SM BAB 12 - Salah Paham

Setelah mandi, Aya bersiap-siap untuk memoles tubuhnya dengan bubuk hitam. Gadis itu memandangi wajahnya di depan cermin sembari bertanya sampai kapan dia akan bersembunyi seperti ini?

Aya seperti pengecut tapi kalau dia memberanikan diri melawan Bibi Jill dan Jane, dia pasti akan kalah.

"Kau memang bodoh, Aya," gumamnya menyalahkan diri sendiri.

Lama-kelamaan penyamarannya ini pasti akan terbongkar, Aya harus memikirkan jalan yang akan dia ambil.

Mungkin dia harus mengumpulkan uang gajinya setelah itu pergi dari mansion Aldeguera untuk hidup mandiri.

Untuk itu, dia harus bekerja keras dan fokus walaupun tuan mudanya sering mengganggunya.

Setelah Aya selesai memakai bubuk hitam bersamaan dengan ponsel barunya yang berbunyi.

"Ya ampun, tuan muda pagi-pagi sudah menelpon," gumam Aya seraya menggeser tombol hijau dari ponsel itu.

"Hallo, Tuan Muda," jawab Aya.

"Aku bingung lagi hari ini ingin memakai baju warna apa, cepatlah ke kamarku!" pinta Chris di ujung telepon.

"Baik," Aya langsung patuh.

Gadis itu bergegas ke kamar Chris, ternyata pemuda itu baru saja mandi dan menunggu Aya di walk in closet miliknya.

"Permisi, Tuan Muda,"

Ketika mendengar suara Aya yang masuk ke kamarnya, Chris meminta gadis itu untuk masuk ke walk in closet.

"Astaga!" Aya kaget dan refleks menutup wajahnya dengan tangan karena melihat Chris hanya memakai handuk yang melilit pinggang.

"Kenapa Tuan Muda tidak memakai baju?"

"Kan masih bingung mau pakai baju apa," jawab Chris dengan santainya.

"Cepat pilihkan baju yang cocok untukku!"

Aya berjalan tapi masih menutup wajahnya, dia berjalan miring dan pelan yang membuatnya terlihat lucu di mata Chris.

"Kalau kau menutup wajahnya begitu, bagaimana caramu memilih baju?" tegur Chris sambil mendekati Aya.

"Jangan mendekat, Tuan Muda! Jangan..." Aya berusaha mencegah karena merasakan pergerakan dari pemuda itu.

"Hah?" Chris mendesaah pelan karena begitu gemas dengan sikap Aya. "Apa yang harus aku lakukan pada maid ku ini, ya?"

"Aku ingin mengajakmu berkencan seperti kemarin tapi mata kuliahku lumayan hari ini. Jadi, tunggu aku pulang nanti malam kita bersenang-senang," lanjutnya dengan mengusap kepala Aya.

Otomatis gadis itu pun membuka wajahnya dan bertatapan dengan Chris di sana.

"Bersenang-senang seperti apa ya, Tuan Muda?" tanya Aya waspada.

"Kita bermain truth or dare, kalau kau tidak mau kita main berdua, kita ajak si gembul Crystal," sahut Chris.

Aya buru-buru membalik badan supaya menghadap lemari, dia mencoba memilih baju untuk tuan mudanya.

Namun, dari belakang Chris justru mendekat dan berbisik di telinganya.

"Bagaimana kau belum menjawab?" tanya Chris menuntut.

Bulu kuduk Aya seketika langsung berdiri karena hembusan nafas Chris bisa dia rasakan.

"I... iya, Tuan Muda," Aya cepat menjawab supaya bisa terbebas dari situasi itu.

Dia menarik satu kemeja kotak-kotak dan memberikannya pada Chris.

"Ini sepertinya cocok," ucapnya.

Chris mengambil kemeja itu bersamaan dengan tangan Aya, dengan berani dia mengecup telapak tangan gadis itu. "Terima kasih."

Sialnya bubuk hitam yang dipakai Aya belum terlalu mengering jadi ada yang ikut tertempel di bibir Chris.