Keputusan Prawira

Memandangi taman di rumah yang sudah berbeda, Arika berdiri di depan balkon kamar milik Prawira. Yah usai perpisahan dengan sang ibu dan ayah Arika kini sudah berada di rumah sang mertua. Dimana mereka akan memiliki waktu satu minggu lagi tinggal di rumah milik Surya baru bisa tinggal di rumah sendiri yang di beli Prawira sebelumnya.

"Apa ada yang lucu? Mengapa tertawa sendiri?" pria itu mendekati Arika yang membelakanginya dan memeluk tubuh langsing sang istri. Pelan Arika menaikkan kedua bahunya merasa geli sebab belum terbiasa berdekatan dengan pria.

"Di luar sana kebanyakan pengantin baru akan sibuk mengatur jadwal honeymoon, tapi kita justru sibuk mengatur waktu tinggal di rumah orangtua. Aku tidak menyangka jika seperti ini perjalanan awal nikahku. Tapi semuanya menyenangkan." Arika tersenyum saat Prawira mencium pipinya dengan dalam.

Mereka menghabiskan waktu malam ini dengan menikmati pemandangan di sekitar depan kamar mereka.

"Kita harus merasakan juga perbedaan tempat tidurku dan tempat tidurmu. Bagaimana?" Sontak wajah Arika memerah mendengar pertanyaan sang suami.

Susah payah Arika meneguk kasar salivahnya, ia pun hanya diam saat Prawira bergerak membalik tubuhnya dan menggendong ke atas tempat tidur. Malam panjang pun mereka lewati kembali hingga beberapa kali Arika meminta minum sebab merasakan mulutnya tak enak terasa kering dan kebas bagian bibir.

"Arika! Wira!" panggilan dari depan pintu kamar mereka tiba-tiba membuat Arika menarik selimut.

Belum saja usai napas mereka kembali normal, keduanya harus segera berbenah dan Wira bergegas dari tempat tidur usai memakai celana pendek. Ia membuka pintu sedikit untuk melihat siapa yang memanggil.

"Papah?" Wira keluar dan menutup pintu kamarnya. Sebab di dalam Arika masih jelas belum mengenakan pakaian apa pun juga.

Senyuman terukir jelas di wajah Surya Winata. Kepalanya mengangguk-angguk beberapa kali saat melihat tubuh sang anak yang mengeluarkan keringat kecil pertanda usai melakukan kegiatan melelahkan.

"Kamu benar-benar jagonya." tangan pria paruh baya itu beberapa kali menepuk lengan sang anak. Dimana Wira tampak tersenyum kecil.

"Ayo makan malam dulu.  Bawa Arika makan ke bawah bersama." titah Surya yang mendapat anggukan dari anaknya.

Saat pintu tertutup, Arika melihat sang suami masuk. "Wir, ada apa?" tanyanya penasaran.

"Papah cuman mau mastikan kita baik-baik saja. Tidak bertengkar." jawab Prawira apa adanya.

"Ayo mandi setelah itu kita makan malam bersama." ajaknya dan Arika bergegas bangkit dari kasur.

***

Singkat cerita, satu minggu sudah usai. Waktu dimana yang paling Arika tunggu adalah tinggal di rumah sang suami tanpa adanya pengawasan atau gangguan dari orangtua mereka.

Bagaimana pun menikah akan lebih nyaman tinggal berdua, tak ada yang mencampuri urusan suami dan istri. Hingga Arika kini tampak membereskan beberapa barang mereka tentu di bantu oleh sang suami.

"Arika, nanti siang aku akan mendatangkan satu pelayan yang sudah aku minta dari agen. Jadi, apa kamu tidak keberatan?" tanyanya namun membuat Arika lantas menghentikan kegiatan bersimpun.

Ia beralih menatap sang suami.

"Wir, kenapa tidak bertanya pada ku dulu? Tinggal berdua saja aku rasa kita tidak membutuhkan jasa pelayan. Aku bisa melakukan pekerjaan rumah sendiri. Aku tidak begitu suka ada orang lain tinggal bersama kita." pelan namun berani Arika menyatakan prinsipnya.

“Semua keputusan aku yang putuskan, Arika!” Suara tegas dan meninggi yang tidak di sangka tercetus begitu saja membuat Arika sungguh kaget.

Matanya menatap penuh tanya sang suami. Seolah berpikir apakah dirinya ada menyinggung perasaan Prawira.

Banyak kisah di luar sana berasal dari pembantu menjadikan rumah tangga majikan hancur. Dan banyak hal lainnya yang membuat Arika sangat takut. Ia sungguh ingin menghindari apa pun yang membuat rumah tangganya berantakan. Mungkin terdengar terlalu berlebihan, namun kenyataannya ia hanya bisa berusaha mencegah segala sesuatunya sebelum terjadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!