Beberapa tahun lalu, seorang Ratu dunia bawah laut, mengirimkan seorang bayi ke dalam sebuah keluarga. Ratu Kerinee namanya. Seorang Ratu dunia bawah yang anggun dan ramah, sebelum keadaan mengubahnya menjadi begitu angkuh dan arogan.
Menjadi dingin dan tegas kepada penghuni kerajaan maupun rakyatnya. Bahkan sampai sekarang, dia masih bertahta dengan seluruh keangkuhan nya.
"Lula.. kau harus bersiap-siap mulai dari sekarang.. Ketika usiamu tepat tujuh belas tahun, aku akan mengambilmu kembali.." suara parau seseorang menusuk tepat di telinga Lula.
"Ini bukan akhir cerita, Lula.. Inilah awal dari game yang Moana buat..."
"Hahhh!" Aku terbangun dengan nafas memburu. Mimpi apa tadi? Moana? Apa itu? Kenapa aku harus bersiap-siap mulai sekarang?
Suara itu, tidak asing bagiku.
Suaranya begitu jelas di telingaku dan bisa menghipnotis ku. Pikiranku tidak karuan sekarang. Nafasku masih memburu dan atmosfer di sini menjadi panas.
"Lula. Kau baik-baik saja?" Mama menyentuh lenganku membuatku terkejut dan menoleh menatapnya.
"Lula mau mandi sekarang." Aku beranjak dari tempat tidur dan meraih handuk di gantungan. Berjalan gontai memasuki kamar mandi. Mama melihat ku dengan bingung.
***
Selesai bersiap-siap, aku turun dari kamarku dan menuju meja makan. Seseorang duduk membelakangi ku dan aku tahu siapa dia.
"Kau di sini Yejin?" Yejin menoleh dan tersenyum kaku. Sudahlah, kalau tidak bisa tersenyum dengan tulus tidak usah tersenyum. Ada-ada saja.
"Makan dulu sayang," Mama mencium keningku dan menyiapkan sarapanku.
"Papa kemana?" Aku bertanya karena tidak melihat papa dari tadi, dan bocah menyebalkan itu tapi aku tidak menanyakan si bocah itu.
"Papa sudah berangkat sebelum kau bangun." Sebelum aku bangun dan bagaimana Yefy berangkat sekolah? Tidak peduli.
"Kau sudah sarapan Yejin?" Tanya mama pada Yejin.
"Sudah bibi, terimakasih.."
"Tidak apa, aku akan menyiapkannya. Kau jarang kesini dan makan masakanku." Mama kenapa memaksa sekali. Lagian Yejin tidak mau kenapa dipaksa.
"Kak Yejin!!!" Yefy duduk di samping Yejin dan menunjukkan sesuatu di tablet nya.
"Kak aku udah bisa bikin ini."
"Kau hebat sekali." kulihat Yejin melihat apa yang Yefy tunjukkan. Aku tidak peduli sekarang. Aku hanya ingin sarapan dan berangkat ke sekolah.
***
"Jereni.. tadi aku bermimpi aneh." Kami sedang berada di kantin dan Jereni sedang asik dengan makanan nya.
"Ceritakan padaku apa yang aneh Lula." Jereni menyentuh hidungku dan aku sangat tidak suka. "Jangan marah, kau imut sekali kalau sedang marah " Jereni tertawa dan aku hanya cemberut. Aku sangat tidak suka seseorang menyentuh hidungku.
"Seseorang dengan suara yang aneh. Moana, bersiap-siap ketika tujuh belas tahu. BLA BLA BLA.." Aku benar-benar tidak bisa melupakan mimpi itu dan beberapa kejadian aneh sebelumnya. Ada rasa ingin menyelidiki, namun apa yang harus aku selidiki?
"Kau tahu, Lula? Mimpi itu hanya bunga tidur jadi jangan khawatirkan hal itu."
Jereni benar, tapi kejadian-kejadian sebelumnya? Apakah aku perlu mengabaikan nya? Mengendalikan air dan.. waktu berhenti itu? Apa itu semua hanya kebetulan?
Kurasa ada yang aneh terjadi dalam diriku dan aku masih tidak tahu itu. Apa aku.. harus mencari tahu?
"Lula. Kau dipanggil Tuan Bogdan." Yejin membuatku sadar dari lamunanku. Dia selalu datang tiba-tiba dan mengejutkanku.
"Ada apa?"
Yejin mengendikkan bahu dan menyuruhku untuk pergi bersamanya.
"Pergi saja, Lula. Aku menunggu di sini." Jereni tersenyum dan meyakinkanku untuk pergi bersama Yejin. Aku mengangguk dan beranjak pergi mengikutinya.
***
"Perlombaannya diundur satu Minggu. Tapi, bukan berarti satu Minggu itu kalian libur latihan. Latihan tetap dilaksanakan dan di jam yang sama dengan durasi dua jam satu hari, dan lima hari dalam satu Minggu." Tuan Bogdan duduk dan menatap aku dan Yejin bergantian.
Diundur satu Minggu dan berarti tiga Minggu lagi dari perlombaan. Tapi tuan Bogdan tidak memberi kami libur latihan di 5 hari itu. Tidak ada masalah sebenarnya, tapi..
"Apa kalian paham?" Yejin menyenggol lenganku. "Jangan melamun." Bisiknya lirih.
Aku mengangguk dan Tuan Bogdan mengahiri pertemuan ini. "Terimakasih waktunya." Kami beranjak dan berpamitan kepada Tuan Bogdan untuk keluar ruangannya.
"Tunggu." Aku berhenti dan menoleh ke belakang. Tuan Bogdan menghentikan kami. "Good luck!" Lanjutnya.
***
"Kalian harus bekerja sama! Ayo Yejin!" Teriak Tuan Ivan dari sisi kolam renang. Yejin berenang dengan cepat menuju arahku. Aku segera bersiap-siap ketika Yejin sudah sampai.
"Sh.. sh.. shhh..." Sebuah suara muncul dari dalam air. Seperti sesuatu menarik perhatianku untuk melihat ke bawah dan melihat apa itu.
Tapi mataku fokus dengan Yejin yang sedang berenang menuju kemari. Semakin aku mengabaikan suara itu, semakin suaranya berdengung di telingaku dan aku tidak mendengar apapun kecuali suara itu.
"Shhhhhh... hhhhhhhh..." Kau tahu suaranya itu seperti sesuatu berbisik namun sangat tidak jelas dan membuat ku bingung.
Air berombak karena Yejin hampir sampai dan Tuan Ivan berteriak menyadarkanku. Sekejap pendengaranku kembali dan Yejin menyentuh lenganku.
"Ayo Lula! Lenturkan ototmu dan fokus!! fokus Lula!!" Tuan Ivan berteriak dan dengan kesadaran ku yang telah kembali, aku segera berenang menuju ujung sebaliknya.
"Shhhh...suwhhjskj... shhhwhhwh..." Suara itu masih mengikutiku dan menjadi banyak sekali. Aku menoleh ke belakang dan sesuatu seakan mengikutiku di dalam air. Aku mempercepat ayunan lenganku dan semakin suara itu mengikutiku.
Aku gelisah dan tidak fokus. Kakiku kram dan aku tidak bisa menggerakkan lenganku. Tubuhku tenggelam dan aku tidak bisa berbicara. Mulutku kaku dan pandangan ku kabur.
Yejin memanggilku begitupun Tuan Ivan. Mereka berusaha untuk menyelamatkan aku. Lagi-lagi aku tenggelam, namun kali ini aku tidak tau apa penyebabnya dan aku masih sadar dengan tubuh yang tidak bisa digerakkan.
Aku tidak panik dan aku bisa tahan tidak bernafas di dalam air. Telingaku gatal sekali namun aku tidak bisa menggaruk nya.
Bayangan hitam menyelubungiku dan aku tidak bisa melihat apapun.
Sesaat kemudian sebuah tangan meraihku dan membawaku ke permukaan. Tubuhku masih tidak bisa digerakkan.
"Lula! Lula!" Yejin menepuk pipiku dan aku hanya melihatnya. Dia sangat khawatir. Kami masih berada di kolam renang.
Aku mendengar Tuan Ivan menelpon seseorang dan dia juga gelisah.
Yejin menopang berat badanku dan terus menyadarkanku dan membuatku berbicara namun aku sama sekali tidak bisa melakukan itu. Aku hanya bisa berkedip dan bersyukur atas itu.
"Lula apa kau bisa mendengar ku?" Yejin menyentuh wajahku dengan tangan kanannya.
Dia sangat khawatir.
Aku hanya bisa menatap wajahnya yang basah dan terlihat begitu bercahaya. Seperti kami sudah saling mengenal lamaa sekali dan aku merasa sangat nyaman di dekatnya.
Yejin, aku sangat menyayanginya. Kau telah kembali dan apakah aku yang akan pergi sekarang? Bahkan aku tidak bisa berbicara di saat terakhir aku melihatmu seperti ini.
Aku merasa lelah dan sangat lemas. Hanya air dan Yejin yang mampu menopangku sekarang. Dua hal ini, Yejin dan air, entah kenapa memabukkan aku. Keduanya menenggelamkan dan menyelamatkanku.
Yejin. Jika saja kau kembali dari dulu, aku akan melihatmu sepanjang waktu seperti ini.
Aku tak bisa mendengar suaramu lagi kali ini, Yejin. Selama aku berada di dua hal ini, aku akan merasa sangat bahagia, dan... kepergian ku akan tenang.
Terimakasih Yejin telah ada di saat terakhirku. Aku, tak mampu lagi mempertahankan kelopak mataku, dan...
Author's POV
"Lula! Lula!" Yejin terus menyadarkan Lula. namun, perempuan di depannya itu telah menutup matanya.
Ambulan datang di luar dan beberapa orang berlarian masuk. Dua diantaranya mencoba melompat dan membawa Yejin dan Lula ke sisi kolam renang.
Mereka, membawa Lula dengan mobil ambulans ke rumah sakit dan Tuan Ivan mengabari orang tua Lula.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Mommy Rara
Miss sweety comeback, beri jejak 5 like sampe sini untuk karya thor yang bagus ini 😍
2020-12-29
2
call aaron
tinggalkan jejak setelah membaca.
pembaca setia+komen di sini, aku follow😍💕
2020-11-09
2