Luna Rusalka
Guntur menyambar bumi dengan kekuatan maksimal. Badai berkecamuk di lautan diikuti oleh ombak raksasa yang menggeliat bak kepanasan di tengah teriknya surya.
Berdirilah sang Moana (julukan bagi penguasa samudera) di bawah sinar rembulan penuh. Mengangkat tongkat samuderanya dengan keangkuhan yang tak akan pernah terpatahkan. Sorot matanya yang tajam menatap pria tampan yang tak berdaya di depannya. Satu kedipan saja, mampu menghancurkan seluruh alam bawah sadar manusia.
"KUPERINTAHKAN! LAUTAN DAN ISINYA! UNTUK TUNDUK PADAKU DAN MENJALANKAN PERINTAHKU UNTUK MENGHANCURKAN KAUM MANUSIA!"
Kyaaa!!!
Sang Moana mengangkat tongkat hitamnya dengan penuh kebencian. Guntur tak hentinya menyambar bumi dengan kuat, menakut-nakuti seluruh makhluk tanpa terkecuali. Ombak meninggi patuh pada perintah penguasa mereka, dan badai tambah menjadi-jadi.
Pria bersurai hitam itu tidak tahu harus bagaimana, ketika wanita yang dicintainya murka atas apa yang tidak pernah dilakukannya. Terombang-ambing di tengah lautan, dengan rembulan yang semakin menampakkan keangkuannya yang menyeramkan.
Hanya dengan perahu kecil untuk berpijak, si pria masih bertahan dari keadaan sekitar yang porak-poranda, seakan kiamat akan segera terjadi. Angin semakin kencang, langit menggelap diikuti dengan suara guntur yang semakin keras.
Mulutnya ingin sekali melontarkan kata-kata, menghentikan kekasihnya, dan menjelaskan semuanya dengan baik-baik. Namun, alih-alih semuanya sudah terlambat. Terlambat memperbaiki semuanya. Ia tetap berpijak pada anggapan bahwa yang telah dilakukannya tidak sesuai dengan yang ia inginkan dan tanpa sadar.
Si pria hanya pasrah, ketika sang Moana menghancurkan seluruh daratan dan lautan. Orang-orang berlarian ke sana kemari, tak perduli siapa mereka, dan dimana keluarga mereka. Kiamat telah terjadi, pikir manusia yang berada di sekitar laut. Hal ini belum pernah terjadi dan sudah pasti membuat mereka semua ketakutan yang teramat.
Seluruh penghuni lautan bersatu, menjalankan perintah penguasanya untuk menghancurkan kaum manusia tanpa tersisa. Semua duyung yang naik ke permukaan, satu-persatu berjejer, membentuk pola lingkaran menyerupai bulan yang bersinar malam ini. Ketika pola sudah sempurna, mereka mulai bergerak memutar dan semuanya terangkat, terbang ke langit.
Pria bersurai hitam legam itu berusaha keras untuk berbicara, namun berbaring saja sudah sangat beruntung baginya. Tak bisanya ia berucap, hanya air mata yang mampu mengalir. Tidak tahu lagi harus bagaimana, bahkan ketika wanita nya murka dan menyebabkan dunia hancur karena sebabnya. Apakah ini akhirnya?
"HANCURKAN!! HANCURKAN DARATAN TANPA SISA!" Teriak sang Moana dan petir mulai menuju daratan, menghancurkan rumah-rumah, membakar gedung-gedung, dan menyambar manusia tanpa ampun dan tanpa sisa.
Badai lebih besar datang setelahnya, mengibas segalanya yang ada, membawa potongan-potongan benda-benda yang telah hancur akibat petir, dan seakan menghempaskan semuanya hingga kosong bersih tanpa sedikitpun puing-puing yang tersisa.
"Tugas kalian sudah selesai, kembalilah ke air!!!"
Para duyung kembali ke air dan keadaan di permukaan mulai tenang.
Sang Moana menarik nafas, menurunkan tongkat samuderanya, dan membuat semuanya berhenti. Petir, badai, asap semuanya musnah. Kini tersisa pemandangan hitam, semuanya musnah. Tak ada kehidupan lagi di daratan.
Kecuali, pria di depannya yang masih terperangkap pada badai yang dibuat khusus untuknya. Memasang wajah memohon, dan mengeluarkan air mata.
Sebenarnya, apa yang telah terjadi sehingga membuat Moana begitu marah? Bahkan dengan kekasihnya sekalipun.
"Bicaralah!" dengan tetap mempertahankan wajah angkuhnya, sang Moana mengacungkan tongkat samuderanya.
"Kau tidak mengerti, Kalula. Ini semua salah." Katanya dengan suara serak.
"Setelah apa yang kau lakukan padaku?" Kalula namanya. Terdengar lemah lembut, namun kau tahu kenyataannya tidak seperti itu. "Ingin membela diri?" Lanjutnya geram.
"ROMANOV! MENGAPA KAU MENGKHIANATIKU?!" Nadanya sangat tinggi dan membuat langit, sekali lagi memperlihatkan ancamannya.
"Kalula, jika kau ingin aku mati, maka bunuhlah aku. Tapi perlu kau tahu satu hal, semua yang terjadi bukan atas kehendakku sendiri."
"Diam, Romanov! Kau memang pantas mendapatkan semua ini!"
Romanov terlihat tidak berdaya. Badai yang mengintarinya dari tadi, benar-benar membuatnya terluka. Tanpa dibunuh pun, ia akan mati perlahan-lahan dengan penuh kesakitan. Seperti yang Kalula inginkan. Namun, hanya Kalula lah yang berhak membunuh pria di depannya itu.
Kalula dipenuhi oleh amarah yang membara terhadap pria di depannya.Tidak ada lagi cinta.Tidak ada lagi perasaan sayang. Hal yang teerjadi sukses mengubah Kalula menjadi Rusalka yang kejam dan tidak berperasaan.
Semuanya menghitam. Mulai dari rambut yang tadinya berwarna emas, menjadi hitam. Kedua retina yang tadinya berwarna biru laut, berubah menjadi hitam legam. Ekor anggun perak keemasannya, berubah menjadi hitam. Ia telah dibalut oleh dendam dan perasaan tersakiti yang teramat yang mampu mengubahnya menjadi monster tidak berperasaan yang rela menghancurkan dunia dan isinya.
Tanpa berpikir panjang lagi, Kalula memulai semuanya terhadap pria tak berdaya di depannya. Romanov hanya terdiam dan pasrah, melihat apa yang akan kekasihnya lakukan terhadap dirinya.Ia tidak tahu lagi bagaimana menjelaskan yang sebenarnya terhadap Kalula.
"Ka-Lu-La.." rintih Romanov membuat telinga Kalula sakit dan cepat cepat ingin menyiksa pria di hadapannya.
Kalula mengangkat tongkatnya tinggi dan dengan cepat menghujamkannya pada perut Romanov, bukan di dada. Agar dia dapat merasakan kesakitan yang teramat sebelum mati. Kalula tidak akan membuat kematiannya terjadi sangat cepat. Ia ingin menikmati kematian pria yang telah mengkhianatinya itu.
Spontan dan sangat cepat Pria itu memuncratkan dasar segar dari mulutnya. Rasanya sakit sekali, namun tidak sesakit ketika melihat kemarahan Kalula. Tidak sesakit ketika ia tahu ia telah melakukan hal yang sangat buruk tanpa ia sadari. Melakukan semuanya tanpa kehendaknya dan buruknya Kalula terlanjur mengira semua itu atas kesadaran Romanov sendiri.
Romanov tidak bisa memikirkan apapun sekarang. Ia terlalu pasrah dan sekalipun ia mati sekarang, dan jika itu membuat Kalula puas dan bahagia, pria itu tidak masalah sama sekali. Terlalu sakit bahkan untuk satu kedipan mata sekalipun.
Sekali lagi, tongkat nya Kalula hujamkan tepat di paha kanan Romanov. Pria itu tidak mengerang kesakita lagi. Dirinya sudah tak berdaya. Yang dilakukan Kalula sungguh kejam, tetapi menurut Kalula tidak sekejam perbuatan yang telah dilakukan Romanov terhadapnya.
Kalula melancarkan tusukan bertubi-tubi di tubuh Romanov tanpa ampun. Kini tak ada rasa bersalah dan rasa ampun dalam diri Kalula. Ia telah diliputi oleh dendam dan kegelapan. Kalula yang sekarang berbeda 100% dari Kalula yang sebelumnya. Kali ini ia telah berubah menjadi sesuatu yang tidak disangka-sangka, untuk seorang yang lemah lembut sepertinya berubah menjadi monster tak berhati seperti ini.
"Maa...afkan... akhh... maaf." Setidaknya itu kalimat terakhir yang dilontarkan Romanov sebelum Kalula benar-benar membuat jantung pria di depannya berhenti berdetak.
Romanov menutup mata untuk terakhir kalinya. Kalula kembali jatuh ke air dan badannya lemas tak berdaya. Kegelapan terlalu dalam ikut campur, sehingga ia bangkit tanpa kesakitan dan berenang menjauh..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
🐝⃞⃟𝕾𝕳ᴹᵃˢDANA°𝐍𝐍᭄
mampir kak semangat 💪🥰
2021-08-24
1
Sis Fauzi
muantepe puoll!!!
2021-08-24
1
kiran
wow critanya beda😍😍😍😍
2021-08-19
2