Sungguh beruntung Keyra memiliki sahabat seperti mereka, semoga persahabatan mereka tidak terpisahkan oleh jarak dan waktu atau apapun itu.
.
.
.
FLASHBACK
Kebersamaan Rendy dan Keyra.
Suatu pagi, di sebuah bangku taman mereka istirahat sebentar setelah jalan-jalan mengelilingi komplek perumahan mereka.
Keyra sibuk mengelus-elus kucing kesayangannya sampai dia lupa bahwa disebelahnya ada Rendy.
"Key?"
"Apa, sih? Berisik, deh!" jawab Key yang masih fokus mengelus-elus kucingnya di pangkuan.
"Lihat aku, sayang," pinta Rendy sambil memasang muka seperti monyet.
Keyra menoleh dan ia tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan kekasihnya itu.
"Astaga! Ha-ha-ha! Lo mirip banget sama monyet," tukas Key sambil mencubit hidung Rendy.
"Aw! Sakit, sayang," rintih Rendy manja.
"He-he! Gue gemes lihat lo gitu ... Aduh, perut gue sakit .... Ha-ha-ha!" celetuk Key sambil memegang perutnya yang sakit gara-gara tertawa.
Tanpa Key sadari Loly loncat dari pangkuannya, setelah ia tahu kalau kucingnya itu tidak ada, ia spontan berdiri.
"Eh! Loly kabur, Ren!"
Untuk menahan Key supaya ia tidak mengejar Loly, Rendy segera menarik dan memeluk Key dari belakang.
"Entar kita cari barengan, lo punya banyak waktu 'kan sama Loly ... Mana waktu buat gue," bisik Rendy sambil menaruh dagunya di bahu Key.
Key melepas pelukannya lalu ia berbalik badan menghadap ke Rendy sambil memegang tangannya.
"Tapi, Ren. Nanti gimana kalo dia di culik? Dia masih kecil," tanya Key menatap mata Rendy dengan berkaca-kaca.
"Astaga! Keyra, orang mana yang mau nyulik piaraan dekil kayak gitu, ha-ha!" tukas Rendy disusul dengan tawa terbahak-bahak, membuat Keyra sebal.
"Lo berani bilang Lolyku dekil?!" ujar Key sambil melepas genggaman Rendy.
"Jangan marah, dong. Gue bercanda, sayang," ucap Rendy sambil berusaha memegang tangan Key, namun dihindari.
"Kalo lo ga mau bantu gue cari Loly, ya udah gue cari sendiri aja!" ucap Key sambil melangkahkan kaki meninggalkan Rendy.
Lalu Rendy berlari mengikutinya dari belakang sambil berkata, "Itu Loly, yang."
"Mana, Ren? Mana?" tanya Key sambil celingukan menoleh kesana kemari.
Cup!
Kecupan hangat dari Rendy mendarat tepat dikening Keyra.
Keyra terkejut, jantungnya berdetak kencang, karena setelah sekian lama menjalin hubungan, baru kali ini Rendy berani menciumnya tanpa ijin, bahkan bisa di katakan Keyra belum pernah mengijinkannya, ia merasa tidak terima dan semakin kesal dengan kelakuan Rendy.
"Lo berani bohongi gue ... Lo juga berani cium gue tanpa izin, gue marah sama lo!" celoteh Keyra.
"Sorry, Key! Gue sengaja cium lo tanpa ijin, siapa tau lo lebih tenang," jelas Rendy.
Gue makin sebel sama lo, Ren! batin Keyra.
Keyra pergi dari taman itu berjalan lebih cepat untuk mencari Loly kucing kesayangannya.
Rendy mengejarnya dari belakang dengan napas tersengal-sengal.
"Keyra, jangan cepat-cepat jalannya!"
Rendy 👇.
FLASHBACK OFF
Niu-niu!
Kring!
Klontang!
Gubrak!
Bruk!
Prang!
Decit alaram di meja samping ranjang Keyra yang sudah menunjukkan pukul 05.30 , cahaya menyilaukan masuk melalui celah gorden yang terpasang pada jendela. Kedua sahabatnya sengaja memasang alaram dengan berbagai macam suara untuk Keyra supaya ia segera beranjak bangun dari kasurnya.
"Astaga! Apa-apaan, sih! Udah mimpi sama Rendy ... Eh! Paginya di bangunin sama suara alaram ga jelas," celoteh Key setelah mematikan alaram dan mengucek matanya supaya pandangannya tak terhalang belek.
Lalu Key beranjak dari kasur dan pergi mandi, ia berpakaian secantik mungkin.
.
.
Ting-tong!
Key segera keluar dari kamarnya, tetapi saat membuka pintu ia tersandung koper yang di taruh depan pintu oleh temannya.
"Ya ampun, mereka niat banget bantuin gue," lirih Key sambil berjalan dan menyeret kopernya lalu membuka pintu.
"Permisi, apa benar ini rumah Nona Keyra Angelista Mahendra?" tanya seorang Bapak berbadan kerempeng dan berkumis.
"Iya, Bapak siapa?"
"Saya sopir dari tuan muda Farhan Willsen ... Di suruh menjemput Nona Keyra. Tuan sudah menunggu anda di Bandara," jelas Bapak itu.
"Baik, saya sudah siap, kok."
Sopir itu membawa koper Key dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil.
Setelah Keyra mengunci rumahnya, mereka bergegas menuju ke Bandara. Tiba disana terlihat Farhan sedang duduk sambil memainkan ponsel di kursi tunggu.
Keyra dan Pak Sopir segera menghampirinya.
Saat itu juga sebelum Keyra duduk di samping Farhan, pengeras suara menyatakan bahwa pesawat yang akan ia naiki akan segera lepas landas.
Mereka melakukan perjalanan dari kota S keluar kota selama enam jam lebih. Saat di perjalanan, mereka sama sekali tidak berbincang walau hanya Sepatah kata.
Keyra sebenarnya risih, tetapi mau bagaimana lagi? Tidak ada bahan untuk membicarakan sesuatu.
Dipikiran Key terngiang-ngiang banyak pertanyaan, tetapi ia tidak berani memulai pembicaraan terlebih dulu sama Farhan.
Manager gue ini bener-bener es, ya? Kok ada kulkas berjalan kayak dia, batin Keyra merasa tidak percaya dengan sifat Farhan yang dingin.
Tiba di bandara mereka segera menuju ke hotel dan Farhan segera memesan kamar untuk mereka.
.
.
"Kunci kamar saya mana, Pak?" tanya Keyra di ambang pintu kamar.
"Kita satu kamar," jawab Farhan singkat.
"Apa!" seru Key tak percaya.
Tanpa bicara sepatah katapun lagi Farhan langsung berjalan menuju kamar mandi, meninggalkan Key yang masih mematung di depan pintu.
Serius sekamar sama es batu? gue bakal kedinginan gak, ya? batin Keyra sambil merebahkan badannya di sofa.
Beberapa saat kemudian.
Kriet!
Farhan keluar dari kamar mandi berjalan dengan lihai tanpa perasaan malu, ia hanya berbalut handuk selutut di tubuhnya, membuat Keyra ingin segera lari dari tempat itu.
Keyra terkejut dengan kedatangannya, apalah daya Keyra kini yang sedang tiduran di sofa, ia pura-pura tidur sekalian. Padahal ia tadi sempat melirik roti sobek Farhan di depan matanya.
Ya ampun! mata gue ternodai, anggap aja gue gak lihat, batin Keyra yang masih memejamkan matanya.
Setelah selesai mengenakan pakaiannya, Farhan menghampiri Key.
"Bangun! Ada makan malam yang harus kita hadiri," sahutnya dengan nada datar.
Keyra pura-pura membuka matanya pelan, menguceknya sebentar dan bangun dari sofa, seolah dia benar-benar tertidur barusan.
"Baik," ucapnya bergegas dari sofa lalu berjalan menuju kamar mandi.
Namun, Key dihentikan oleh genggaman tangan Farhan yang tiba-tiba, ia berbisik tepat di telinga Key, "Ingat, untuk akting yang bagus."
Nafas hangatnya menyapu kulit Keyra dengan hangat dan membuat jantungnya memompa darah lebih cepat, ia merasakan ada listrik yang menyengat sekujur tubuhnya barusan.
"I ... iya," jawab Key gugup dan ia segera menuju kamar mandi.
.
.
.
Bersambung....
Like, Komen, Vote, Favorit, Rate 5 🙏
Terimakasih 🌺
T. B. C 👇
😁👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
kuswati 0784
masih belom paham alur nya .....
2021-05-24
1
Tri Anisa
visualnya ga main main😭
2021-04-05
0
Anthy Masha
blm ngerti SM jln critax🤦🤦
2021-04-04
1