Berubah

Lalita kembali ke dalam kamar setelah Erick sudah tak berada di ruangan itu lagi. Dia merebahkan tubuhnya, lalu memandangi langit-langit kamar sembari berpikir tentang apa yang harus dia lakukan ke depannya. Sangat mustahil rasanya jika dirinya harus bertahan setelah tahu seperti apa sebenarnya situasi rumah tangganya.

Tanpa sadar, tangan Lalita terulur menyentuh perutnya yang saat ini masih rata. Beberapa hari yang lalu, saat dirinya sibuk menyiapkan pesta, dia hampir saja pingsan di pinggir jalan. Untung saja ada seseorang yang membantunya dan mengantarnya ke sebuah klinik kesehatan. Di sanalah dia mengetahui jika dirinya sedang mengandung empat minggu.

Belum ada yang Lalita beritahukan prihal kehamilannya itu, karena dia berniat menjadikan berita tersebut sebagai hadiah ulang tahun pernikahan untuk Erick. Tapi kini, semua rencana itu hanya tinggal rencana. Lalita tak lagi berniat memberitahu Erick jika di dalam perutnya kini bersemayam benih lelaki itu. Dia tak ingin calon anaknya yang bahkan belum lahir ke dunia ikut menanggung kebencian dari sang ayah karena terlahir dari istri yang tak dicintai. Tatapan mata Erick yang dingin dan menyakitkan, Lalita tak mau anaknya yang tak bersalah melihat itu juga.

Sebuah keputusan pahit akhirnya Lalita tetapkan dalam hatinya. Keputusan yang pastinya akan mengoyak-ngoyak perasaannya, namun setidaknya akan mampu menyelamatkannya dari kehancuran yang lebih besar lagi. Ya, Lalita harus berani melepaskan jika tak ingin terus-menerus berada dalam rasa sakit. Tak ada baiknya mempertahankan sebuah hubungan yang tak sehat.

Lalita membulatkan tekadnya, meski ada sisi di dalam dirinya yang tak mengizinkannya untuk melakukan hal itu. Cintanya yang begitu besar untuk Erick kini terasa begitu tak berarti. Dia tak akan lagi memperjuangkan lelaki itu, tak peduli sebesar apapun perasaan yang dimilikinya saat ini. Pada akhirnya, cinta saja tidak bisa mempertahankan sebuah hubungan, apalagi jika itu hanya cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Perlahan mata Lalita pun menjadi berat. Untuk pertama kalinya sejak dia menikah dengan Erick, Lalita terlelap tanpa harus gelisah dulu menunggu kedatangan Erick ke atas tempat tidur.

Sementara itu, Erick yang sedang berada di ruang kerjanya juga tampak sedang melamun dengan kening yang sedikit mengerut. Sebelumnya, jika dirinya marah atau merasa tak senang, Lalita pasti akan segera datang meminta maaf dan menggelayut manja padanya. Perempuan yang tak sepenuhnya dia terima sebagai istri itu akan terus melakukan sesuatu demi untuk meredakan kemarahannya.

Tapi kali ini semuanya berbeda. Lalita tak terlihat gentar sedikit pun melihat kemarahan Erick. Dia malah berani menjawab dengan kalimat yang tak kalah tajam dan menohok, membuat Erick terdiam dan kehabisan kata-kata. Erick pun menjadi sedikit penasaran, sebenarnya apa yang terjadi pada Lalita di pesta anniversary mereka tadi.

Hingga dini hari menjelang, Lalita benar-benar tak datang untuk menemui Erick. Pada akhirnya, justru Erick yang masuk ke dalam kamar mereka karena ingin melihat apa yang sedang istrinya itu lakukan. Dia pikir, saat ini Lalita sedang menangis atau merajuk. Tak disangka rupanya, Lalita malah sudah tertidur dengan begitu nyenyak, layaknya orang yang tak memiliki beban sama sekali.

Kini berganti Erick yang menjadi resah. Perubahan sikap Lalita yang cukup tiba-tiba, entah kenapa cukup mengganggunya. Mungkin karena selama ini Lalita selalu berusaha menempel padanya, dia agak tak terbiasa diacuhkan seperti ini.

Erick akhirnya ikut merebahkan dirinya ke atas tempat tidur. Sekali lagi, dipandanginya Lalita yang kini sedang terlelap dengan damai. Mestinya dia senang karena tiba juga malam di mana istrinya ini tak memeluknya dengan posesif, tapi rupanya perasaannya justru jauh dari kata senang. Erick yang biasanya risih dengan sentuhan Lalita, kini merasa tak nyaman karena ditinggal tidur lebih dulu oleh istrinya itu.

Erick gelisah sepanjang malam sampai-sampai dia terjaga hampir kesiangan. Lagi-lagi dia merasa aneh sendiri karena tak merasakan sentuhan tangan Lalita yang membelai kepalanya lembut untuk membangunkannya.

"Ah, sial!" Erick mengumpat sembari masuk ke dalam kamar mandi. Selama ini, tak pernah dia bangun pagi di jam segini. Jika tak bergegas, dia pasti akan terlambat tiba di kantor. Selang beberapa saat, lelaki itu pun akhirnya siap dan turun ke lantai bawah rumahnya.

"Selamat pagi," sapa Lalita saat Erick duduk di kursi meja makan untuk sarapan. Dia hanya melihat sekilas ke arah Erick, lalu kembali meneruskan sarapannya.

Untuk ke sekian kalinya, Erick dibuat bingung dan heran dengan sikap Lalita. Istrinya itu turun ke lantai bawah dan sarapan tanpa menunggunya terlebih dahulu. Sesuatu yang tak pernah Lalita lakukan selama dua tahun hidup berumah tangga dengannya.

Biasanya, Lalita pasti akan menunggu Erick selesai bersiap dan pergi ke meja makan bersama-sama. Dia juga tak akan makan lebih dulu, tetapi sibuk melayani Erick selama suaminya itu makan. Tapi lagi-lagi yang terjadi sekarang sangat berbeda jauh dengan yang biasanya terjadi. Sikap Lalita berubah seratus delapan puluh derajat sejak dia meninggalkan pesta semalam. Entah apa yang sebenarnya terjadi pada perempuan ini, Erick semakin bertanya-tanya dibuatnya.

"Bu Risnah membuat mi goreng udang kesukaanmu untuk sarapan pagi ini." Lalita berujar dengan santai sambil terus menikmati sarapannya sendiri. Tak sedikit pun berniat untuk melayani Erick seperti biasanya.

"Kenapa tidak makan?" tanya Lalita kemudian saat melihat Erick yang mematung sembari memasang wajah heran.

Lalita melirik sekilas ke arah piring Erick yang masih kosong, lalu mengangkat pandangannya ke arah lelaki itu.

"Bisa ambil makananmu sendiri, kan?" Sekali lagi Lalita bertanya. "Itu mi-nya ada di depanmu, masa mesti diisikan juga ke piringmu seperti anak kecil."

Mata Erick terlihat sedikit melebar mendengar kalimat terakhir yang Lalita ucapkan. Bukannya selama ini perempuan itu yang bersikeras melayaninya di meja makan seolah dirinya seorang anak kecil yang tak bisa makan sendiri?

"Apa sekarang kamu mengganti cara merajukmu?" tanya Erick akhirnya setelah sejak tadi hanya terdiam saja.

"Siapa yang merajuk? Aku?" Lalita balik bertanya.

Erick tak menjawab, tapi sorot mata tajamnya yang lurus menatap Lalita seolah menjadi jawaban atas pertanyaan istrinya itu.

"Tidak, kamu salah mengira. Aku sama sekali tidak sedang merajuk. Justru tidak pernah sebelumnya aku merasa sebaik ini saat bangun pagi," ujar Lalita sembari meraih gelas air putih dan meneguk isinya.

Terang saja kening Erick saat ini menjadi sedikit mengerut.

"Jangan menatapku dengan tatapan heran seperti itu. Anggap saja aku baru mendapatkan pencerahan, sehingga pikiranku jadi terbuka. Ternyata memulai hari tanpa memikirkan orang lain dan fokus pada diri sendiri itu rasanya jauh lebih menyenangkan." Lalita tersenyum ke arah Erick sembari memperlihatkan ekspresi yang tak pernah dia perlihatkan sebelumnya.

"Oh, iya, hari ini aku ada urusan, jadi tidak bisa membawakanmu makan siang di kantor. Sepertinya, hari-hari selanjutnya aku juga tidak akan membawakanmu makan siang lagi," tambah Lalita sembari menyeka bibirnya dengan tisu.

Setelah itu, Lalita pun bangkit dan meninggalkan meja makan, bahkan sebelum Erick memulai sarapannya.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Wo Lee Meyce

Wo Lee Meyce

mantap lalita syg🥰gitu dong jgan jd budak cinta

2024-05-01

0

Erni Kusumawati

Erni Kusumawati

lanjutkan Lalita kamu berhak bahagia☺

2024-04-29

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

setuju Lita .. lakukan yg terbaik yg membuat kamu terbebas dari rasa sakit ...

2024-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 Kejutan di Hari Anniversary
2 Hanya Sandiwara
3 Terakhir Kalinya
4 Berubah
5 Peringatan dari Arfan
6 Alasan dari Semua Kebencian
7 Berusaha Tegar
8 Meminta Penjelasan
9 Kecewa
10 Sebenarnya, Kenapa Dia?
11 Sesuatu yang paling Diinginkan
12 Sebuah Keputusan
13 Meminta Bantuan
14 Pesan untuk Arfan
15 Isi Hati Lalita
16 Panik
17 Anugerah Sekaligus Kutukan
18 Langkah Pertama
19 Surat dari Lalita
20 Pilu
21 Semakin Kacau
22 Tabir yang Tersingkap
23 Keluarga Palsu
24 Akhiri Semuanya
25 Maafkan Aku Karena Memisahkan Kalian
26 Hati yang Tulus
27 Sesal
28 Persidangan Pertama
29 Akhir dari Rasa
30 Meninggalkan Semuanya
31 Kasih Sayang yang Salah
32 Sekali Ini Saja
33 Tak Lagi Memiliki Kesempatan
34 Ternyata Arfan Tahu
35 Bukan Kasih Sayang, Tapi Racun!
36 Harapan di Balik Sikap Membangkang
37 Resmi Menjadi Mantan Suami
38 Salam Perpisahan
39 Kabar dari Arfan
40 Nasihat Riani
41 Tindakan yang Riani Ambil
42 Dia Berhak Tahu
43 Hal yang Tak Mungkin Terjadi
44 Hukuman Dimulai
45 Tekad Baru
46 Kenyataan Pahit untuk Erick
47 Rumpi dulu yuk, Gaessss
48 Menjadi Lebih Dewasa
49 Menyadari Kesalahan
50 Pengumuman
51 Pengumuman
52 Sebuah Tamparan
53 Gadis Tanpa Rahim
54 Bukan Keluarga Palsu
55 Pergilah, Erick ... Jangan Kembali Lagi ....
56 Tak Ada Jalan Kembali
57 Sebuah Perubahan Kecil
58 Pendosa yang Memohon Pengampunan
59 Riani dan Arfan
60 Kembali Utuh
61 Permintaan Maaf Arfan
62 Terima Kasih, Lita ....
63 Impian yang Tertunda
64 Mengikhlaskan
65 Sesal
66 Lelaki Luar Biasa
67 The Broken Ring
68 Kalandra Ingin Bulan Madu
69 Layu Sebelum Berkembang
70 Berusaha Menerima Kenyataan
71 Rahasia Zayn
72 Impian dan Pengharapan
73 Atmosfer yang Berubah
74 Percayalah Padaku
75 Pengakuan Tak Terduga
76 Hai-hai ....
77 Aku Mencintaimu, Zayn
78 Kak Shelin dan Kalandra
79 Jodoh Terbaik
80 Harapan Lalita
81 Akan Indah Pada Waktunya (End)
82 Sudah Rilis
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Kejutan di Hari Anniversary
2
Hanya Sandiwara
3
Terakhir Kalinya
4
Berubah
5
Peringatan dari Arfan
6
Alasan dari Semua Kebencian
7
Berusaha Tegar
8
Meminta Penjelasan
9
Kecewa
10
Sebenarnya, Kenapa Dia?
11
Sesuatu yang paling Diinginkan
12
Sebuah Keputusan
13
Meminta Bantuan
14
Pesan untuk Arfan
15
Isi Hati Lalita
16
Panik
17
Anugerah Sekaligus Kutukan
18
Langkah Pertama
19
Surat dari Lalita
20
Pilu
21
Semakin Kacau
22
Tabir yang Tersingkap
23
Keluarga Palsu
24
Akhiri Semuanya
25
Maafkan Aku Karena Memisahkan Kalian
26
Hati yang Tulus
27
Sesal
28
Persidangan Pertama
29
Akhir dari Rasa
30
Meninggalkan Semuanya
31
Kasih Sayang yang Salah
32
Sekali Ini Saja
33
Tak Lagi Memiliki Kesempatan
34
Ternyata Arfan Tahu
35
Bukan Kasih Sayang, Tapi Racun!
36
Harapan di Balik Sikap Membangkang
37
Resmi Menjadi Mantan Suami
38
Salam Perpisahan
39
Kabar dari Arfan
40
Nasihat Riani
41
Tindakan yang Riani Ambil
42
Dia Berhak Tahu
43
Hal yang Tak Mungkin Terjadi
44
Hukuman Dimulai
45
Tekad Baru
46
Kenyataan Pahit untuk Erick
47
Rumpi dulu yuk, Gaessss
48
Menjadi Lebih Dewasa
49
Menyadari Kesalahan
50
Pengumuman
51
Pengumuman
52
Sebuah Tamparan
53
Gadis Tanpa Rahim
54
Bukan Keluarga Palsu
55
Pergilah, Erick ... Jangan Kembali Lagi ....
56
Tak Ada Jalan Kembali
57
Sebuah Perubahan Kecil
58
Pendosa yang Memohon Pengampunan
59
Riani dan Arfan
60
Kembali Utuh
61
Permintaan Maaf Arfan
62
Terima Kasih, Lita ....
63
Impian yang Tertunda
64
Mengikhlaskan
65
Sesal
66
Lelaki Luar Biasa
67
The Broken Ring
68
Kalandra Ingin Bulan Madu
69
Layu Sebelum Berkembang
70
Berusaha Menerima Kenyataan
71
Rahasia Zayn
72
Impian dan Pengharapan
73
Atmosfer yang Berubah
74
Percayalah Padaku
75
Pengakuan Tak Terduga
76
Hai-hai ....
77
Aku Mencintaimu, Zayn
78
Kak Shelin dan Kalandra
79
Jodoh Terbaik
80
Harapan Lalita
81
Akan Indah Pada Waktunya (End)
82
Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!