Aku masih tak percaya dengan perlakuan Yejin kemarin. Apa dia benar-benar menghawatirkan aku? Tidak penting.
"Lula.." Aku menoleh dan Yejin berdiri di belakangku. Akhir-akhir ini dia sering menghampiri aku dan basa basi sedikit.
"Kenapa Yejin?" Aku memperhatikan Yejin yang berjalan dan duduk di kursi di depanku.
"Apa kau baik-baik saja?"
"Aku tak apa. Jangan khawatirkan aku Yejin."
"Baiklah. Aku akan memberitahu Tuan Ivan agar latihan hari ini tidak diliburkan." Apa? Jadi kalau aku memberitahunya tidak baik-baik saja latihan diliburkan?
"Tuan Ivan sangat menghawatirkan mu." Yejin berdiri dan hendak pergi.
"Yejin!" Yejin berbalik dan menatapku ada apa.
"Terimakasih sudah menolongku. Kemarin." Aku tersenyum dan Yejin hanya mengangguk lalu pergi berlalu.
Aku tidak mengerti Yejin menjadi seperti ini, tapi ini baik sekali. Hubungan kami perlahan akan seperti dulu lagi.
Teman-teman ku berhamburan masuk ke dalam kelas dan diikuti Bu Yulinka.
Kemana Yejin? Bu Yulinka datang dan dia pergi.
"Selamat pagi. Baiklah kita awali pagi ini dengan senam mata, seperti biasa dan agak berbeda hari ini.." Senam mata, kebiasaan rutin yang kami lakukan di sekolah di pagi hari. Untuk meningkatkan daya konsentrasi kami agar fokus pada pelajaran yang diberikan.
Di Rusia, kami diwajibkan memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi sejak dini agar mampu melakukan apapun dengan cekatan dan fokus. Fokus lebih diutamakan, pekerjaan sulit sekalipun menjadi mudah bila kita fokus dan berkonsentrasi.
***
Aku keluar kelas kali ini, di istirahat kedua, tepat pukul 1 siang. Mau berjalan-jalan saja dan seharian ini aku tidak bersama Jereni. Karena tugas kelompok jadi dia bersama kelompoknya sedang mengerjakan tugas.
"Lula!" Yejin berlari dari Utara dan menghampiri ku.
"Kenapa Yejin?" Hanya itu kata-kata yang mampu aku lontarkan.
"Apa kau lapar?" Hmm .. aku lupa tidak membawa bekal dan aku lapar sekarang.
"Iya.."
"Kenapa tidak makan? Ayo kita makan!" Kata Yejin menggandeng tanganku dan berlari membawaku ke kantin.
Kami berlarian sepanjang jalan dan tertawa bersama sambil bersenda gurau. Tidak biasanya Yejin seperti ini? Kenapa Yejin dan apa kepala dia terbentur?? Dan kenapa aku sampai berpikir seperti itu? Lupakan.
Sesampainya di kantin, Yejin bertanya aku mau beli apa. Aku mau makan roti isi sama susu saja aku bilangnya.
"Apa cuma itu? Kalau mau beli lagi tidak apa. Kali ini aku yang traktir deh." Kata Yejin sambil menatapku.
Kalau ditraktir mana bisa menolak.
"Spaghetti saja Yejin."
"Baiklah.. tambah spaghetti dua, kak." Kata Yejin dan kami mencari tempat untuk duduk dan makan makanan kami.
Kami duduk dan tidak ada percakapan sama sekali. Terdiam seperti biasa. Mau memulai dari mana?
Tiba-tiba, semuanya melambat dan aku tidak mendengar suara apapun di sini. Pergerakan orang-orang di sini, menjadi begitu lambat dan seakan hanya aku yang begerak normal. Kenapa?
Jantungku berdetak kencang dan tubuhku panas sekali. Gerah, padahal aku berada di kantin terbuka dan banyak pohon di sini.
Yejin, dia masih terdiam namun perlahan pergerakannya hendak menyentuhku dan menatapku aneh.
Mendadak aku tidak bisa bergerak dan tubuhku kaku. Aku hanya bisa menatap Yejin dan sepersekian detik kemudian keadaan menjadi normal dan jantungku berdetak normal lagi. Tubuhku tidak panas dan dingin seperti biasanya.
Apa ini yang dinamakan, the stopping of time? Titik nol detik dan waktu yang berhenti?
"Apa kau baik-baik saja Lula?" Yejin bertanya karena menghawatirkan aku.
"Apa yang terjadi?" Aku baru sadar kalau semua orang memperhatikan ku. Kenapa? Seharusnya aku yang bertanya kenapa pada mereka semua.
"Kau bergerak begitu cepat, berteriak-teriak, dan terdiam seketika. Ada apa?" Apa? apa yang terjadi?
"Tapi aku baik-baik saja sekarang jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
Yejin mengangguk dan satu menit kemudian makanan kami datang dan kami segera memakannya.
Tidak banyak percakapan, tapi setidaknya lebih baik dari tadi.
***
"Selamat siang. Kita mulai latihan secara profesional kali ini. Jadi, saya mohon ikuti instruksi saya. Dan.." Tuan Ivan menatap kami berdua. Aku dan Yejin saling bertatapan tidak mengerti. "Jangan tenggelam lagi." Tuan Ivan tertawa sambil menatapku. Tidak akan, lagian kemarin itu tidak disengaja.
Tuan Ivan menyuruh kami untuk masuk ke dalam kolam renang dan melakukan pelemasan otot sambil beradaptasi di kolam renang.
Cara melatihnya hampir sama dengan Tuan Bogdan. Perbedaan nya hanya di sikap mereka. Tuan Bogdan selalu serius, sedangkan Tuan Ivan sesekali bersenda gurau.
Tidak ada hambatan di latihan hari ini. Walau agak tegang karena Tuan Ivan melatih kami secara profesional. Bukan masalah besar. Tidak apa.
Yejin mengajakku pulang bersamanya lagi dan aku menyetujuinya. Sekarang kami sedang bersiap-siap dan Yejin sepertinya sudah selesai, aku mendengar langkah kakinya di luar.
Lima menit kemudian aku selesai dan memasukkan baju renangku ke dalam tas dan keluar dari ruang ganti.
"Sudah lama?" Tanyaku pada Yejin yang tengah memainkan ponselnya. Yejin membawa ponsel?
"Kau membawa ponsel Yejin?" Tanyaku sebelum dia menjawab pertanyaan pertamaku.
"Mungkin kakak memasukkannya ke dalam tas. Aku hanya sedang melihat apa yang diperbuat dia dengan ponselku." Kakak Yejin sangat jail dan aku sama sekali tidak menyukainya. Dulu, dia selalu mengerjai aku dan Yejin dan kami sampai menangis bersama-sama. Tapi akhir-akhir ini, dia menjadi sangat ramah dan baik.
Dia sering ke perpustakaan kota dan bertemu denganku.
"Ayo, kita pulang." Yejin mengajakku keluar. Kami berjalan bersama menuju parkiran dan segera lepas dari sekolah.
Menjauh dari sekolah dan kami menuntun sepeda kami masing-masing.
"Maafkan aku.." Yejin meminta maaf dan aku tidak tahu kenapa dia melakukan itu.
"Untuk apa?" Aku bertanya dan Yejin menatapku sekilas lalu kembali melihat depan lagi.
"Aku harus memutuskan banyak hal dan itu bukan sesuatu yang mudah.." Kami terus berjalan dan aku terus menatap Yejin dan mendengarkannya. Aku ingin bertanya namun tidak enak, jadi aku diam saja dan terus mendengarkan.
"Beberapa hal harus aku tinggalkan dan bukan berarti aku benar-benar meninggalkannya. Kami dihadapkan pilihan besar kala itu. Maafkan aku, Lula. Aku gagal mempertahankan persahabatan kita." Yejin terus menatap ke depan tanpa melihatku.
"Tidak apa, Yejin."
Yejin berhenti dan menatapku.
"Aku yang memulai dan aku yang menjadikan kita seperti sekarang ini, tidak banyak percakapan dan canggung sekali." Yejin menatapku dan aku hanya terdiam tidak tahu harus berbuat apa.
"Tapi, aku kembali untuk memperbaiki semuanya." Yejin meletakkan sepedanya di tanah dan menyentuh pundakku. Yejin menarik nafas panjang.
"Apa kau mau persahabatan kita seperti dulu lagi, Lula?" Dia menatapku penuh harap. Apa aku tidak salah dengar? Dia mau kami, aku dan dia kembali seperti dulu lagi?
"Aku mau Yejin." Yejin tersenyum dan memelukku.
"Oh maaf.." Dia melepaskan pelukanku namun aku segera memeluknya sangat erat, seakan tidak mau kehilangan dia lagi. Aku sangat merindukan Yejin yang seperti ini.
Yejin terkejut karena aku memeluknya dan dia memelukku lagi. Yejin, aku sangat merindukanmu dan kini kau telah kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Neo
up kk
2020-11-08
2
call aaron
makasih yang udah mau baca.
like dan komennya sangat berharga
2020-11-06
1