Pagi hari yang cerah menyambut mereka berdua yang masih tertidur, Sela bangun dan berjalan ke kamar mandi tak lama kemudian disusul oleh Prima, setelah mandi mereka berdua sarapan pagi bersama. Sela telah membuat makanan untuk sarapan, mereka berdua menikmati makanan tersebut.
Setelah jam delapan Prima pamit kepada Sela untuk berangkat kerja, ''aku berangkat dulu ya Sel? kamu tidak apa-apa kan aku tinggal kerja, nanti aku pulang ke sini kok?'' ucap Prima kepada Sela sambil mencium kening wanita itu.
''Iya mas, hati-hati di jalan?'' jawab Sela sambil tersenyum kepada lelaki tersebut.
Sela mengantar Prima sampai di depan dan melambaikan tangannya ketika Prima mulai menjalankan mobil tersebut, wanita itu kembali masuk ke dalam rumah, Sela membersihkan rumah sambil membereskan barang-barang dan menata dengan rapih, wanita itu lalu mengepel lantai rumah tersebut.
Sedangkan Prima sedang menatap laptop di ruangan nya, selang beberapa menit kemudian Winda datang menghampiri lelaki itu, ''Prim, kenapa kemarin malam kamu tidak datang ke acara ulang tahun ku?'' ucap Winda langsung bertanya kepada Prima.
''Maaf Win, aku kemarin ada urusan mendadak, jadi aku tidak bisa datang ke rumah mu'' balas Prima sambil menoleh ke arah wanita itu dan tersenyum kepadanya.
''Urusan apa Prim? aku lama sekali menunggu kedatangan mu, kamu adalah tamu spesial di acara ulang tahun ku kemarin? tapi kamu bikin aku kecewa Prim?'' ucap Winda lalu pergi meninggalkan Prima sendirian.
Prima hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku Winda tersebut, ''Winda..Winda..'' gumam Prima yang melihat wanita itu pergi dari ruangan nya tersebut.
Winda berjalan masuk ke dalam ruang kerjanya, ''urusan apa sih sehingga Prima tidak bisa datang? susah sekali mendapatkan hati lelaki itu?'' gumam Winda sambil duduk dan memijat pelipis kepalanya.
Winda ingin sekali mendekati Prima dan menjadi pacarnya, ia beberapa kali mecoba merayu dan berbagai cara untuk bisa mendapatkan hati lelaki itu tapi sampai sekarang belum bisa menaklukan hatinya Prima lelaki yang ia cintai itu.
''Aku harus terus berusaha untuk mendapatkan hatinya, apa pun caranya?'' gumam Winda dengan suara pelan sambil meremas kertas yang tidak bersalah itu.
Hari semakin siang banyak karyawan yang sudah berada di kantin yang berada di belakang kantor itu tapi masih dalam area perusahaan tersebut, Prima berjalan bersama dengan Doni menuju ke kantin, ''Prim tunggu?!'' teriak Winda dari arah belakang mereka.
Prima dan Doni menoleh ke belakang dan melihat Winda berjalan dengan cepat menghampirinya, ''ada apa Win?'' sahut Prima kepada wanita itu.
''Kamu mau ke kantin kan? ayo bareng?'' jawab Winda sambil tersenyum kepada Prima.
''Kenapa kamu sendirian Win? dimana teman-teman kamu?'' sahut Doni kepada Winda.
''Mereka masih sibuk Don? ayo kita ke kantin?'' balas Winda dan menggandeng tangannya Prima.
''Maaf Win ini di lingkungan perusahaan, tolong lepaskan tangan mu itu?'' balas Prima meminta Winda agar melepas tangannya tersebut.
''Gak usah pikirin orang yang melihat kita Prim? ayo jalan?'' balas Winda yang masih menggandeng tangannya Prima.
''Sekali lagi maaf Win, lepaskan tangan mu itu dari tangan ku?'' sahut Prima sambil melepaskan tangannya dari genggaman Winda tersebut.
''Kamu apa-apa'an sih Prim? udah jangan pikirin mereka, cuek aja Prim?'' balas Winda dan hendak meraih tangan Prima tapi lelaki itu langsung menghindarinya.
Prima langsung berjalan tanpa memperdulikan Winda yang mengejarnya dari belakang, Doni pun menyusul langkah Prima.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments