Setelah Winda masuk kedalam kamarnya dan berganti pakaian, wanita itu menggunakan pakaian yang tipis dan sexy sampai belahan dadanya hampir terlihat, setelah selesai mengganti pakaian lalu wanita itu berjalan keluar dari kamar untuk menemui Prima yang masih ada di ruang tamu.
Prima yang sudah menghabiskan minuman tersebut mulai merasa kepanasan, ''kenapa cuaca semakin panas yah?'' gumam Prima sambil membuka satu persatu kancing bajunya dan tangan yang satunya mengipas-ngipas di depan dadanya supaya mendapat angin segar.
Winda datang menghampiri Prima sambil tersenyum, ''kenapa kancing baju kamu terlepas semua Prim?'' ucap Winda yang merasa senang karena obat perangsang yang di campur kedalam minuman tersebut sudah mulai bereaksi.
''Iya Win, cuaca panas sekali hari ini?'' jawab Prima sambil berlahan melepaskan bajunya karena merasa gerah dan kepanasan.
Winda duduk di samping lelaki itu sambil membantu melepaskan baju milik Prima ''sekarang gimana? apa masih panas?'' ucap Winda sambil membelai dada lelaki itu dengan lembut, Prima tak sengaja melihat belahan dari dua gundukan milik Winda yang terpampang dengan jelas, ia lalu menelan ludahnya sendiri.
''Masih panas Win?'' balas Prima sambil matanya terus menatap dua gundukan milik wanita itu.
Prima merasakan hawa panas dan haus yang luar biasa lalu ia memberanikan diri untuk menciumi dua bukit kembar milik Winda, wanita itu pun merasa senang karena obatnya sudah bereaksi dengan cepat, ''jangan di sini Prim? ayo kedalam kamar saja?'' ucap Winda mengajak Prima supaya masuk kedalam kamar.
Mereka berdua berjalan memasuki kamar milik wanita itu, Prima langsung menarik tubuh Winda di atas ranjang, lelaki itu merangkak diatas tubuh wanita tersebut sambil menciumi dua bukit kembar tersebut, Winda meremas rambut Prima dengan erat sambil menikmati dua bukit miliknya sedang di ciumi oleh lelaki itu.
''Prim...terus Prim..geli'' ucap Winda dengan suara lirih yang terdengar di telinganya Prima.
Prima dengan semangat menciumi sambil memegang dua bukit kembar milik wanita itu, berlahan Prima melepaskan pakaian yang digunakan oleh Winda dan pakaian miliknya sendiri.
Winda tersenyum senang bahagia karena sebentar lagi Prima akan menjadi miliknya, lelaki itu merangkak diatas tubuh Winda yang polos tanpa sehelai benang itu dan memasukkan miliknya kedalam milik wanita tersebut, ''Prim pelan-pelan..Prim...'' ucap Winda dengan lirih karena miliknya sedang dimasuki oleh milik lelaki itu, ''Prim pelan-pelan''.
Prima dengan perlahan mendorong miliknya maju mundur di dalam milik wanita itu, Winda mencengkram lengan lelaki itu dengan kuat karena merasa sedikit sakit di bagian miliknya yang dimasuki oleh senjata milik Prima, ''Prim sakit..Prim...sakit..'' ucap Winda sambil menahan sedikit rasa sakit itu.
''Gak papa Win, nanti juga gak sakit lagi'' balas Prima dengan tersenyum sambil terus mendorong senjata miliknya maju mundur di dalam milik wanita tersebut.
''Pelan-pelan Prim sakit..'' sahut Winda sambil meremas erat lengan lelaki itu.
Winda melingkarkan kedua kakinya di pinggang lelaki itu sambil meremas erat lengannya lelaki tersebut, '' Prim'' suara lirih dari Winda membuat Prima menambah kecepatan untuk mendorong senjatanya maju mundur sampai mentok kedalam.
Mereka berdua saling melepaskan gelora jiwa yang tersembunyi membuat sensasi kenikmatan yang belum pernah dirasakan oleh Winda, wanita itu lama kelamaan menikmati permainan tersebut, Winda sangat senang karena bisa bercinta dengan Prima.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments