Malam berikutnya OWLS menerima misi baru. Misi tersebut adalah menangkap seseorang yang telah membuat ulah dengan membunuh beberapa anggota sebuah famz besar beberapa hari lalu. Untuk misi kali ini Yakushin dan Rizkie ditugaskan berpasangan untuk menjalankan misi tersebut. Tadinya misi ini mau diberikan kepada Farel, namun karena Yakushin sudah kembali maka misi ini diserahkan padanya. Itu karena Bebe merasakan ada yang aneh dengan misi tersebut.
Menurut informasi yang mereka dapat, pelaku terakhir terlihat di area khusus dewasa. Sebenarnya Yakushin enggan untuk datang kembali ke tempat itu, tapi demi misi mau tidak mau dia kembali ke sana. Sebenarnya jumlah area khusus dewasa itu banyak sekali tetapi mereka mulai mencari di area yang waktu itu tidak sengaja dikunjungi oleh Yakushin.
Ketika memasuki tempat itu mereka dikejutkan dengan adanya segerombolan preman yang menggoda pemain wanita di sana. Para wanita ketakutan karena ulah mereka. Rizkie yang melihat mereka yang bertingkah seenaknya pun geram dengan mereka dan hendak menghajar mereka semua. Yakushin pun menahan Rizkie untuk tidak gegabah dalam bertindak. Akhirnya Yakushin pun mencoba menanyakan informasi tentang pemain yang membunuh beberapa anggota famz besar kepada mereka.
"Permisi! Kami mau nanya! Apa kalian tahu sesuatu soal pemain yang membunuh beberapa anggota dari Lobo?" tanya Yakushin.
"Apa?! Lobo?! Enggak salah denger nih?! Rupanya kalian itu anjing-anjing Lobo ya? Hahahahaha!" kata Ketua Preman.
"Oh anjing-anjing Lobo, pantesan! Hahahahaha!" timpal preman-preman yang lain.
Sialan! kata Rizkie dalam hati.
"Kami tanya sekali lagi, apa kalian tahu soal pemain yang membunuh beberapa anggota dari Lobo?" tanya Yakushin.
"Kamu mau tahu? Jilat sepatuku dulu donk! Hahahahaha!" kata Ketua Preman.
"Ayo cepet jilat sepatu abang kami! Katanya mau tahu! Hahahahaha!" timpal preman yang lain.
"Kalian ini dikasih hati minta jantung ya?!" Tiba-tiba Yakushin pun menghajar wajah Ketua Preman sampai dia terpental ke belakang.
"Kurang ajar! Kalian semua, cepet keluarin robot raksasa! Kita ratain mereka berdua sama tempat ini!" kata Ketua Preman.
Para preman itu pun mengeluarkan robot raksasa dan menaikinya. Atap tempat tersebut pun hancur karena robot raksasa tersebut. Yakushin dan Rizkie pun bersiap untuk bertarung.
"Hei! Siapa yang berani-beraninya main robot-robotan di tempatku?!" Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang mendekati mereka.
Ternyata itu adalah suara dari seorang pemain bernama Amira. Avatar-nya berwujud seorang wanita dengan rambut hitam yang disanggul, iris mata berwarna cokelat kehitaman dan berkulit putih cerah. Dia mengenakan cheongsam berwarna merah dan membawa sebuah kipas di tangannya.
Dengan satu kali serangan dia dapat mengalahkan para preman tersebut dan mengusirnya. Yakushin dan Rizkie yang melihatnya pun tidak mampu berkata-kata. Mereka berdua merasakan betapa mengerikannya kekuatan dari wanita yang ada di hadapan mereka. Kemudian dia pun menoleh ke arah mereka berdua.
"Maaf atas ketidaknyamanannya! Apa kalian berdua enggak apa-apa?" tanya Amira.
"Kami enggak apa-apa! Makasih udah bantu kami!" kata Yakushin.
"Syukurlah! Mereka itu emang sekumpulan orang bodoh yang suka bikin onar di mana-mana!" kata Amira.
"Ngomong-ngomong, boleh kami tanya sesuatu?" tanya Yakushin.
"Boleh! Mau tanya apa?" kata Amira.
"Apa kamu tahu sesuatu soal pembunuh beberapa anggota dari Lobo?" tanya Yakushin.
"Ah, Lobo ya? Kalian salah alamat kalau nyarinya di sini! Kejadiannya itu ada di area punya Bang Johnny!" jawab Amira.
"Apa kamu tahu tempatnya di mana? Tolong kasih tahu kami!" pinta Yakushin.
"Ya udah deh, ku kasih tahu! Ini ku kasih peta, tempatnya enggak jauh dari sini!" Amira pun memberikan data area kepada Yakushin.
"Terima kasih!" ucap Yakushin.
Setelah mendapatkan informasi dari Amira mereka berdua pun langsung menuju lokasi yang dimaksud. Area tersebut berbentuk sebuah kelab malam yang sangat luas. Namun tempat itu sangat sepi karena tidak ada satupun pemain yang datang. Yakushin dan Rizkie pun mencoba memasuki tempat tersebut.
Saat memasuki tempat tersebut alangkah terkejutnya Yakushin. Ternyata di tempat tersebut ada Merza, wanita cantik yang pernah dilihatnya waktu itu. Merza pun menyadari kedatangan mereka berdua dan dia pun tersenyum sambil melambaikan tangan. Sementara itu Yakushin hanya bisa melongo ketika melihat kecantikan Merza. Rizkie yang melihat kelakuan Yakushin yang aneh pun segera menyikutnya agar tersadar.
"Oh, maaf! Boleh kami tanya sesuatu?" tanya Yakushin.
"Boleh! Mau tanya soal apa?" kata Merza.
"Apa kamu tahu sesuatu soal pembunuh beberapa anggota dari Lobo?" tanya Yakushin.
"Ah, maaf aku kurang tahu! Waktu itu kebetulan yang jaga tempat ini bukan aku. Jadi aku cuma denger ceritanya aja," jawab Merza.
"Begitu ya? Ngomong-ngomong kenapa tempat ini sepi banget?" tanya Yakushin.
"Mungkin itu karena kejadian waktu itu, jadi orang takut buat ke sini," jawab Merza.
Karena tidak mendapatkan informasi apapun akhirnya mereka berdua pun pamit. Akan tetapi ada sesuatu yang mengganjal di benak Yakushin maupun Rizkie. Mereka berdua sama-sama merasakan ada sesuatu yang aneh dengan tempat tersebut.
"Shin! Aku rasa ada yang aneh sama tempat itu! Terutama sama cewek yang namanya Merza itu," kata Rizkie.
"Sama aku juga! Dari tempat itu sendiri, kenapa pihak Famz Lobo enggak langsung ngasih tahu aja kalau lokasi kejadiannya di sana dan cuma ngasih tahu kalau kejadiannya ada di area khusus dewasa? Terus aku juga ngerasa sih kalau ada yang disembunyiin sama Merza," kata Yakushin.
"Kalau menurut kamu gimana, Shin?" tanya Rizkie.
"Kalau menurutku Famz Lobo sama Johnny ini punya semacam hubungan baik, tapi karena kejadian ini hubungan mereka jadi agak renggang. Mungkin alasan kenapa Famz Lobo enggak ngasih tahu kita secara detail soal lokasi kejadian itu supaya enggak banyak yang tahu soal lokasi kejadiannya," jelas Yakushin.
"Hadeh! Kalau gitu kenapa pake acara masang harga buruan segala?" keluh Rizkie.
"Ini masalah harga diri! Famz Lobo itu bukan famz yang bergerak tanpa pemimpin kayak famz kita. Kalau ketua dari Lobo enggak nanggapin hal ini, wibawanya bakalan jatuh di mata bawahannya. Kemungkinan juga bakal timbul masalah internal di dalam Lobo. Makanya supaya masalah beres dia pasang harga buruan, tapi supaya cuma sedikit orang yang tahu bahkan enggak ada yang tahu, mereka enggak ngasih tahu secara detail soal lokasinya. Nantinya orang yang nerima misi itu kesusahan dan nyerah. Kalau udah begitu semua anggota famz bakal mikir kalau si pelaku pembunuhan ini sangat lihai karena udah masang harga buruan pun pelakunya tetap enggak ketangkep," jelas Yakushin.
"Tapi kan si korban pasti masih inget soal lokasi itu," kata Rizkie.
"Sayangnya enggak! Dari data yang dikasih Bebe, semua korban kayak orang linglung dan sama sekali enggak ingat soal lokasi kejadian. Yang mereka ingat cuma mereka dibunuh sama seseorang yang bahkan enggak bisa mereka ingat. Kayaknya pelakunya punya semacam kemampuan spesial tipe hipnotis," jelas Yakushin.
"Terus soal Si Merza gimana?" tanya Rizkie.
"Aku yakin dia tahu sesuatu, tapi kayaknya dia ditekan atau semacamnya supaya enggak berani bocorin rahasia itu ke siapapun," jelas Yakushin.
"Terus sekarang apa yang harus kita lakuin?" tanya Rizkie.
"Kamu balik aja ke markas, biar ini aku sendiri yang ngatasin! Soalnya bisa bahaya kalau kamu sampe kena hipnotis pelakunya," kata Yakushin.
"Terus kamu sendiri gimana kalau misalnya kena hipnotis pelakunya?" tanya Rizkie.
"Di antara kemampuan spesial punyaku, ada satu kemampuan pasif yang selain bisa ningkatin kekuatan juga bisa buat nangkal serangan mental kayak hipnotis," jawab Yakushin.
Yakushin pun kembali ke tempat di mana Merza berada. Sementara itu Rizkie kembali ke markas. Yakushin merasakan ada sesuatu yang tidak beres dan khawatir kalau ada sesuatu yang terjadi pada Merza. Dengan kecepatan tinggi dia melesat ke tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments