Pergulatan yang panas terjadi siang itu di rumah baru milik Wira. Kepergian sang istri justru di manfaatkan dengan baik oleh kedua sejoli yang telah lama tak saling berkomunikasi itu. Lisa begitu menikmati permainan yang di berikan oleh sang mantan. Hingga erangan bersamaan dengan keringat berjatuhan mengakhiri permainan keduanya.
Senyum lebar menghiasi wajah Lisa, ia mengecup dada bidang Wira yang begitu menggoda kala berlumur keringat cinta mereka.
"Mau kemana? aku masih kangen." celetuknya manja.
"Aku harus kembali ke kantor. Jika tidak, bisa ketahuan." tuturnya buru-buru bergegas meninggalkan Lisa yang masih polos di tempat tidurnya.
Keduanya berpisah usai melampiaskan hasrat mereka masing-masing.
Di rumah Lisa mengerjakan pekerjaan dengan begitu rapi. Ia nampak sangat bersemangat hingga menjelang sore suara mobil di luar terdengar berhenti.
Buru-buru ia berjalan menuju halaman rumah menyambut sosok yang datang. Bibirnya seketika mencebik kesal melihat yang pulang bukanlah sang tuan, melainkan sang nyonya.
"Selamat sore, Nyonya." ujarnya dan Arika hanya tersenyum.
"Sore juga."
Arika melangkah masuk berniat untuk mandi, ia menutup rapat pintu kamar. Entah mengapa ada perasaan aneh yang menjalar di pikiran wanita it. Pelan kedua matanya bergerak menatap sekeliling kamar. Di detik berikutnya Arika mengernyitkan kening.
"Kenapa ini kusut? Tadi pagi aku sudah merapikan seprei ini. Apa aku hanya lupa jika habis mendudukinya? yah mungkin benar seperti itu." Tak ingin mengambil pusing, ia menuju kamar mandi usai melepas seluruh pakaian.
Tepat saat mandi pula, Prawira datang dari kantor. Wajahnya datar saat mendapati wanita yang bukan istrinya melangkah mendekat dengan senyum yang mengembang lebar.
"Lisa, jangan mendekat. Ini bawa tasku." Secepat mungkin Prawira memberikan peringatan pada sang mantan.
"Dia sedang mandi kok. Mengapa? Apa kau takut?" godanya masih terkekeh.
Melihat wajah pria itu yang datar, Lisa tak ingin melanjutkan aksinya. Ia berjalan lebih dulu meninggalkan Prawira. Tak lama kemudian, pria itu pun juga ikut menyusul. Duduk di sofa ruang keluarga, melepaskan kancing kemeja dan mengendurkan dasi, Prawira duduk menyandarkan kepala pada sandaran sofa.
Di dalam kamar, Arika lagi-lagi di buat heran. "Mengapa pakaian dalam dan lingerie ku sedikit berantakan? Bukankah aku sudah menatanya dengan rapi?" Mengingat satu persatu kerjaan yang ia lakukan pada lemarinya. Arika ingat jelas pakaian miliknya sama sekali tak tersentuh olehnya.
"Hah sudahlah. Aku tidak ada waktu lagi. Wira pasti sebentar lagi akan pulang." tuturnya bergegas berpakaian dan merapikan penampilannya. Hingga beberapa menit kemudian ia pun keluar kamar.
Senyum yang mengembang di wajah cantiknya mendadak hilang saat mendapati sang suami yang asik memainkan gelas berisi air di gelasnya sembari tatapannya tertuju pada tubuh Lisa yang bergerak meliuk seolah tengah berjoget. Sementara yang ia lihat, Lisa sedang mengelap buffet.
"Lisa, ini sudah malam. Mengapa masih membersihkan barang-barang?" Sontak keduanya sama-sama kaget. Lisa menghentikan gerakan tubuh yang menggoda, sementara Prawira mengalihkan pandangan pada sang istri.
"Ehm itu Nyonya, saya merasa masih kurang bersih. Jadi saya membersihkannya lagi." ujarnya membela diri.
Arika merasa ada yang aneh, namun berusaha keras untuk meyakinkan diri agar berpikir positif. Prawira pun segera bangkit dari duduknya.
"Arika, aku ingin mandi dulu." ujarnya berlalu pergi.
Tak ada jawaban dari istrinya. Arika tengah sibuk memperhatikan Lisa yang sudah bergerak lincah menata makan malam di meja makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Dwi Agustin
pembantu menjijikan
2024-04-18
0