kembali ke kamarmu!" Bibi An membawa gadis itu pergi dan meminta Aya bersiap-siap untuk makan malam.

Biasanya di keluarga Aldeguera, semua anggota keluarga akan berkumpul saat makan malam tiba.

"Apa yang harus aku lakukan? Apa untuk urusan makan, dia minta disuapi?" gumam Aya yang belum tahu mengenai tugasnya.

"Yang jelas aku harus minta maaf karena sudah ketiduran sebelumnya," Aya tidak boleh mengeluh dan menyerah dengan mudah.

Di kamarnya, sudah ada seragam pelayan dan beberapa lembar pakaian ganti. Aya tidak akan melupakan jasa Bibi An jadi dia harus bekerja sebaik mungkin.

Saat makan malam tiba, Aya sudah siap dan tugasnya adalah memanggil sang tuan muda untuk pergi ke meja makan.

Aya diantar pelayan lain untuk menunjukkan di mana kamar Chris berada.

"Ketuklah pintunya dan katakan kau datang," ucap rekannya.

"Terima kasih," balas Aya. Dia semakin kagum dengan keluarga Aldeguera karena para pelayannya semua ramah dan tidak membeda-bedakan walaupun penampilannya saat ini buruk rupa. Semua itu berkat didikan dari nyonya rumah.

Aya jadi penasaran, kenapa tidak ada yang tahan menjadi pelayan pribadi tuan muda Chris?

"Tuan muda, ini saya..." Aya mengetuk pintu kamar majikannya.

"Masuk!"

Terdengar suara sahutan dari dalam kamar, Aya pun membuka pintu dan masuk.

Kamar itu luas dengan gaya eropa yang kental, gadis itu seperti melihat kamar anggota kerajaan yang pernah dilihatnya di televisi.

"Makan malam sudah siap, Tuan Muda," ucap Aya kemudian.

Pada saat itu, Chris tengah memakai parfum karena baru selesai mandi dan mengenakan baju.

Aya jadi teringat kejadian di perpustakaan sebelumnya, dia harus minta maaf.

"Maafkan saya, saya pasti tidak akan ketiduran lagi," ucap Aya dengan wajah tertunduk.

"Tidak masalah walaupun aku menyuruhmu duduk tapi justru kau malah tidur," jawab Chris.

Pemuda itu berjalan dan berhenti persis di depan Aya.

"Saya menyesal, Tuan Muda. Tolong, jangan pecat saya," pinta Aya bersungguh-sungguh.

"Aku memang tidak berniat memecatmu karena kau mempunyai satu kelebihan," ucap Chris.

Seketika Aya langsung menegakkan kepalanya dan menatap Chris di sana.

"Kelebihan?" tanya Aya.

Chris mengangguk yakin. "Satu-satunya kelebihanmu adalah kau yang jelek ini!"

"Itu maksudnya memuji atau menghina ya, Tuan Muda?" tanya Aya dengan polos.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

jangan bilang gitu dong tuan muda,, ntar terpesona lho yaa

2024-04-18

0

Hamzah Lubis

Hamzah Lubis

😂😂😂😂

2023-12-28

1

Nunik Wahyuni

Nunik Wahyuni

itu namax memuji Aya Krn mungkin km satu satunya penghuni disitu yg buruk rupa ....🤣🤣🤣hadeuhhh crish jgn begitu nti bucin baru tau rasaaa😍🙈

2023-12-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!