Betapa terkejutnya kedua gadis itu mana kala melihat pemuda incaran mereka, mengacuhkan mereka dan memilih menghampiri teman yang mereka bully tadi pagi.
"Hai, apakah kita pernah ketemu sebelumnya?" tanya Barick pada Arumi.
Gadis yang ditanya itu menoleh mencoba mengingat sesuatu, dan dia mulai mengulas senyumnya manakala sudah mengingat masa lalunya bersama pemuda dihadapannya itu.
"Em, apakah kamu pemilik hati sebelah pada gantungan kunci aku ini?" tanya Arumi seraya menunjukkan gantungan kunci setengah hati yang dia gantung pada resteting tas sekolahnya.
Kemudian Barick menunjukkan kunci mobilnya yang juga ada gantungan kunci setengah hati dibagian lainnya.
"Dasar kumbang madu! bisa-bisanya menyusul aku kesini!" seru Arumi yang kemudian mengulurkan tangan untuk salam persahabatan mereka.
"Ya tentunya si kumbang ini kangen sama bunga tepi jalan yang menghilang begitu saja! he...he...!" balas Barick sembari membalas salam persahabatan mereka.
"Eh, kalian sudah kenal ya?" tanya Sisil yang penasaran.
"Dia temanku dulu Sil, waktu di kampungnya ibu kandungku. Sejak ibu kandungku meninggal dunia dan ayahku menikah lagi dengan ibu sambungku ini, kami pindah ke kota Jakarta ini." jelas Arumi pada teman sebangkunya itu.
"Yuk kita ke kantin!" ajak Barick dengan mengulas senyumnya.
"Kamu sama Sisil saja Bar! aku kebetulan bawa bekal!" ucap Arumi yang mengulas senyum tipisnya. Dan dia segera mengambil bekalnya.
"Hah bekal? apa aku nggak salah dengar?" tanya Barick yang tak percaya dengan apa yang didengarkannya.
"Iya, dia bawa bekal! dia kan kismin alias miskin, sekolah aja modal beasiswa! noh di ruang administrasi ada surat tidak mampu darinya! ha...ha...!" seru Kayla seraya menertawakan nasib Arumi bersama Vita.
"Arumi jatuh miskin?" tanya Barick yang tak percaya.
Sementara Arumi bergegas dengan setengah berlari meninggalkan teman-temannya dan terus berlari keluar dari kelas, dengan dada yang sesak dan kedua matanya yang berkaca-kaca.
"Yummy...!"
Panggil Barick yang sangat terkejut dengan sikap Arumi yang terkesan sangat berbeda jauh dengan Arumi yang dulu.
Pemuda itu segera mengejar Arumi, dan Keyla serta Vita juga demikian. Sementara Sisil membuka bekalnya yang tadi sudah disiapkan oleh neneknya.
"Yummy...!"
Sekali lagi Barick memanggil nama panggilan masa kecil Arumi.
"Barick tunggu!" panggi Keyla dan juga Vita yang bersamaan. Tapi panggilan itu tak digubris oleh Barick, yang terus mengejar Arumi.
Sementara itu Arumi berhenti di kursi yang sengaja diletakkan di taman yang berada di sekolah itu. Kemudian gadis itu duduk dikursi taman itu.
"Arumi!"
Panggil Barick sekali lagi dan kini dia sudah berada di samping kursi taman dan segera dia duduk di sebelah Arumi.
"Kamu kenapa lari dariku?" tanya Barick yang penasaran.
"Barick, aku bukanlah Arumi yang dulu. Selalu royal dan selalu berpakaian yang istimewa. Arumi yang sekarang ya begini inilah!" jawab Arumi dengan wajah sendu dan air matanya jatuh ke pipinya.
"Bagiku kamu tetaplah Arumi yang dulu!" ucap Barick yang menyeka air mata Arumi dengan sapu tangan yang sangatlah dikenal oleh Arumi.
"Sapu tangan ini!" seru Arumi yang menghentikan tangan Barick dan melihat sapu tangan merah muda yang bersulam nama Yummy.
"Ini sapu tangan darimu, apakah kamu masih ingat waktu kamu mengobatiku yang habis jatuh dari pohon mangga?" tanya Barick yang membangkitkan kenangan masa lalu mereka.
"Iya, aku ingat. Demi kita makan rujak waktu itu, kamu cari mangga sampai jatuh segala!" jawab Arumi seraya menatap Barick dan kini kedua mata mereka saling bertemu dan tumbuh lagi benih-benih cinta yang dulu sempat terputuskan karena jarak dan waktu.
"Ha ..ha...ha...! iya dan kamu sangat mengkhawatirkan aku waktu itu!" seru Barick kemudian.
"Tahu dikhawatirkan malah diketawain!" ucap Arumi dengan kesal.
"Nah, seperti inilah Arumi yang dulu!" seru Barick dengan mengulas senyumnya.
"Kamu bisa saja! yuk kita makan!" ajak Arumi yang kemudian membuka bekalnya.
"Tapi bekal kamu cuma segini, mana kenyang kita nanti. Sudah buat aku saja!" seru Barick yang kemudian menarik bekal Arumi dari empunya.
"Eh, Barick! kita bagi dua saja ya!" seru Arumi yang mengulas senyumnya.
"Tumben minta bagi dua, biasanya kamu langsung berikan begitu saja?" tanya Barick yang merasa ada perbedaan dari sahabatnya itu.
"Kan sudah aku bilang kalau aku bukanlah Arumi yang dulu. Aku butuh makan buat energiku nanti. Karena sekarang ini aku harus kerja jika pulang sekolah! Ups ..!" ucap Arumi yang merasa keceplosan dan dia segera menutup mulutnya.
"Kerja?" tanya Barick yang tak percaya, karena sepengetahuan Barick kalau Arumi itu anak orang kaya dan dia sedikit manja namun baik hati.
"Hu..um..!" ucap Arumi seraya menganggukkan kepalanya.
"Bisa kamu ceritakan keadaan kamu setelah kita berpisah Yummy?" tanya Barick yang penasaran dan menyerahkan kotak bekal nasi Arumi pada empunya.
"Barick, setelah ayahku menikah lagi dengan ibu Partinah kami pindah ke Jakarta. Dan ayahku seperti biasa bertugas di kelautan. Sudah delapan tahun ini kami tak mendapat kabar berita tentang ayah. Dan ayah dinyatakan hilang, sejak itulah kehidupan aku berubah drastis. Aku harus menghidupi diriku sendiri karena ibu tiriku hanyalah seorang buruh pabrik biasa. Aku terus berjuang untuk selalu mendapat bea siswa dang juga mengikuti berbagai perlombaan, yang hadiahnya bisa menopang hidupku walaupun hanya beberapa saat saja." jelas Arumi yang menundukkan kepalanya.
"Aku sangat prihatin pada kamu, kalau ada apa-apa ceritakan padaku seperti waktu dulu kita bersama-sama." ucap Barick yang tangannya mengangkat dagu Arumi.
Gadis itu mendongak dan kembali kedua mata mereka saling menatap intens.
Dari kejauhan nampak dua orang gadis yang mengawasi mereka dengan rasa kesal yang teramat sangat.
"Huh, apa'an yang mereka perbuat itu!" seru Kayla dengan geram.
"Iya, benar aku juga ikut kesal! Tapi kok mereka romantis sekali ya? aku Foto ah! siapa tahu nanti bisa berguna!" gumam Vita yang kemudian mengeluarkan handphonenya.
"Idih, kayak kurang kerjaan saja kamu! mendingan foto aku yang selalu syantik bak model! dari pada sama si Cumi-cumi yang udik itu!" gerutu Kayla dengan kesalnya.
"Ah, suka-suka aku lah! Handphone-handphone aku, yang motret juga aku. Bukan kamu dan orang lain. Kenapa kamu yang sitik sih?" gerutu Vita yang terus dengan aktifitasnya memotret Arumi dan juga Barick yang sedang saling tatap secara intens itu.
Sementara Kayla terus meruncingkan mulutnya dan sekali-kali menghentakkan kakinya ke tanah secara bergantian.
"Wah, bagus juga nih hasilnya!" seru Vita yang senyum-senyum sendiri saat melihat hasil jepretannya.
Kayla yang penasaran, mengambil secara paksa handpone Vita.
"Sini, aku mau lihat juga!" seru Kayla yang sudah mendapatkan handphone milik Vita.
"Eh katanya kayak kurang kerjaan, nyatanya penasaran juga ya! he...he...he...!" sahut Vita seraya terkekeh melihat kelakuan sahabatnya itu.
...~¥~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel Mendadak Jadi Pewaris ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
gas dong
2023-02-27
2
Radiah Ayarin
Thor kurang paham aku kampungnya ibu kampungku
2023-02-21
2
Radiah Ayarin
kasihannya kalian
2023-02-21
2