Ini hari Rabu. Itu artinya hari berenang. Aku tak sabar untuk pergi ke sekolah.
"Kakak!"
"Iya, bentar. Kakak mau sarapan dulu."
"Enggak mau! maunya sekarang!!"
Dasar bocah keras kepala. Dia Maryim Yefin. Itu, bocah berseragam aneh bersekolah di sekolahan aneh di pesisir. Jauh dari rumah. Mama melahirkannya 5 tahun lalu tepat di hari ulang tahunku. Yeah, ulang tahun kami sama jadi double dan aku yang harus selalu mengalah.
Sudah lima tahun semenjak hari dimana mama dan papa memberikanku liontin itu. Liontin itu sangat aneh dan hanya aku yang tahu. Kau tahu aku tidak pernah melepaskannya dan aku pakai setiap waktu.
Selalu bercahaya biru ketika aku ada di air dan sebenarnya itu bukan suatu masalah. Aku tidak peduli. Yakinlah, aku sudah cukup dewasa sekarang. Usiaku sudah 15 tahun dan aku tahu apa apa yang aneh terjadi dalam kehidupanku.
"Lula, jangan hanya melamun. Ayo makan sarapanmu." Perintah mama. ck, aku dari tadi melamun ya.. secepat kilat aku memakan roti isi di depanku dan minum susu.
"Iya mama. Lula sudah selesai."
"Lula. Sudah mama bilang kalau makan jangan tergesa-gesa. Itu tidak baik. Kau bisa saja tersedak. Siapa yang kesakitan?" Ya begitulah, mama selalu menasihatiku dimana pun aku bersamanya.
"Hari ini hari berenang mama, Lula harus cepat-cepat. Tuan Bogdan marah kalau Lula terlambat lagi." Kataku sambil meraih ranselku dan berpamitan dengan mama.
"Yefy mau berangkat sama kakak!!"
"Kamu berangkat sama papa. Kakak mau pakai sepeda, nanti terlambat kalau aku harus mengantar Yefy." Dia sangat menyebalkan. Sudah tahu aku akan terlambat jika aku harus mengantar Yefy. lagian aku pakai sepeda, umurku 15 tahun dan aku sudah mengerti kalau pakai sepeda itu tidak seringan mengendarai sepeda motor!
"Yefy sama papa. Nanti kita ke taman dulu oke?" Papa muncul tiba-tiba dari kamar dan menggendong Yefi si anak manja itu.
"Yay!!" Kata bocah itu senang.
"Mama papa Lula berangkat dulu!"
"Hati-hati!" Teriak mama. Aku berlari keluar dan bersiap siap dengan sepedaku.
Kami hidup di Moscow, sebuah kota di Rusia. Entahlah kalian tahu atau tidak. Kurasa ini lebih ke menjorok, atau lebih ke dalam Moscow dan tidak di kotanya. Sebuah desa yang masih asri dengan pepohonan di sepanjang jalannya. Sejuk sekali, aku sangat menyukai nya.
Aku suka air. Yeah dari dulu emang aku menyukainya. Itu membuatku tenang dan seakan tubuhku mengalir suatu kekuatan aneh. Entahlah, aku tak tahu tepatnya apa itu.
Aku juga bisa tahan beberapa menit di air. Tidak bernafas dan itu tak membuatku tersiksa. Kurasa aku keturunan Poseidon, ck. Itu di Yunani. Aku hidup di Rusia.
"Lula!!!!!" OMG! seketika aku menghentikan sepedaku dan hampir terjatuh darinya.
Gadis berambut merah kecoklatan itu, namanya Jereni. Sahabatku dari dulu sekali. Dia baik dan perhatian. Jereni gadis yang cantik dan mengesankan.
"Jereni kenapa kau mengagetkan saya."
"Lula kau yang tidak dengar saja. Aku memanggilmu dari kau keluar dari rumahmu itu." Jereni menggembungkan pipinya. Sangat imut.
"Maaf tadi saya benar-benar tidak mendengarmu."
"Sudahkah Lula, sekarang kita berangkat bersama ke sekolah." Jereni tersenyum dan kami berangkat ke sekolah bersama.
***
Kami sedang berlari memutari lapangan basket. Melelahkan sekali, rasanya aku ingin segera terjun ke air. Membayangkan sejuknya air jernih ditambah lagi kolam renang di sekolahku berwarna hijau mint dan aku sangat menyukainya.
"Lukin! Saya tidak mau melihat kamu berhenti seperti itu lagi atau akan saya hukum!!!" Tuan Bogdan, dia guru olahraga dan sangat galak. Aku tidak suka sebenarnya.
"Siap, Pak!!!" Kata Lukin berlari lagi. Dia anak laki-laki yang cupu. Lukin, selalu bermain dengan para anak perempuan di kelas. Aku ingin tertawa rasanya ckck.
"Yakov!!! Jangan membuat saya menghukummu lagi kali ini! Cepat lari!!"
"Siap, Pak!!"
"Yejin!"
"Siap, Pak! Saya akan terus berlari!!"
"Lula!!!"
hahhh.. Kenapa? aku terus berlari sedari tadi. Apa aku membuat kesalahan??
"Siap, Pak!!! Saya tidak berhenti!!!"
"Kalian ikuti saya maksudnya. Wkwk kalian takut yah!!" Kata Tuan Bogdan sambil cekikikan.
Kukira aku akan kena marah Tuan Bogdan xixixi.
Aku dan Yejin mengikuti Tuan Bogdan ke dekat kolam renang. Aku tidak takut pada Pak Bogdan, hanya saja dia sangat menyebalkan.
"Lula. Yejin. Tentunya kalian tidak lupa olimpiade renang satu bulan lagi."
"Iya, Pak!" Jawab kami berdua dan kami bertatapan. Xixixi, Yejin anak laki-laki pendiam di kelasku. Tapi dia sangat keren. Aku menyukainya.
"Oke, saya akan menambah jadwal latihan menjadi lima kali dalam seminggu."
"Yes!" Kataku dalam hati. Inilah yang aku tunggu-tunggu, Tuan Bogdan menambah jadwal latihan kami. Itu berarti aku akan menghabiskan lima kali dalam seminggu untuk berada di air.
"Apa??" Kata Yejin terkejut. "Pak, ini--"
"Apa kamu keberatan Yejin?!"
"Tidak, Pak! Maaf." Kata Yejin dengan lagaknya yang cool. Sebenarnya Yejin sahabatku ketika sekolah dasar. Dia pindah beberapa tahun ke luar kota dan kami sama sekali tidak berkomunikasi lagi.
Di sekolah menengah bawah ini kami satu sekolah dan satu kelas, karena dia pindah di kota ini lagi. Dia banyak berubah, jadi anak pendiam dan sangat keren.
Kami jarang berkomunikasi padahal kami sering bertemu di kelas dan dia juga sering berlatih renang bersamaku.
Aku berniatan untuk mendekati Yejin dan membuat kami menjadi seperti dulu lagi. Tapi semakin aku melakukan itu, aku semakin sadar. Adakalanya perubahan itu memang benar-benar terjadi.
Aku rindu Yejin yang dulu. Yejin yang selalu melindungiku ketika aku dalam bahaya dan Yejin yang selalu bermain bersamaku.
"Sudah kalian kembali berlari lagi! ikuti mereka dan ditambah dua putaran lagi!!!" Perintah Tuan Bogdan tegas.
"Apa!!!!" Respon aku dan Yejin bersamaan. Kami bertatapan lagi. ck
"Apa kalian keberatan?!!"
"Tidak, Pak!! Maaf!" Kataku dan Yejin lalu kami berlari ke barisan.
"Cepat-cepat!! Tinggal dua putaran lagi untuk kalian semua dan empat putaran untuk Yejin dan Lula!!" Teriak Tuan Bogdan sambil menyemangati.
Dia memang tidak galak. Tapi tuan Bogdan itu menyebalkan!
"Ya!! empat kali lagi untuk Yasha! Saya tahu kamu tadi berhenti!"
"Pak!!! Saya tidak berhenti tadi!" Keluh Yasha. Anak laki-laki itu berlari sambil marah-marah. Yasha, anak laki-laki berambut pirang dan tampan. Dia dekat dengan Jereni.
"Empat atau enam lagi!!"
"Siap, Pak! Empat kali!" Yasha berlari dengan malas dan cemberut.
Aku terus berlari dan berlari. Mau menyamai Yejin. Dia cepat sekali. Yejin memang pandai dalam olahraga. Dia tahun ini ikut olimpiade renang dan lari.
"Yejiin! Yejin" jarak kami satu meter dan akhirnya aku hampir menyamainya. Yejin tahu ini aku jadi dia memperlambat larinya dan menyamai aku.
"Kenapa Lula?" bisiknya.
"Apa kita bisa berbicara sepulang sekolah?"
"Bisa."
"Kita bertemu di parkiran ya."
"Baiklah."
Yejin mengangguk dan mempercepat larinya lagi. Aku, mau memperlambat saja lah wkwk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments