Sudah hampir dua jam Arika duduk di ruang kerja sang suami hingga rasa penasaran semakin menjadi. Tangannya beberapa kali mencoba menghubungi sang suami tak juga mendapat jawaban. Bagaimana Prawira ingin menjawab panggilannya? Sedangkan di sini pria itu baru saja mempercepat goyangan pinggung di atas tubuhnya sembari mengerang panjang. Kedua mata elang pria itu terpejam menikmati pijatan yang di berikan oleh sang sekretaris.
Senyuman mengembang puas di wajah Yeni yang masih enggan beranjak dari tubuh perkasa sang boss. Ia kini merebahkan tubuh di atas Prawira dan memainkan jemari lentik itu di dada bidang Prawira. Sejenak keduanya menjalankan peran sebagai teman satu ranjang tanpa tahu jika ada istri yang tengah mencemaskan keadaan pria itu.
Kecupan kecil beberapa kali Yeni berikan di dada bidang yang polos, tak melarang justru Prawira menikmatinya. Getaran ponsel yang sengaja ia silent beberapa kali menandakan jika ada panggilan masuk. Namun, Yeni yang tahu akan hal itu berusaha melakukan apa pun untuk membuat sang pemilik ponsel mengabaikannya. Termasuk suara manja nan erotis dari bibir wanita itu.
"Kau sangat kuat, apa hal ini begitu nikmat untukmu?" tanya Prawira yang justru memainkan kembali tangannya di bongkahan dada sang wanita.
Mendapat pertanyaan itu bukannya menjawab, Yeni justru mencabut milik Prawira dari miliknya yang sejak tadi masih di benamkan dan beralih meletakkan ke bibirnya.
Desisan terdengar jelas hingga pria itu kembali ingin melakukannya.
Usai sesi kedua barulah mereka bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan memilih untuk tidur sejenak. Tanpa sehelai benang pun keduanya saling berpelukan. Prawira yang berkali-kali mengerang akhirnya dengan cepat terlelap.
"Akhirnya tidur juga. Aku harus menghapus jejak panggilan itu." gumam Yeni yang meraih ponsel sang boss dan menghapus panggilan dari sang istri bossnya. Tak hanya sampai di situ, ia merasa tak puas dengan semua yang terjadi siang ini. Yeni bergegas mengambil ponselnya dan memotret dirinya yang bersandar di dada bidang Prawira.
Memperhatikan wajah tampan pria di depannya, rasanya ia ingin sekali memiliki pria ini seutuhnya dalam waktu yang cepat.
Terlelap begitu nyenyang, Prawira tak sadar jika bagian dadanya sudah terdapat tanda merah dari bibir Yeni barusan.
"Hemmm..." keluhnya kala merasakan sesuatu membuat sakit dadanya.
Pelan Yeni mengusap dada itu kembali dan mengusap pipi sang pria, hingga Prawira tak sadar jika wanita yang bersamanya saat ini tengah membuat jejak di dadanya.
Waktu yang terus berjalan membuat Arika kembali menghubungi sang suami. Kini bukan hanya kegelisahan saja yang ia rasakan. Bahkan dadanya kian sesak dan air matanya sudah berjatuhan tanpa bisa ia tahan lagi. Ingin berbagi pada orang, namun Arika tidak ingin masalahnya dengan sang suami ada yang mengetahui.
"Tidak, Wira tidak mungkin berbuat macam-macam. Aku telepon sekali lagi. Mungkin dia sedang bertemu kliennya." gumamnya berusaha keras meyakinkan hati.
Menghubungi sang suami dan di nada sambungan ke tiga panggilan itu seketika terputus. Kening Arika mengernyit heran saat mendapati sang suami yang mematikan telepon yang belum terangkat itu.
"Kok di matikan?" gumamnya lagi.
Meski sebenarnya bukanlah sang pemilik telepon yang mematikan. Melainkan Yeni yang masih memegang ponsel tanpa sandi itu. Itu adalah panggilan terakhir dari Arika, sebelum wanita itu memutuskan untuk pulang ke rumah dengan mata yang memerah sehabis menangis.
Sepanjang perjalanan Arika terus merasakan gelisah. Ia sangat menantikan kabar sang suami yang sama sekali tidak bisa di hubungi. Setibanya di rumah Arika memilih untuk berendam di bathup demi menyegarkan kepalanya yang terasa pusing.
Sama halnya dengan suasana di hotel vip itu. Kelopak bunga mawar yang berserakan serta lilin yang masih menyala meski sudah semakin pendek tampak menemani keromantisan sepasang wanita dan pria itu di dalam bathup.
Tak puas dengan permainan sebelumnya, kini Yeni menggoda kembali Prawira saat mereka hendak mandi. Hingga kamar mandi pun menjadi tempat pelampiasan mereka dan uji coba mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments