Meminta Bantuan

"Mengurus perceraian?" Hendro menautkan kedua alisnya.

"Iya, Om. Perceraian saya," sahut Lalita.

Hendro terlihat agak terkejut, tapi tentu saja dia bisa menetralkan raut terkejutnya itu dengan cepat.

"Kenapa ingin bercerai? Erick berselingkuh?" tanya Henrdo kemudian. Tentu dia juga mengenal Erick meskipun tak terlalu dekat.

"Tidak. Ini bukan masalah saya melakukan kesalahan atau Erick melakukan kesalahan. Saya hanya ingin mengembalikan apa yang seharusnya tidak saya miliki," sahut Lalita.

Sekali lagi Hendro mengerutkan keningnya. Sebagai penasihat hukum Arfan, tentu saja lelaki itu tahu seluk beluk keluarga Baskara. Hendro sangat tahu bagaimana sejarah Erick sampai bisa menjadi seperti sekarang ini. Dia bahkan tahu latar belakang Riani dan Larisa. Pasalnya, Hendro adalah orang yang membantu Arfan agar Larisa bisa memakai nama Baskara seperti Lalita.

Namun, ada satu hal yang Hendro tidak tahu, yaitu hubungan Erick dan Larisa di masa lalu.

"Om tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan, Lita. Tapi apapun itu, perceraian bukanlah sesuatu yang bisa diputuskan dengan mudah, apalagi jika itu dalam keadaan emosi," ujar Hendro menanggapi.

"Saya tidak sedang dalam keadaan emosi, Om. Saya memutuskan itu setelah memikirkannya dengan benar. Jika pernikahan ini diteruskan, tidak menutup kemungkinan jika nanti saya akan berakhir di rumah sakit jiwa. Bahkan, mungkin saja saya akan berpikir untuk mengakhiri hidup saya sendiri. Jadi, saya mohon bantuannya." Lalita menjawab dengan tenang, namun juga terdengar emosional.

Hendro tertegun dibuatnya. Dia sudah mengenal Lalita sejak putri sahabatnya itu masih kecil. Di matanya, Lalita adalah sosok yang ceria dan positif. Tak pernah sebelumnya dia melihat tatapan sendu dan raut wajah setengah putus asa seperti yang sekarang Lalita perlihatkan di hadapannya.

"Lita, apa yang sudah Erick lakukan padamu?" tanya Hendro kemudian dengan hati-hati.

Lalita terdiam, sedikit bingung mesti menjawab apa. Memangnya apa yang telah Erick lakukan padanya? Tidak ada. Erick tetap memperlakukannya seperti yang dilakukan oleh lelaki itu sejak dua tahun yang lalu. Hanya saja, dulu Lalita tidak mengetahui seperti apa isi hati lelaki itu, sehingga dirinya tetap merasa bahagia meski tak pernah sekalipun diperlakukan dengan baik.

Berbeda dengan sekarang. Semua kebahagiaan semu itu mesti berakhir tatkala Lalita mengetahui semua kebenarannya. Tak ada namanya sama sekali di hati Erick, melainkan nama kakaknya. Setelah mengetahui semua itu, justru tak masuk akal rasanya jika Lalita memilih untuk bertahan dan pura-pura tidak tahu.

"Lita?"

Lalita sedikit tergagap. Jika ingin meminta bantuan Hendro, sepertinya dia harus menceritakan semuanya pada lelaki paruh baya ini. Tak ada pilihan.

"Erick mencintai Kak Risa, Om," ujar Lalita akhirnya. Dia menghela nafasnya, berusaha untuk mengatur ritme detak jantung dadanya yang saat ini mulai bergemuruh dengan hebat.

"Saya tahu, alasan saya pasti terdengar begitu picisan di telinga Om Hendro. Tapi yang saya rasakan setelah mengetahui fakta itu, saya nyaris gila. Saya merasa ditipu dan dibohongi oleh orang-orang terdekat saya. Bukan hanya oleh Erick, tapi juga oleh Mama, Papa dan Kak Risa. Mereka semua sudah membuat saya menikah dengan lelaki yang bahkan tak pernah melihat ke arah saya dengan benar. Saya sungguh tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Saya mesti membebaskan diri jika ingin tetap bertahan." Lalita kembali menambahkan dengan panjang lebar.

"Jadi maksud kamu, selama ini Erick terpaksa menjadi suamimu?" Hendro menegaskan.

Lalita mengangguk.

"Saya baru tahu kalau dulu Erick dan Kak Risa itu menjalin hubungan asmara. Entah kenapa, Erick malah datang untuk melamar saya. Tapi saya sangat yakin kalau semua itu diatur oleh Mama dan Papa. Saya tidak habis pikir, bagaimana mereka bisa melakukan itu. Mungkin karena mereka tahu kalau saya menyukai Erick. Tapi apapun itu, tak semestinya saya dibohongi sampai seperti ini. Menjadi satu-satunya orang yang tak tahu apa-apa."

Hendro hanya diam mendengarkan dan menyimak. Melihat raut wajah Lalita saat ini, Hendro bisa merasakan jika apa yang dikatakan oleh Lalita barusan adalah suara yang berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam.

"Terus terang, Om. Sejak mengetahui kalau Erick hanya terpaksa menikahi saya, setiap detiknya saya merasa tersiksa. Dada saya terasa begitu sempit dan sesak, perasaan saya juga terus-terusan sedih dan pesimis. Sekuat tenaga saja menyemangati diri sendiri. Tapi jika hal itu terus berlangsung, sepertinya saya akan membutuhkan bantuan psikolog, atau bahkan psikiater."

Tanpa sadar Hendro sedikit menghela. Dia sungguh tak menyangka jika putri kesayangan sahabatnya ini akan berakhir seperti ini sekarang. Padahal setahunya, Arfan rela melakukan apa saja demi untuk membuat Lalita bahagia.

"Bagaimana dengan Papamu? Apa dia mengetahui rencanamu hendak menggugat cerai Erick?" tanya Hendro kemudian.

Lalita menggeleng pelan.

"Tidak ada yang tahu. Papa, Mama dan Kak Risa tahunya saya baik-baik saja. Tapi jika Om Hendro bersedia membantu saya, sudah pasti lambat laun mereka pasti akan tahu. Tapi biarlan itu menjadi urusan saya, Om. Saya yang akan menjelaskan semuanya pada mereka," sahut Lalita.

Hendro kembali terdiam sejenak untuk berpikir.

"Jika kamu menggugat Erick, sudah pasti hal itu akan menjadi sebuah pemberitaan yang menghebohkan, seperti halnya dulu saat kamu menikah dengan Erick. Sedikit banyak, hotel milik Papamu juga pasti akan terkena imbasnya." Hendro kemudian kembali mengingatkan Lalita.

"Justru karena itulah saya meminta bantuan Om Hendro. Saya minta tolong agak Om bisa mengurus perceraian saya tanpa tercium publik. Saya ingin berpisah dengan Erick secara damai dan tenang. Setelah itu, saya juga ingin pergi ke suatu tempat selama beberapa saat untuk menenangkan diri dan memulihkan mental saya. Untuk Papa, itu akan menjadi urusan saya, Om. Saya yang akan memberitahu Papa tentang perceraian saya dan akan saya pastikan Papa tidak akan marah pada Om Hendro," sahut Lalita meyakinkan.

Cukup lama Hendro berpikir. Selama itu juga Lalita berusaha membujuk sahabat papanya itu. Hendro adalah satu-satunya harapan bagi Lalita agar dia bisa berpisah dari Erick tanpa banyak drama, karena Hendro terbiasa menangani sebuah kasus dengan begitu rapi tanpa kehebohan. Itulah kenapa besar harapan Lalita terhadap pengacara paruh baya itu.

"Baiklah," ujar Hendro akhirnya setelah berpikir cukup lama. "Saya akan membantu kamu. Tapi kamu mesti menghadapi Papamu sendirian. Kamu tahu sendiri seperti apa Papamu itu kalau dia sudah marah."

"Iya, Om. Jangan khawatir. Sayalah yang datang meminta bantuan pada Om Hendro. Papa tidak akan marah pada Om, tapi pada saya." Lalita menyahut.

Hendro hanya mengiyakan, meski di hatinya dia tak begitu merasa yakin jika Arfan tak akan marah padanya.

Setelah berbasa-basi sejenak dan berpamitan dengan sopan, Lalita pun akhirnya meninggalkan ruang kerja Hendro. Dia pergi dengan perasaan yang sedikit lebih lega. Langkah pertama sudah berhasil dia ambil. Setelah itu, dia akan segera memulai langkah selanjutnya.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Sri Widjiastuti

Sri Widjiastuti

apa yg kita inginkan blm tentu jg bisa tercapai ,hanya Dia yg bisa menentukan

2024-04-10

1

Ayu sutriani

Ayu sutriani

apa adik kk risa ma erick?

2024-02-29

0

Nova Yuliati

Nova Yuliati

good lalita 👍👍👍

2023-01-26

2

lihat semua
Episodes
1 Kejutan di Hari Anniversary
2 Hanya Sandiwara
3 Terakhir Kalinya
4 Berubah
5 Peringatan dari Arfan
6 Alasan dari Semua Kebencian
7 Berusaha Tegar
8 Meminta Penjelasan
9 Kecewa
10 Sebenarnya, Kenapa Dia?
11 Sesuatu yang paling Diinginkan
12 Sebuah Keputusan
13 Meminta Bantuan
14 Pesan untuk Arfan
15 Isi Hati Lalita
16 Panik
17 Anugerah Sekaligus Kutukan
18 Langkah Pertama
19 Surat dari Lalita
20 Pilu
21 Semakin Kacau
22 Tabir yang Tersingkap
23 Keluarga Palsu
24 Akhiri Semuanya
25 Maafkan Aku Karena Memisahkan Kalian
26 Hati yang Tulus
27 Sesal
28 Persidangan Pertama
29 Akhir dari Rasa
30 Meninggalkan Semuanya
31 Kasih Sayang yang Salah
32 Sekali Ini Saja
33 Tak Lagi Memiliki Kesempatan
34 Ternyata Arfan Tahu
35 Bukan Kasih Sayang, Tapi Racun!
36 Harapan di Balik Sikap Membangkang
37 Resmi Menjadi Mantan Suami
38 Salam Perpisahan
39 Kabar dari Arfan
40 Nasihat Riani
41 Tindakan yang Riani Ambil
42 Dia Berhak Tahu
43 Hal yang Tak Mungkin Terjadi
44 Hukuman Dimulai
45 Tekad Baru
46 Kenyataan Pahit untuk Erick
47 Rumpi dulu yuk, Gaessss
48 Menjadi Lebih Dewasa
49 Menyadari Kesalahan
50 Pengumuman
51 Pengumuman
52 Sebuah Tamparan
53 Gadis Tanpa Rahim
54 Bukan Keluarga Palsu
55 Pergilah, Erick ... Jangan Kembali Lagi ....
56 Tak Ada Jalan Kembali
57 Sebuah Perubahan Kecil
58 Pendosa yang Memohon Pengampunan
59 Riani dan Arfan
60 Kembali Utuh
61 Permintaan Maaf Arfan
62 Terima Kasih, Lita ....
63 Impian yang Tertunda
64 Mengikhlaskan
65 Sesal
66 Lelaki Luar Biasa
67 The Broken Ring
68 Kalandra Ingin Bulan Madu
69 Layu Sebelum Berkembang
70 Berusaha Menerima Kenyataan
71 Rahasia Zayn
72 Impian dan Pengharapan
73 Atmosfer yang Berubah
74 Percayalah Padaku
75 Pengakuan Tak Terduga
76 Hai-hai ....
77 Aku Mencintaimu, Zayn
78 Kak Shelin dan Kalandra
79 Jodoh Terbaik
80 Harapan Lalita
81 Akan Indah Pada Waktunya (End)
82 Sudah Rilis
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Kejutan di Hari Anniversary
2
Hanya Sandiwara
3
Terakhir Kalinya
4
Berubah
5
Peringatan dari Arfan
6
Alasan dari Semua Kebencian
7
Berusaha Tegar
8
Meminta Penjelasan
9
Kecewa
10
Sebenarnya, Kenapa Dia?
11
Sesuatu yang paling Diinginkan
12
Sebuah Keputusan
13
Meminta Bantuan
14
Pesan untuk Arfan
15
Isi Hati Lalita
16
Panik
17
Anugerah Sekaligus Kutukan
18
Langkah Pertama
19
Surat dari Lalita
20
Pilu
21
Semakin Kacau
22
Tabir yang Tersingkap
23
Keluarga Palsu
24
Akhiri Semuanya
25
Maafkan Aku Karena Memisahkan Kalian
26
Hati yang Tulus
27
Sesal
28
Persidangan Pertama
29
Akhir dari Rasa
30
Meninggalkan Semuanya
31
Kasih Sayang yang Salah
32
Sekali Ini Saja
33
Tak Lagi Memiliki Kesempatan
34
Ternyata Arfan Tahu
35
Bukan Kasih Sayang, Tapi Racun!
36
Harapan di Balik Sikap Membangkang
37
Resmi Menjadi Mantan Suami
38
Salam Perpisahan
39
Kabar dari Arfan
40
Nasihat Riani
41
Tindakan yang Riani Ambil
42
Dia Berhak Tahu
43
Hal yang Tak Mungkin Terjadi
44
Hukuman Dimulai
45
Tekad Baru
46
Kenyataan Pahit untuk Erick
47
Rumpi dulu yuk, Gaessss
48
Menjadi Lebih Dewasa
49
Menyadari Kesalahan
50
Pengumuman
51
Pengumuman
52
Sebuah Tamparan
53
Gadis Tanpa Rahim
54
Bukan Keluarga Palsu
55
Pergilah, Erick ... Jangan Kembali Lagi ....
56
Tak Ada Jalan Kembali
57
Sebuah Perubahan Kecil
58
Pendosa yang Memohon Pengampunan
59
Riani dan Arfan
60
Kembali Utuh
61
Permintaan Maaf Arfan
62
Terima Kasih, Lita ....
63
Impian yang Tertunda
64
Mengikhlaskan
65
Sesal
66
Lelaki Luar Biasa
67
The Broken Ring
68
Kalandra Ingin Bulan Madu
69
Layu Sebelum Berkembang
70
Berusaha Menerima Kenyataan
71
Rahasia Zayn
72
Impian dan Pengharapan
73
Atmosfer yang Berubah
74
Percayalah Padaku
75
Pengakuan Tak Terduga
76
Hai-hai ....
77
Aku Mencintaimu, Zayn
78
Kak Shelin dan Kalandra
79
Jodoh Terbaik
80
Harapan Lalita
81
Akan Indah Pada Waktunya (End)
82
Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!