"Baiklah! Pertemuan kedua kita. Apakah kalian sudah siap mendapat instruksi dari saya?" Tuan Ivan terlihat serius dan dia tidak tersenyum sama sekali dari tadi. Sepertinya dia akan berlaku tegas mulai sekarang.
"Sebelum saya memberi instruksi, saya akan menerangkan sedikit tentang teknis perlombaan. Karena kalian akan bertanding di tingkat nasional, dan berarti latihan harus intensif, saya anjurkan untuk tidak bermain-main kali ini. Fokus pada latihan kalian." Tuan Ivan menekuk kedua tangannya ke belakang badan dan menarik nafas santai.
"Medley event, teknik renang estafet. Tapi kali ini akan berbeda karena teknik ini hanya dilakukan dua orang dalam satu tim. Jadi kalian harus benar-benar bekerja sama. Jarak yang akan kalian tempuh 200 meter. Gunakan gaya yang paling kalian kuasai." Tuan Ivan mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Itu beberapa lembaran kertas dan ia mulai membacanya.
"Yejin. Kau memiliki.. uh, Yejin Ilarion pemegang renang gaya kupu-kupu terbaik. Yash! Itu yang saya butuhkan. Gaya kupu-kupu dan itu bagus sekali. Lula Beatriks, pemegang gaya bebas terbaik. Fantastis!"
Tuan Ivan memasukkan kertasnya kembali ke dalam tas.
"Ketentuan perlombaan kali ini nomor urut pertama adalah gaya bebas dan nomor urut kedua adalah gaya kupu-kupu. Kalian memiliki apa yang harus dilakukan dan itu bagus sekali. Jadi, yang berenang pertama kali Lula dan yang kedua Yejin."
"Apa kalian sudah pemanasan?"
"Sudah, Pak!" Sahutku dan Yejin bersamaan.
"Kalian sudah siap?" Tuan Ivan mengangkat dagunya dan tersenyum kecil.
"Sudah, Pak!"
Tuan Ivan menginstruksikan kami untuk beradaptasi di air dulu. Menahan beberapa saat di dalam air dan ia menyuruh kami untuk latihan melemaskan otot kaki dan tangan kami.
"Saya tidak akan melatih kalian dari nol karena saya tahu Tuan Bogdan adalah pelatih yang profesional. Jadi, saya percaya pada kalian dan saya rasa kalian sudah mengerti apa yang harus kalian lakukan!" Tuan Ivan duduk di kursi dan menyuruh Yejin untuk melakukan loncatan awalan dan berenang dengan gaya dada menuju arahku.
Ini untuk latihan saja, karena prosedur belum Tuan Ivan beritahu kepada kami.
Author's POV
Yejin bersiap-siap melakukan awalan, menarik nafas terlebih dahulu dan mulai meloncat. Meluruskan kedua tangan dan kakinya terjun ke dalam air dan dengan ketenangan kembali lagi ke permukaan. Yejin memanfaatkan kedua tangannya untuk melakukan gaya kupu-kupu dan berenang dengan kecepatan tinggi menghampiri Lula.
Lula bersiap-siap ketika Yejin hampir sampai. Tuan Ivan memberi aba-aba agar Lula bersiap-siap dan segera berenang ketika Yejin sudah sampai di sana.
Yejin sampai dan menepuk pundak Lula. Menarik nafas dalam-dalam dan dengan gaya bebasnya Lula segera berenang dengan kecepatan yang tidak masuk akal membuat Yejin dan Tuan Ivan heran.
"Apa ini?" Tuan Ivan berdiri dan berjalan menuju sisi kolam renang melihat kecepatan renang Lula yang diluar nalar. Dia sangat cepat dan hanya beberapa detik sampai di ujung kolam renang. 100 meter dan ia mampu menyelesaikannya dalam beberapa detik saja.
"Gorgeous ! Gorgeous Lula!" Tuan Ivan menatap Lula dan dia memberinya tepuk tangan. Yejin tersenyum dan mencoba menghampiri Lula yang berada di tengah-tengah kolam renang.
Kejadian tak terduga terjadi. Sesuatu terjatuh dari atap dan menghantam Lula hingga tenggelam. Kejadian ini cepat sekali dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi.
Sontak Tuan Ivan masuk ke kolam dan Yejin segera berenang dengan cepat mencari dimana keberadaan Lula.
Tuan Ivan kembali ke permukaan air dan merangkul seseorang di tangannya. Dia terkejut karena bukan Lula melainkan seorang pria dengan seragam berwarna biru.
"Siapa kamu dan apa yang terjadi?" Tuan Ivan bertanya pada pria itu yang masih gemetaran.
Pria itu hanya menatap ke atas tanpa berbicara. Tuan Ivan melihat tepat ke atas dan menemukan atap sudah berlubang. Mungkin pria ini sedang membenarkan atap dan terjatuh dari sana.
"Baiklah saya mengerti." Kata Tuan Ivan dan membawa pria itu ke atas dan mencoba menenangkannya karena dia masih gemetaran dan takut.
"Yejin! Terus cari Lula!" Perintah Tuan Ivan pada Yejin dan Yejin mengangguk. Dia menyelam lagi berusaha mencari Lula.
Lula's POV
Kejadiannya cepat sekali dan aku tidak merasakan apapun. Tenggelam ke dasar dan aku tidak kenapa-kenapa. Bahkan, ini sangat menenangkan bisa tiduran di dasar kolam renang yang biru dan luas ini.
Aku suka ketika berada di air dan tenggelam ke dalamnya. Aku tidak dengar jelas apa yang dibicarakan orang-orang di atas sana. Aku.. sudah terlalu nyaman dengan keadaan ini.
Tidak kehabisan oksigen dan seperti aku bisa bernafas di dalam air tanpa oksigen.
Suatu bayang-bayang mendekat dari arah kiriku. Sesuatu menyerupai ikan yang sangat besar dengan ekor yang indah? Atau seorang perempuan berambut panjang dengan ekor? Dia tersenyum padaku, dan... seseorang menarikku dari arah kanan dan membawaku ke permukaan. Yejin.
"Lula! Lula! Bernafas lah!" Kata Yejin sambil menekan dadaku. Dia berusaha menyadarkanku. Aku baik-baik saja, Yejin.
Perlahan aku membuka mataku ketika Yejin hampir saja memberiku nafas buatan. Dia berhenti dan kurasa dia melihat mataku terbuka dan itu berarti aku baik-baik saja.
Mata kami bertubrukan cukup lama. Aku merasakan, sesuatu. Mata birunya itu, mengingatkanku pada air yang selalu membuatku tenang. Yejin, aku sangat merindukanmu..
Yejin mengangkat tubuhnya dan berusaha mendudukkan ku juga.
"Apa kau baik-baik saja?"
Aku hanya mengangguk dan berusaha berdiri. "Apa yang terjadi?" Tanyaku karena melihat beberapa orang di sini selain aku, Yejin, dan Tuan Ivan.
"Seorang pria terjatuh dari atap dan menimpamu membuat kau tenggelam. Saya panggil ambulan dan beberapa dari mereka membawa pria itu ke rumah sakit dan sisanya di sini, untuk memberikan pertolongan padamu." Jelas Tuan Ivan. Wajahnya terlihat khawatir. Apa dia menghawatirkan aku? Tidak penting.
"Saya baik-baik saja."
"Sungguh, Lula? Kau terlihat pucat. Apa yang kau rasakan?" Yejin memegang pundakku dan melihat wajahku.
"Saya baik-baik saja jadi apakah orang-orang ini bisa kembali?" Kataku menatap Tuan Ivan.
"Oh baiklah. Terimakasih untuk pelayanan nya. Mari saya antar ke depan." Kata Tuan Ivan dan berlalu bersama orang-orang itu.
Yejin menatapku. "Yejin, Lula baik-baik saja." Kataku membuatnya tidak khawatir. Apa? Yejin khawatir?
"Baiklah, sekarang bersiap-siap dan aku akan mengantarmu pulang." Yejin memberikan aku handuk dan tasku. Dia mengantarku ke tempat ganti sementara dia juga ganti di tempat lain.
"Yejin!"
"Ada yang sakit?" Yejin berbalik dan memegang tanganku. Kami bertatapan dan aku melepaskan tangan Yejin.
"Maaf."
"Jangan beritahu apa yang sudah terjadi pada kedua orang tuaku. Apa kau bisa melakukan itu untukku?"
Yejin terdiam sesaat dan dia hanya menatapku.
"Baiklah." Jawabnya singkat dan aku berterimakasih. Yejin menyuruhku untuk segera bersih-bersih dan berganti pakaian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Indah 😊😊♒💙
lanjutkan tor
2020-11-03
4
Ms. Violin
14 like+rate udah mendarat untukmu kaka!
semngat selalu dalam berkarya!
Ditunggu feedback nya di karya baruku 'I Become Wife of the Atrocious Duke'.
2020-11-01
2
call aaron
like kalian sangat berharga jadi tinggalkan jejak setelah membaca
2020-11-01
2