SM BAB 15 - Truth or Dare

Api unggun sudah menyala di depan tenda, ada sebuah meja yang di atasnya dipenuhi oleh makanan.

"Karena tidak ada daddy, aku yang memimpin doa," ucap Chris sebelum mulai makan.

Chris berdoa dan setelah selesai, dia mempersilahkan Aya dan Crystal untuk makan.

Sesuai perkataan Crystal, gadis itu tengah diet jadi hanya sayuran saja di makannya.

"Ini jatahku dimakan juga, ya." Crystal mempersilahkan Aya untuk mengambil makanannya. "Kudapan ku juga, aku harus bisa kurus."

"Tapi, Nona..." Aya ingin menolak tapi Chris justru mengambilkan jatah Crystal ke piringnya.

"Tidak baik menolak pemberian seseorang, jarang-jarang Crystal mau berbagi makanan," Chris menambahkan bumbu dramatis supaya Aya kalah telak.

Seperti biasa, Aya akan memaksa perutnya untuk menerima makanan dalam jumlah banyak.

Mungkin Aya harus menimbang berat badan supaya tahu after before dan naik berapa kilo selama bekerja di mansion Aldeguera.

Selesai makan, Chris memimpin permainan truth or dare yang akan mereka mainkan.

"Di sini ada minuman yang dicampur dengan obat diare. Jika kita tidak mau menjawab pertanyaan artinya kita harus meminumnya sebagai hukuman," ucap Chris.

"Hah? Kenapa harus obat diare, Kak?" Crystal tentu saja tidak setuju.

"Ini sangat berguna untukmu, lebih baik kau tidak usah menjawab karena dapat bonus kurus," balas Chris dengan tengil.

"Kakak..." Crystal memukul lengan Chris karena selalu saja menggodanya.

Percuma juga protes, Chris sudah menentukan permainan dari awal dan mereka pun memulai permainan.

Ada sebuah botol yang mereka akan putar sampai ujung botol berhenti dan menunjuk targetnya.

Target pertama adalah Crystal.

"Apa cita-citamu selain kurus dan mempunyai dua pacar sekaligus?" tanya Chris pada adiknya.

"Aku ingin menjadi beauty blogger dan mempunyai perusahaan kosmetik sendiri, daddy pasti akan mengajariku walaupun aku malas belajar, aku pasti mempunyai sedikit otak bisnisnya," jawab Crystal.

"Kalau kau malas, kau pasti akan bangkrut duluan. Branding diri dan konsistensi itu perlu," sahut Chris. Dia kemudian beralih menatap Aya yang sedari tadi diam. "Kalau kekasihku ini cita-citanya apa?"

Aya jadi gelagapan karena ditanya tiba-tiba. "Bu... bukankah pertanyaan itu untuk nona Crystal?"

"Kan tadi aku sudah bilang, anggap Crystal tidak ada," balas Chris dengan santainya.

"Itu..." Aya bingung harus menjawab apa. "Saya tidak punya cita-cita!"

Crystal mengerutkan keningnya. "Kenapa bisa tidak punya cita-cita? Bukankah semua orang punya cita-cita?

"Iya kan, Kak?"

"Sebagian orang pasti terlambat mempunyai cita-cita," tanggap Chris.

Kemudian pemuda itu memikirkan cita-cita yang cocok untuk Aya.

"Bagaimana kalau cita-citamu sekarang adalah menjadi istriku?" tanya Chris tanpa dosa.

Aya memalingkan wajahnya karena malu. "Itu sepertinya bukan cita-cita, Tuan Muda."

"Jadi, kau tidak mau menjadi istriku?" Chris semakin gencar menggoda gadis itu.

Aya sampai menutup wajahnya dengan tangan karena mendapat pertanyaan di luar ekspektasi.

"Diam berarti mau," lanjut Chris karena Aya tak kunjung merespon.