Prima sedang bersiap-siap untuk pulang dari kantor, ia membereskan berkas-berkas dan menyimpannya di dalam lemari yang ada di ruangan tersebut, setelah selesai ia berjalan keluar dari ruangan menuju ke tempat parkir lalu ia berjumpa dengan Winda, ''Prim apa aku boleh ikut dengan kamu?'' ucap Winda kepada Prima sambil tersenyum.
''Boleh'' jawab Prima dengan singkat.
Mereka berdua masuk ke dalam mobil, prima menjalankan mobil miliknya dengan kecepatan sedang, ''maafin aku ya Prim tadi siang aku marah-marah kepadamu?'' ucap Winda meminta maaf kepada Prima.
''Sudahlah Win jangan diungkit lagi, aku sudah mema'afkan kamu'' balas Prima sambil menyetir mobil miliknya tersebut.
''Kenapa sikap kamu selalu dingin kepadaku sih Prim? apa aku kurang cantik? kurang sexy?'' ucap Winda sambil bergelayut di lengan lelaki itu.
''Hanya perasaan mu saja kali Win? aku sih biasa saja'' balas Prima yang fokus menatap ke jalan.
''Tapi sikap kamu tidak hangat kepada ku Prim? apa kamu tidak mencintaiku?'' sahut Winda yang masih bergelayut di lengan lelaki tersebut.
''Aku kan sudah bilang kalau aku hanya menganggap kamu sebagai teman saja Win, gak lebih?'' balas Prima tak menghiraukan Winda yang masih bergelayut di lengannya.
''Apa tak ada sedikitpun perasaan kamu terhadapku Prim? apa kurangnya aku Prim?'' jawab Winda yang masih berharap mendapat cinta dari lelaki itu.
''Perasaan tidak bisa di paksakan Win? kamu kan tau itu?'' balas Prima sambil menoleh ke arah Winda.
''Apa perlu aku serahkan kehormatan ku kepadamu Prim? supaya kamu bisa menerima aku?'' sahut wanita itu sambil menatap wajah tampan lelaki tersebut.
''Gak usah Win? aku masih menghormati kamu sebagai wanita, jadi kamu gak usah neko-neko deh?'' balas Prima yang terus menjalankan mobilnya tersebut.
''Aku harus bisa mendapatkan kamu Prim? apapun caranya?'' gumam Winda dalam hatinya sambil menatap wajah lelaki tersebut.
Winda terus membujuk dan merayu Prima supaya lelaki itu bisa menerima cintanya, bagi Winda Prima adalah lelaki yang pantas untuk dirinya, karena dia sudah mapan dan mempunyai perusahaan sendiri.
Akhirnya mereka berdua sampai di depan rumahnya Winda, ''mampir dulu yuk Prim? kali ini aja deh aku mohon kepadamu?'' ucap Winda mengajak Prima untuk mampir kerumahnya tersebut.
Prima hanya diam tanpa membalas perkataan dari wanita itu, ''ayolah Prim kamu kan tidak pernah masuk kedalam rumahku? kali ini kamu mau yah mampir dulu walau hanya sebentar?'' ucap Winda sambil menarik tangan lelaki itu untuk turun dari mobil.
Akhirnya Prima pun di ajak masuk kedalam rumah tersebut, Prima duduk di ruang tamu ''sebentar yah aku buatin minuman dulu?'' ucap Winda lalu berjalan menuju ke dapur untuk membuatkan minuman.
Wanita itu lalu membuat minuman untuk Prima ''aku harus kasih obat perangsang supaya dia mau tidur dengan ku?'' gumam Winda dalam hatinya, Winda pun mencampur minuman tersebut dengan obat perangsang.
Winda berjalan sambil membawa minuman tersebut menghampiri Prima yang sedang duduk di ruang tamu, ''minum dulu Prim, aku mau ganti baju dulu yah?'' ucap Winda sambil menyodorkan minuman itu kepada Prima sambil tersenyum.
''Makasih Win'' balas Prima sambil menerima minuman tersebut.
Winda berjalan ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaian miliknya, ia berharap obat perangsang tersebut cepat bereaksi, ia melihat Prima sudah meminumnya, ''semoga saja cepat bereaksi?'' gumam Winda pada dirinya sendiri.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments