Kecewa

Riani menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Ekspresi di wajahnya tampak bercampur aduk, antara terkejut, takut dan juga panik. Sudah bisa ditebak jika perempuan paruh baya itu mengetahui segalanya. Namun, Lalita sedikit heran kenapa mamanya itu justru memperlihatkan reaksi seolah dirinya tak boleh tahu tentang semua kenyataan itu.

"Please, Ma. Aku tidak akan menyalahkan siapapun, tapi kumohon ceritakanlah semuanya dengan jujur. Aku tidak mau dibohongi lagi, apalagi oleh orang-orang terdekatku," ujar Lalita dengan agak memelas.

Tangan Lalita mengepal, menahan gejolak emosi yang saat ini mulai kembali memenuhi dadanya. Dihelanya nafas panjang, sebisa mungkin membuat agar dirinya tetap tenang.

"Tidak." Riani akhirnya bergumam lirih setelah selama beberapa saat mulutnya seperti terkunci. "Itu semua tidak benar, Lita. Percayalah, kamu hanya salah paham saja."

"Ma, apa sungguh ini jawaban yang mau Mama berikan padaku? Aku sangat tahu kalau sekarang Mama sedang berbohong. Ada yang sedang berusaha Mama tutupi dariku. Meskipun Mama tidak mau berkata jujur, aku akan tetap mengetahuinya dengan cara lain. Tapi, Ma, akan jauh lebih baik kalau aku mendengarnya langsung dari Mama, bukan dari orang lain," ujar Lalita. Terdengar dengan jelas nada kecewa dari kata-katanya itu.

Riani menelan ludahnya dengan agak kesusahan. Dari sudut hatinya yang paling dalam, tentu dia sangat ingin menceritakan yang sebenarnya pada Lalita. Tapi ada sesuatu yang membuatnya amat sangat takut, sehingga dirinya pun memilih untuk mengelak, meskipun tentu alibinya tak akan diterima oleh putri bungsunya itu.

"Sudah Mama bilang, Lita. Kamu hanya salah paham saja. Erick dan Risa tidak seperti itu. Erick datang melamarmu dan menikahimu, tentu karena dia sudah menyukaimu sejak lama. Dia bahkan dengan berani mengungkapkan perasaannya pada Papamu," ucap Riani berbohong.

Lalita menatap sang mama sembari tersenyum asimetris. Dia pikir, kalau sudah begini Riani tak akan berbohong lagi padanya. Sungguh tak disangka, mama yang dia anggap sebaik malaikat itu tetap saja bersikeras menipunya, meski jelas-jelas sandiwara itu telah terbongkar.

"Baiklah." Lalita akhirnya menghela.

"Jika Mama memang tak mau jujur, aku tak bisa memaksa. Tapi jangan salahkan aku kalau mulai sekarang aku tidak akan percaya lagi pada Mama, Papa ataupun Kak Risa. Kalian semua adalah orang-orang yang paling aku percayai. Bagaimana bisa kalian bersekongkol membohongiku seperti ini." ujar Lalita kemudian dengan nada tajam.

"Lita, tidak. Bukan seperti itu ...."

"Aku permisi dulu, Ma." Lalita bangkit sebelum Riani sempat menyelesaikan kalimat yang diucapkannya.

"Tidak usah khawatir, aku tidak akan bertanya soal ini lagi pada Mama. Aku juga tidak akan menanyakannya pada Papa ataupun Kak Risa. Tapi, jangan berpikir kalian semua bisa membohongiku lagi. Aku benar-benar kecewa pada kalian."

Lalita meninggalkan ruang keluarga kediaman orang tuanya dengan perasaan yang tak dapat dijabarkan dengan kata-kata. Sementara itu, Riani tercenung selama beberapa saat, sebelum kemudian tersadar dan buru-buru mengejar Lalita.

"Lita, tunggu! Mama bisa jelaskan. Kamu salah paham, Nak!" Riani berseru sembari melangkah tergopoh-gopoh menyusul putri bungsunya itu.

Senyuman miring kembali tersungging di bibir Lalita. Dia terus melangkah cepat tanpa menghiraukan panggilan mamanya itu sedikitpun. Hatinya benar-benar terasa begitu sakit, jauh lebih sakit daripada saat dia mendengar Erick mengatakan tidak pernah mencintainya sama sekali. Jika mamanya saja sudah bersikap seperti itu padanya, lalu bagaimana orang lain? Papanya dan Larisa juga pasti akan melakukan hal yang sama, kan?

Entah dosa apa yang pernah Lalita lakukan sehingga dia harus ditipu oleh orang-orang terdekatnya seperti ini.

"Lita, berhenti! Tunggu Mama! Kamu tidak boleh pergi dalam keadaan salah paham seperti ini. Tidak baik, Lita!" Riani masih tak menyerah mengejar Lita yang saat ini sudah sampai ke pekarangan rumah.

Lalita yang merasa jengah akhirnya menghentikan langkahnya dan membalik badannya ke arah Riani sejenak.

"Salah paham? Apa di mata Mama aku sebegitu bodohnya sampai tidak bisa memahami apa yang orang lain katakan? Kalau memang Mama tidak mau menceritakannya padaku, tidak apa-apa. Tapi berhentilah mengatakan kalau aku salah paham. Aku muak!" seru Lalita dengan emosional.

"Dua tahun aku menjadi naif dan bodoh karena terlalu percaya pada Mama, Papa dan Kak Risa. Dua tahun merasa bahagia dan merasa dicintai seperti orang tak punya akal, berpikir kalau Erick mencintaiku, tapi tak tahu cara mengungkapkannya. Dua tahun aku hidup seperti orang idiot yang tak tahu apa-apa! Teganya Mama memperlakukan aku seperti ini! Teganya kalian semua memperlakukan aku seperti ini!" Lalita akhirnya meledak tak tertahankan.

Riani terkesiap dengan ekspresi yang semakin tak terlukiskan. Seumur hidupnya, baru kali ini dia melihat Lalita begitu murka.

Lalita membuang nafas kasar, sebelum kemudian kembali membalik badannya dan meninggalkan Riani yang masih terpaku di tempatnya layaknya patung. Dia keluar dari pagar megah kediaman orang tuanya dan langsung menyetop sebuah taksi. Perempuan yang hatinya tengah hancur lebur itu meminta diantar ke sebuah tempat yang tenang, lalu berdiam diri di sana untuk meredakan emosinya yang kini memuncak.

Setelah merasa jauh lebih baik, barulah Lalita pulang ke rumahnya. Dia sampai saat hari telah menjelang sore.

"Mau masak apa untuk makan malam, Nyonya?" tanya Bu Risnah saat Lalita ke dapur untuk mengambil air dingin di dalam kulkas.

"Masakkan kwetiau goreng saja untuk saya makan malam. Saya sedang ingin makan itu. Tapi masaknya nanti , saat saya sudah mau makan," sahut Lalita.

"Untuk Tuan, saya mesti masak apa?" tanya Bu Risnah lagi. Biasanya, masakan untuk Ericklah yang lebih dulu Lalita minta untuk dibuatkan.

"Tidak perlu," sahut Lalita lagi.

"Ya?" Bu Risnah terlihat tak percaya dengan pendengarannya sendiri. Setelah tadi siang absen membuatkan makan siang untuk suaminya itu, sekarang nyonya mudanya ini juga tak berniat menyiapkan makan malam juga?

"Tidak perlu memasak untuk Erick. Biasanya, juga dia jarang makan malam di rumah. Makanan yang disiapkan jadi sering mubazir." Lalita memperjelas ucapannya.

"Baiklah, Nyonya." Bu Risnah mengiyakan, meskipun hatinya masih diliputi tanda tanya.

Sebelumnya, meski jelas-jelas Erick jarang makan malam di rumah, Lalita tetap bersikeras memasak dengan dibantu oleh Bu Risnah. Tak peduli jika pada akhirnya semua makanan tersebut diberikan pada orang lain, atau bahkan terbuang.

"Oh, iya. Bu Risnah tolong ikut saya ke atas dulu. Bantu saya beres-beres sebentar," pinta Lalita kemudian.

"Beres-beres apa, Nyonya?" tanya Bu Risnah. Setiap pagi dia sudah beres-beres, kenapa sekarang majikannya ini memintanya beres-beres lagi?

"Beres-beres barang saya yang ada di kamar atas. Tolong bantu pindahkan semua barang saya ke kamar bawah. Mulai sekarang, saya mau menempati kamar itu." Lalita menjawab sembari melangkah meninggalkan dapur.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Erni Kusumawati

Erni Kusumawati

sakit banget jd Lalita 😭😭😭

2024-04-29

1

Em Mooney

Em Mooney

lah... pisah kamar

2024-01-02

3

Em Mooney

Em Mooney

knp ngg nanya bpkmu lita... kn bpkmu sutradara ny

2024-01-02

0

lihat semua
Episodes
1 Kejutan di Hari Anniversary
2 Hanya Sandiwara
3 Terakhir Kalinya
4 Berubah
5 Peringatan dari Arfan
6 Alasan dari Semua Kebencian
7 Berusaha Tegar
8 Meminta Penjelasan
9 Kecewa
10 Sebenarnya, Kenapa Dia?
11 Sesuatu yang paling Diinginkan
12 Sebuah Keputusan
13 Meminta Bantuan
14 Pesan untuk Arfan
15 Isi Hati Lalita
16 Panik
17 Anugerah Sekaligus Kutukan
18 Langkah Pertama
19 Surat dari Lalita
20 Pilu
21 Semakin Kacau
22 Tabir yang Tersingkap
23 Keluarga Palsu
24 Akhiri Semuanya
25 Maafkan Aku Karena Memisahkan Kalian
26 Hati yang Tulus
27 Sesal
28 Persidangan Pertama
29 Akhir dari Rasa
30 Meninggalkan Semuanya
31 Kasih Sayang yang Salah
32 Sekali Ini Saja
33 Tak Lagi Memiliki Kesempatan
34 Ternyata Arfan Tahu
35 Bukan Kasih Sayang, Tapi Racun!
36 Harapan di Balik Sikap Membangkang
37 Resmi Menjadi Mantan Suami
38 Salam Perpisahan
39 Kabar dari Arfan
40 Nasihat Riani
41 Tindakan yang Riani Ambil
42 Dia Berhak Tahu
43 Hal yang Tak Mungkin Terjadi
44 Hukuman Dimulai
45 Tekad Baru
46 Kenyataan Pahit untuk Erick
47 Rumpi dulu yuk, Gaessss
48 Menjadi Lebih Dewasa
49 Menyadari Kesalahan
50 Pengumuman
51 Pengumuman
52 Sebuah Tamparan
53 Gadis Tanpa Rahim
54 Bukan Keluarga Palsu
55 Pergilah, Erick ... Jangan Kembali Lagi ....
56 Tak Ada Jalan Kembali
57 Sebuah Perubahan Kecil
58 Pendosa yang Memohon Pengampunan
59 Riani dan Arfan
60 Kembali Utuh
61 Permintaan Maaf Arfan
62 Terima Kasih, Lita ....
63 Impian yang Tertunda
64 Mengikhlaskan
65 Sesal
66 Lelaki Luar Biasa
67 The Broken Ring
68 Kalandra Ingin Bulan Madu
69 Layu Sebelum Berkembang
70 Berusaha Menerima Kenyataan
71 Rahasia Zayn
72 Impian dan Pengharapan
73 Atmosfer yang Berubah
74 Percayalah Padaku
75 Pengakuan Tak Terduga
76 Hai-hai ....
77 Aku Mencintaimu, Zayn
78 Kak Shelin dan Kalandra
79 Jodoh Terbaik
80 Harapan Lalita
81 Akan Indah Pada Waktunya (End)
82 Sudah Rilis
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Kejutan di Hari Anniversary
2
Hanya Sandiwara
3
Terakhir Kalinya
4
Berubah
5
Peringatan dari Arfan
6
Alasan dari Semua Kebencian
7
Berusaha Tegar
8
Meminta Penjelasan
9
Kecewa
10
Sebenarnya, Kenapa Dia?
11
Sesuatu yang paling Diinginkan
12
Sebuah Keputusan
13
Meminta Bantuan
14
Pesan untuk Arfan
15
Isi Hati Lalita
16
Panik
17
Anugerah Sekaligus Kutukan
18
Langkah Pertama
19
Surat dari Lalita
20
Pilu
21
Semakin Kacau
22
Tabir yang Tersingkap
23
Keluarga Palsu
24
Akhiri Semuanya
25
Maafkan Aku Karena Memisahkan Kalian
26
Hati yang Tulus
27
Sesal
28
Persidangan Pertama
29
Akhir dari Rasa
30
Meninggalkan Semuanya
31
Kasih Sayang yang Salah
32
Sekali Ini Saja
33
Tak Lagi Memiliki Kesempatan
34
Ternyata Arfan Tahu
35
Bukan Kasih Sayang, Tapi Racun!
36
Harapan di Balik Sikap Membangkang
37
Resmi Menjadi Mantan Suami
38
Salam Perpisahan
39
Kabar dari Arfan
40
Nasihat Riani
41
Tindakan yang Riani Ambil
42
Dia Berhak Tahu
43
Hal yang Tak Mungkin Terjadi
44
Hukuman Dimulai
45
Tekad Baru
46
Kenyataan Pahit untuk Erick
47
Rumpi dulu yuk, Gaessss
48
Menjadi Lebih Dewasa
49
Menyadari Kesalahan
50
Pengumuman
51
Pengumuman
52
Sebuah Tamparan
53
Gadis Tanpa Rahim
54
Bukan Keluarga Palsu
55
Pergilah, Erick ... Jangan Kembali Lagi ....
56
Tak Ada Jalan Kembali
57
Sebuah Perubahan Kecil
58
Pendosa yang Memohon Pengampunan
59
Riani dan Arfan
60
Kembali Utuh
61
Permintaan Maaf Arfan
62
Terima Kasih, Lita ....
63
Impian yang Tertunda
64
Mengikhlaskan
65
Sesal
66
Lelaki Luar Biasa
67
The Broken Ring
68
Kalandra Ingin Bulan Madu
69
Layu Sebelum Berkembang
70
Berusaha Menerima Kenyataan
71
Rahasia Zayn
72
Impian dan Pengharapan
73
Atmosfer yang Berubah
74
Percayalah Padaku
75
Pengakuan Tak Terduga
76
Hai-hai ....
77
Aku Mencintaimu, Zayn
78
Kak Shelin dan Kalandra
79
Jodoh Terbaik
80
Harapan Lalita
81
Akan Indah Pada Waktunya (End)
82
Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!