"Apa itu Phoo?"
"Telur kesukaanmu." jawab Aroon sambil memperlihatkan masakan yang sudah dibuat oleh Cyra.
"Phoo tahu aku suka telur?"
Aroon mengangguk. "Bu Cyra yang memberitahuku. Mau makan bersama?"
"Yah aku mau." jawab Gio bersemangat.
Mereka berdua menuju meja makan. Disana sudah siap bik Tika dan Jono.
"Silahkan tuan."
"Terima kasih bik."
"Mau saya ambilkan nasi sekarang?" bik Tika menawarkan.
"Boleh." jawab Aroon. "Oya lauknya kami mau makan masakan bu Cyra."
"Oh masakan telur. Tadi pagi saya lihat bu Cyra semangat membuat masakan itu." cerita bik Tika.
Awalnya Aroon sempat ragu dengan masakan Cyra, ia hanya mengambil sedikit. Berbeda dengan Gio yang langsung mengambil banyak karena ia sangat menyukai telur.
"Enak?" tanya Aroon.
"Hmm, enak banget Phoo."
"Benarkah seenak itu?"
Gio hanya mengangguk tanpa bersuara karena mulutnya penuh dengan makanan. Ia kemudian mengambil lagi hingga menambah nasi.
Benarkah seenak itu pikir Aroon. Ia kemudian memasukkan satu suapan nasi beserta lauk telur ke dalam mulutnya. Dan "Hmmm, ternyata enak."
"Phoo sih tidak percaya." ucap Gio sambil mengambil sisa telur yang di dalam piring.
"Kau menghabiskannya?"
"Tentu saja, ini enak."
Aroon menghela napas, ternyata ia kalah cepat dengan Gio.
"Bik Tika aku kenyang."
"Tentu saja tuan muda, pagi ini tuan makan banyak sekali."
"Aku sampai tidak bisa jalan." Gio mengusap - ngusap perutnya yang buncit. "Aku kesulitan jalan ke ruang belajar, bik Tika."
"Huh gara - gara telur membuat kamu malas belajar. Aku akan melarang bu Cyra memasak untukmu."
"Jangan Phoo. Nanti siang aku akan memintanya masak buatku lagi."
Aroon tersenyum kecil. "Baiklah kalau itu maumu. Aku akan menemanimu makan siang."
"Yeayyy." teriak Gio senang.
Omar dan Olif sudah datang menjemputnya untuk belajar. "Phoo aku akan belajar dulu." pamit Gio sambil memeluk Aroon.
Sementara itu..
"Bodoh kalian semua!!!" Biantara murka dan membanting barang yang ada di depannya. "Bagaimana bisa gagal?!"
"Maaf tuan kami sudah memasukkan obat itu dan semua pekerja sakit perut hingga tidak mungkin bisa memanen. Tapi____."
"Tapi kenapa?!"
"Ada seorang pekerja baru di perkebunan itu yang mengerahkan semua orang yang tersisa untuk memanen sawi itu bersamanya."
"Siapa dia?"
"Menurut informasi dia guru anak tuan Aroon."
"Hmm, menarik sekali. Seorang guru bisa mengerahkan orang untuk memanen segitu banyaknya." Biantara tampak berpikir. "Selidiki, kalau bisa buat guru itu jera karena terlalu membantu Aroon."
"Baik tuan."
🍀🍀🍀🍀
"Selamat pagi Gio."
"Pagi bu Cyra."
"Kenapa kau tidak bersemangat?"
"Perutku kekenyangan."
"Kau makan masakanku?"
"Iya, aku makan bersama Phoo. Dan itu terlalu enak bu Cyra."
"Benarkah? Bagaimana dengan ayahmu?"
"Dia hanya makan sedikit."
Cyra agak kecewa mendengar Aroon tidak menyukai masakannya.
"Yah tidak apa - apa kalau ayahmu tidak menyukainya, yang penting kamu suka."
"Aku suka sekali dan aku ingin makan itu siang nanti."
"Kau tidak bosan?"
"Tidak kalau dengan telur."
"Bagaimana kalau kita nanti menangkap Ayam dan memasaknya dengan telur?" usul Cyra
"Kelihatannya menarik tuan muda." sahut Olif.
"Yah aku setuju, sudah lama aku tidak menangkap ayam." tambah Omar.
"Baiklah nanti siang kita akan berburu Ayam, Mumpung suasana mendung." ucap Cyra. "Tapi sekarang kita belajar dulu."
"Baik bu Cyra." jawab semuanya.
Kali ini mereka belajar tentang Ilmu Pengetahuan Sosial. Setelah perjanjian tadi malam Cyra tidak mendapatkan perlawanan lagi dari Gio. Ia menjadi lebih penurut dan menganggapnya sebagai teman. Hal ini membuat pembelajaran yang diberikan oleh Cyra lebih mudah ditangkap oleh Gio. Setelah hampir empat jam belajar, akhirnya selesai juga.
"Yeaayy akhirnya selesai." Omar menaikkan tangannya keatas untuk meregangkan otot. "Bu Cyra."
"Ya, Omar."
"Jadi kita tangkap Ayam?"
"Jadi dong. Bagaimana Gio, kamu ikut?"
"Pasti."
"Baiklah karena semua antusias bagaimana kalau kita adakan challenge?"
"Setuju." teriak semua.
"Apa challengenya bu Cyra." tanya Omar tidak sabar.
"Jika bisa menangkap Ayam kita menjadi raja selama sehari."
"Maksudnya?" tanya Gio
"Kita bisa memerintah orang - orang sesuka hati kita, tapi yang penting tidak melanggar sopan santun."
"Baiklah, ayo kita mulai." jawab Omar dan Olif bersamaan. Mereka sepertinya sudah tidak sabar.
Setelah sampai di peternakan ayam mereka membuat jaring seperti pagar dan melepaskan beberapa ekor ayam.
"Nah sekarang ayo kita mulai menangkapnya."
"Ayo!" teriak Gio, Omar dan Olif bersamaan.
Cyra menaruh peluit di mulutnya. Ketika hampir meniupnya tiba - tiba..
"Apa yang kalian lakukan?"
"Tuan." Cyra menoleh tampak Aroon dan Syamsudin mendatangi mereka.
"Kenapa kau bawa peluit?"
Gio datang memeluk Aroon. "Kami akan melakukan pertandingan menangkap Ayam. Siapa yang dapat menangkapnya duluan dia akan menjadi raja sehari." jawab Gio. "Phoo mau ikut?"
"Boleh." jawab Aroon.
Tampak wajah Omar dan Olif yang kecewa karena jika Aroon ikut tentu saja mereka tidak leluasa menangkap Ayam. Cyra melihatnya dan akhirnya muncul ide.
"Tuan boleh ikut, tapi harus mentaati peraturannya. Bagaimana?"
"Apa aturan mainnya?"
"Baiklah disini kita semua disini sama yaitu peserta lomba, jadi tidak ada atasan atau bawahan. Tujuannya adalah satu yaitu menangkap Ayam yang akan kita jadikan makan siang kita."
"Bagaimana dengan menyenggol, mendorong apakah boleh bu?"
"Tentu saja boleh, termasuk menyenggol dan mendorong tuan Aroon. Iya kan tuan?"
"Iya." jawab Aroon enteng.
"Yes." jawab Omar dan Olif bersamaan.
"Jangan senang dulu, kalian pasti kalah dariku."
"Tuan juga jangan senang dulu. Didesa menangkap Ayam adalah hal yang mudah bagi saya. Iya kan Pak Uo?" Cyra menyombongkan diri.
Syamsudin hanya mengangguk. "Ijinkan saya menjadi jurinya."
Aroon mengangguk tanda setuju. Aroon membuka baju yang di pakainya dan hanya telanjang dada.
"Apa yang tuan lakukan?!" teriak Cyra sambil memalingkan muka. "Ini lomba tangkap Ayam, bukan lomba buka - bukan vulgar seperti itu."
"Kamu mau tanggung jawab jika bajuku kotor?"
"Ya nggak tuan." jawab Cyra. Terus terang ia malu. Karena pria yang sering telanjang dada di depannya hanya ayah. Wajar jika ia tidak terbiasa melihat tubuh pria lain. Apalagi ini berotot.
"Dan juga tidak ada aturannya bukan kalau harus pakai baju?"
"Iya.. iya boleh." jawab Cyra sambil menundukkan kepalanya. Ah sial betul, kenapa sih pria berotot itu malah buka baju, ini mengganggu konsentrasiku pikir Cyra.
Ia memberi kode pada Pak Uo nya agar lomba segera dimulai.
"Ayo semuanya berkumpul." ucap Syamsudin.
Mereka berlima sudah siap siaga, Ayam yang dilepas hanya dua ekor. Itulah tingkat kesulitannya. Cyra sudah menggulung lengan bajunya dan juga mengikat rambutnya ke atas. Ia melakukan peregangan otot sebentar karena menangkap Ayam dengan tangan kosong perlu taktik dan tentu saja tenaga.
"Prriiiitttt." Syamsudin meniup peluit.
Dengan gesit Cyra bergerak maju. Ia berlari mengejar Ayam yang berwarna coklat tapi dengan gerakan sengaja Omar menyenggol Cyra.
"Maaf bu Guru." ledeknya sambil menjulurkan lidah.
Cyra segera bangkit. Hmmm ternyata Omar tidak bisa ia pandang remeh pikirnya. Ia melihat ayam yang berwarna putih melintas ia segera mengejarnya dan ternyata Ayam putih itu juga diincar oleh Aroon. Aku tidak boleh kalah tekadnya. Ia berlari menyusul Aroon dan mendorongnya.
"Hei!" teriak Aroon.
"Ups maaf tuan." ucap Cyra sambil tersenyum meledek.
"Berani kamu ya!"
"Ingat aturannya tuan." jawab Cyra dan ia kembali berlari mengejar Ayam itu lagi.
Sementara itu Gio, Omar dan Olif sudah memperebutkan Ayam yang berwarna coklat bahkan Omar dan Olif saling menjambak.
"Hahahahah." Cyra tertawa terbahak - bahak, melihat rambut mereka yang sudah kusut. Bahkan tanpa ragu Olif mencakar Omar hingga bajunya compang camping.
"Jangan hanya tertawa saja nona, jika tidak mau kalah." bisik Aroon ditelinganya dan itu membuat Cyra sadar bahwa mereka masih berkompetisi.
Cyra segera kembali ke mode waspada dan mulai lagi mengejar Ayam warna putih. Dan tampaknya Aroon tidak mau kalah ia mengejar ayam berwarna coklat. Cyra berusaha bergerak perlahan dan tidak membuat Ayam itu panik. Hmmm sedikit lagi pasti kena pikirnya. Cyra sudah mengambil ancang - ancang untuk menubruknya. Ia mulai melompat ke arah Ayam dan.
"Husshh..! Husshh..!"
Seseorang membuat suara yang keras sehingga saat Cyra melompat Ayam itu lari.
"Acchhh siialll!!!" teriaknya jengkel. Apalagi ia jatuh dikubangan lumpur.
"Hahahaah.. kau kena karma karena tadi mentertawakan mereka." teriak Aroon. Ia merasa sangat bahagia dengan Cyra yang masuk kubangan lumpur. "Lihat wajahnya.. Hahahahh."
Omar dan Olif tertawa, tapi yang paling keras tertawanya adalah Syamsudin karena melihat wajah Cyra yang belepotan lumpur.
"Pak Uo!" teriaknya kesal.
"Maaf Cyra, wajahmu sangat lucu."
Jawaban itu membuat Aroon semakin tertawa. "Seperti badut."
Sial aku ditertawakan olehnya, padahal ia yang membuat suara hingga aku gagal menangkap Ayam itu. "Tuan!" teriak Cyra kesal. Ia berdiri dan berlari ke arah Aroon yang masih tertawa dengan tangan yang penuh lumpur.
"Hei apa yang kau lakukan?!" teriak Aroon.
Cyra tidak menghiraukan perkataan tuannya itu. Dengan penuh rasa kesal ia menubruk hingga Aroon jatuh ke tanah, dengan cepat Cyra duduk diatas tubuhnya dan mulai menaruh lumpur itu ke sekujur wajahnya. "Rasakan ini tuan." dengan kalab ia terus menaruh lumpur itu di wajah dan tubuh Aroon. Ia juga menggelitik pinggang Aroon.
"Hei hentikan! Geli tahu!"
"Ini pembalasanku karena tuan sengaja membuat Ayam itu lari."
Aroon berhasil menangkap kedua tangan Cyra. "Kau lupa, semua berhak menggagalkan lawan untuk mendapatkan Ayam. Itu aturan mainnya kan?!"
Cyra terdiam karena sadar dengan kekeliruannya, tidak seharusnya ia marah pada Aroon. Cyra yang awalnya marah kembali menjadi tenang.
Omar, Olif dan Syamsudin sangat terkejut dengan posisi mereka.
"Bu Cyra."
Cyra menoleh. "Apa Omar?"
Omar menunjuk. "Itu."
Cyra segera sadar bahwa posisinya ini sangat kurang ajar. Ia bingung harus bagaimana. Terus terang ia malu karena ia memperlihatkan sikap yang tidak pantas sebagai seorang guru.
"Turun." perintah Aroon. Sial sudah empat tahun milikku yang berharga ini tidak bangun, aku harus waspada pada Cyra. Dihatiku hanya ada Davira pikir Aroon.
"Maaf tuan." ucapnya sambil menunduk.
Tiba - tiba.
"Yeeaayy! Aku berhasil menangkap ayamnya." teriak Gio. Semua beralih pada Gio. Dan kesempatan itu digunakan Cyra untuk menghindari Aroon.
"Wah kau hebat Gio. Good job." puji Cyra sambil mendekati Gio.
"Uh bu Cyra bau."
"Benarkah?"
"Iya bau banget."
"Jangan berkata seperti itu Gio." Aroon mendekati Gio.
"Uh Phoo juga bau. Apa sih yang kalian lakukan sampai bau seperti itu." ucapnya sambil menutup hidung.
"Hmmm. Kalau begitu ibu akan mandi." Cyra berbalik pergi.
"Lantas Ayamnya?"
Cyra menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan membawa Ayam itu. "Ibu akan menyuruh Jono menyembelihnya. Kau ingin dimasak apa?"
"Ayam jahe." jawab Gio.
"Baiklah setelah mandi aku akan memasak." Cyra segera meninggalkan mereka. Huh semua gara - gara Ayam.
Aroon melihat kepergian Cyra dengan pandangan mendalam. Syamsudin segera mendekati tuannya.
"Maafkan keponakan saya tuan, anda menjadi kotor."
"Tidak apa - apa Syam, aku juga akan mandi."
Aroon juga ikut pergi menuju kamarnya.
🍀🍀🍀🍀
Setelah semuanya selesai makan siang dengan Ayam Jahe buatan Cyra. Gio kembali belajar.
"Kau ingin belajar apa?"
"Aku ingin menggambar."
"Baiklah ayo kita menggambar bersama."
"Apa temanya bu Cyra?" tanya Olif.
"Hmmm bagaimana kalau cita - cita atau sesuatu yang ingin kalian lakukan dengan orang tercinta?"
"Setuju."
Mereka semua sudah siap dengan peralatan menggambar. Gio mulai menggoreskan pensil di buku gambarnya. Dengan sabar Cyra mendampingi mereka. Ia melihat sekilas gambar Gio. Tapi belum ada gambaran itu mengenai apa.
Satu jam sudah berlalu.
"Sudah selesai?"
"Sudah bu." jawab semuanya.
"Oke Olif perlihatkan gambarmu."
"Aku sebenarnya ingin jalan - jalan keluar negeri bersama Omar dan tuan muda." Olif menjelaskan gambar yang ada ditangannya.
"Ah jangan mimpi kamu." ledek Omar
"Terserah aku dong. Kan tadi bu guru bilang kita menggambar suatu hal yang ingin kita lakukan dengan orang terdekat kita."
"Iya Omar, yang dikatakan Olif itu benar. Dan aku rasa tidak ada yang salah. Itu artinya Olif sangat menyayangi kamu dan Gio." ucap Cyra. "Kalau kamu, apa yang kamu gambar?"
"Hehehehh.. saya ingin memancing bersama tuan muda dan Olif."
"Hahahahhh.. Apa itu? Memancing? Hah itu bukan hal yang menyenangkan tau." ucap Olif.
"Tidak apa - apa Olif, apa yang dilakukan Omar juga suatu hal yang baik. Intinya kita harus saling menghargai orang lain."
Mereka berdua mengangguk - angguk.
"Nah sekarang, apa yang kamu gambar Gio?"
Dengan malu Gio memperlihatkan gambarnya. Ia tetap diam tanpa penjelasan. Cyra memperhatikan gambar itu dengan seksama.
"Oh bu guru tahu. Kau ingin berulang tahun."
Gio mengangguk.
"Bagus, lantas ini siapa?"
"Itu Phoo." jawabnya lirih.
"Gio mau merayakan ulang tahun bersama ayah?"
Gio mengangguk pelan.
"Baiklah kalau begitu kita akan merayakan ulang tahunmu nanti bersama dengan ayahmu. Kita rayakan semeriah mungkin. Bagaimana?"
Gio tersenyum dan memeluk Cyra. "Iya aku mau bu Cyra."
"Baiklah nanti ibu akan minta ijin pada ayahmu."
"Sebaiknya jangan bu." sahut Omar.
"Kenapa?" tanya Cyra bingung.
Omar dan Olif menariknya keluar dari ruang belajar. "Bu Cyra tahu ulang tahunnya Gio?"
"Hmm.. tahu. Tanggal delapan belas bulan ini kan. Itu artinya satu minggu lagi."
"Bukan.. bukan itu maksud saya."
"Lantas?"
"Ulang tahun tuan muda bertepatan dengan tanggal kematian nyonya Davira. Jadi tuan tidak akan mengadakan pesta apapun. Setiap tanggal delapan belas tuan akan menghabiskan waktu berdiam diri di kamar sambil minum - minum. Jadi jangan coba - coba mengusulkan ulang tahun tuan muda."
"Tidak Omar, tidak seharusnya tuan larut dalam kesedihan dan Gio yang menjadi korban."
"Jangan bu Cyra." cegah Olif.
"Tidak, aku akan tetap mengusulkan perayaan ulang tahun untu Gio."
Cyra sudah bertekad untuk membujuk Aroon agar ulang tahun Gio dirayakan dan tidak hanya kali ini saja tapi setiap tahunnya harus dirayakan.
🍀🍀🍀🍀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
apa Cyra akan berhasil meyakinkan Aroon tuk merayakan ultah putranya,,,
2024-06-02
0
Lily
yg nama sudah meninggal mau gimana lagi takdir tidak ada yg tau
2023-08-26
0
Itsaku
perkara ayam bikin ngakak
2023-08-24
0