Yakushin pun berduel dengan Arthur. Pasukan Aliansi Camelot-Aeonion pun mengelilingi mereka berdua agar Yakushin tidak kabur. Sementara itu dengan pedang darahnya dia terus mencoba menebas Arthur tanpa memberikannya kesempatan untuk menyerang balik. Karena menurutnya apabila Arthur mendapatkan kesempatan untuk menyerang balik dengan kemampuan spesialnya, maka dia akan dapat dikalahkan hanya dalam sekali serang.
"Blood Magic: Blood Spike!" Yakushin pun mengeluarkan kemampuan spesialnya yang lain, dia menggigit jarinya hingga berdarah. Darah yang keluar menggumpal dan membentuk bongkahan-bongkahan tajam kemudian melesat menghujani Arthur.
"King's Chivalry: Royal Guards!" Arthur juga mengeluarkan kemampuan spesialnya yang lain, seketika muncul empat bayangan kesatria yang masing-masing membawa perisai besar. Keempat kesatria tersebut melindungi Arthur dari serangan Yakushin dari empat penjuru dan kemudian menghilang.
"Blood Magic: Red Mist!" Yakushin pun tidak kalah akal, dia segera menggunakan kemampuan spesialnya yang lain. Dia menjatuhkan setetes darahnya ke tanah dan seketika tetesan darah tersebut berubah menjadi kabut merah yang sangat pekat, sehingga menghalangi pandangan semua orang yang ada di sana.
"Cukup merepotkan! King's Chivalry: Aura of Authority!" Arthur menggunakan kemampuan spesialnya yang lain untuk mengatasi kemampuan spesial Yakushin, seketika tubuhnya mengeluarkan aura berwarna putih. Dengan satu ayunan pedang, kabut merah yang menyelimuti medan pertempuran pun menghilang.
"Blood Magic: Blood Shield!" Yakushin yang sangat terkejut ketika melihat kemampuan spesialnya dapat dinetralkan dengan mudah oleh Arthur langsung mengaktifkan kemampuan spesialnya untuk melindungi dirinya.
"Berakhir sudah! King's Chivalry: Sword of Justice!" Arthur pun langsung mengeluarkan kemampuan spesial andalannya. Cahaya yang keluar dari bilah pedangnya langsung menghujam ke arah Yakushin, dengan mudahnya cahaya itu menghancurkan perisai darah milik Yakushin. Serangan tersebut pun telak mengenai tubuh Yakushin dan menghancurkan setengah badannya.
Semua orang yang melihatnya pun terbelalak melihat kedahsyatan kemampuan spesial milik Arthur. Sementara itu Mason tampak tidak terkejut karena dia sudah mengira kalau hal itu akan terjadi. Arthur pun berpaling dari tubuh Yakushin yang tinggal tersisa setengahnya dan tergeletak di tanah. Dia bergerak menuju Mason dan hendak menyuruhnya untuk menyerah saja.
"Blood Magic: Reanimation!" Tiba-tiba tubuh Yakushin yang hanya tersisa setengahnya itu pun bangkit lagi, gumpalan darah pun keluar dari tubuhnya dan membentuk tubuhnya kembali seperti semula. Semua orang yang melihatnya pun tercengang dan ada yang bergidik ngeri karena melihat Yakushin yang bisa bangkit kembali dalam kondisi seperti itu.
"Mustahil! Bagaimana bisa?! Memang benar seorang vampir memiliki kemampuan regenerasi, tapi apabila tubuhnya menerima kerusakan sefatal itu mustahil baginya untuk beregenerasi!" Uskup Agung Megistus yang ikut menyaksikan hal tersebut pun juga terkejut sekaligus kebingungan melihat fenomena tersebut.
"Emang bener kalau vampir biasa enggak bakalan selamat dari kerusakan separah itu, tapi aku punya kemampuan spesial yang bisa ngebentuk ulang tubuhku yang hancur!" jelas Yakushin.
Yakushin pun segera bersiap untuk bertarung kembali dengan Arthur. Akan tetapi secara tiba-tiba Cain pun datang membawa pasukan dalam jumlah besar ke medan perang. Sambil menunggangi seekor kuda hitam, dia mencabut sebuah pedang berjenis longsword dengan bilah pedang berwarna hitam legam yang mengeluarkan aura hitam yang sangat pekat. Kemudian dia pun memacu kudanya ke hadapan Arthur dan kemudian turun dari kudanya.
"Apa kau mau berduel melawanku, Raja Arthur dari Camelot? Kita buktikan pedang siapa yang paling hebat, Excalibur milikmu atau Erebus milikku!" Cain pun langsung menantang Arthur untuk berduel dan mengacungkan pedangnya kepada Arthur.
"Tidak! Kali ini kami akan mundur terlebih dahulu, kita sudah sama-sama kehilangan hampir semua kesatria terbaik kita! Semuanya, mundur!" Dengan santainya Arthur menolak tantangan dari Cain dan menyuruh semua pasukannya untuk mundur.
Pasukan Aliansi Camelot-Aeonion pun mundur dari medan perang. Dengan demikian Kerajaan Sanguinium pun berhasil mempertahankan wilayahnya. Cain pun juga menyuruh seluruh pasukannya termasuk Yakushin dan Mason untuk kembali ke istana.
Sesampainya di istana, Cain mengumumkan sesuatu yang tidak terduga. Dia akan menobatkan Yakushin menjadi Kesatria Darah yang baru. Awalnya hal itu ditentang oleh Mason, karena menurutnya Yakushin baru saja menjadi anggota pasukan kerajaan mereka, ditambah lagi Yakushin sudah bersumpah bahwa suatu saat nanti dia akan mengalahkan Cain dalam duel. Namun bagi Cain kemampuan Yakushin sudah cukup membuktikan kalau dia layak menyandang gelar Kesatria Darah. Rupanya dia memperhatikan jalannya pertempuran dari kejauhan. Baginya tidak masalah jika suatu saat salah satu dari Kesatria Darah mengalahkannya suatu saat nanti, baik itu Yakushin maupun Kesatria Darah yang lain. Mendengar hal itu Mason pun tidak membantah lagi keputusan dari Cain.
Di hadapan seluruh rakyatnya, Cain pun menobatkan Yakushin sebagai Kesatria Darah yang baru. Setelah penobatan selesai Cain hendak memberikan baju zirah berwarna merah darah kepada Yakushin. Namun Yakushin meminta sedikit modifikasi pada zirah barunya tersebut. Dia meminta agar baju zirahnya itu ditambahkan tudung. Cain pun menyetujuinya dan menyuruh artisant kepercayaannya untuk memodifikasi zirah tersebut. Setelah selesai baju zirah itu pun diberikan kepada Yakushin dan dia pun langsung memakainya.
Setelah itu Cain mengumpulkan semua Kesatria Darah untuk rapat di sebuah aula di dalam istana. Dia ingin membahas perihal penyerangan Aliansi Camelot-Aeonion ke Sanguinium. Dia merasakan ada yang janggal selama pertempuran berlangsung. Karena saat Kesatria Darah yang terbunuh di medan perang, mereka tidak muncul kembali ke medan perang saat mereka kembali login, melainkan ke tempat yang cukup jauh dari medan perang.
Terdapat tiga belas kursi dengan angka yang mengelilingi sebuah meja bundar yang semuanya berwarna merah darah di aula tersebut. Kursi nomor nol diduduki oleh Cain sendiri, kursi nomor satu diduduki oleh Mason, kursi nomor empat diduduki oleh Carmella, kursi nomor delapan diduduki oleh Gorg dan kursi nomor dua belas diduduki oleh Yakushin. Sementara kursi yang lain diduduki oleh Kesatria Darah yang lainnya.
Kursi nomor dua diduduki oleh seorang pemain bernama Drakus. Avatar-nya berwujud seorang pria berkulit kecokelatan, iris mata berwarna merah, berambut hitam yang disisir rapi ke belakang dan terdapat sepasang tanduk naga berwarna oranye di kepalanya. Dia mengenakan baju zirah berwarna merah darah yang menjadi seragam dari Kesatria Darah.
Kursi nomor tiga diduduki oleh seorang pemain bernama Malveric. Avatar-nya berwujud seorang pria tua dengan rambut panjang lurus yang berubah, iris mata berwarna merah, berkulit putih pucat dan memiliki janggut panjang yang juga beruban. Dia mengenakan baju zirah berwarna merah darah seperti Kesatria Darah lainnya.
Kursi nomor lima diduduki oleh seorang pemain bernama Nergalus. Avatar-nya berwujud seorang pria kurus berambut ungu pendek lurus, iris mata berwarna merah dan berkulit putih pucat. Dia mengenakan baju zirah berwarna merah darah, sama seperti yang lain.
Kursi nomor enam diduduki oleh seorang pemain bernama Hecatia. Avatar-nya berwujud seorang wanita berambut hitam panjang lurus dengan poni lurus, iris mata berwarna merah dan berkulit putih pucat. Dia juga mengenakan baju zirah berwarna merah darah.
Kursi nomor tujuh diduduki oleh seorang pemain bernama Lilim. Avatar-nya berwujud seorang gadis kecil berambut putih panjang lurus dengan poni lurus, iris mata berwarna merah dan berkulit putih pucat. Dia juga mengenakan baju zirah berwarna merah darah. Sekilas penampilannya seperti Yakushin versi gadis kecil karena kesamaan warna rambut dan iris mata mereka berdua.
Kursi nomor sembilan diduduki oleh seorang pemain bernama Alexandrius. Avatar-nya berwujud seorang pemuda tampan berambut cokelat muda pendek lurus dengan poni terbelah, iris mata berwarna merah dan berkulit putih pucat. Dia mengenakan baju zirah berwarna merah darah. Dia dikenal sebagai Kesatria Darah paling tampan dan populer diantara para gadis di Kerajaan Sanguinium, karena selain tampan sifatnya juga ramah.
Kursi nomor sepuluh diduduki oleh seorang pemain bernama Nosfer. Avatar-nya berwujud seorang pria misterius yang selalu mengenakan topeng. Dia memiliki rambut hitam pendek, berkulit putih pucat dan iris mata berwarna merah yang sedikit terlihat dari lubang mata pada topengnya. Dia mengenakan baju zirah berwarna merah darah.
Kursi nomor sebelas diduduki oleh seorang pemain bernama Vesuvius. Avatar-nya berwujud seorang pria kekar dengan rambut panjang gimbal berwarna hitam, iris mata berwarna merah, kulit berwarna putih pucat dan terdapat tato tribal di bagian wajahnya. Dia mengenakan baju zirah berwarna merah darah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments