Terakhir Kalinya

"Kak, bisa minta tolong, tidak?" tanya Lalita kemudian pada Larisa.

"Apa?"

"Tolong katakan pada Erick untuk meng-handle pestanya sampai selesai. Badanku tiba-tiba saja terasa semakin tidak enak. Aku mau langsung beristirahat di rumah saja," ujar Lalita.

"Kamu mau pulang?" ulang Larisa sedikit terkejut.

"Iya. Aku kurang nyaman beristirahat di sini, mau langsung tidur di kamarku saja," sahut Lalita.

"Astaga, Lita. Bisa-bisanya kamu mau pulang dan tidur nyaman di kamarmu? Pesta ulang tahun pernikahanmu baru saja dimulai. Sekarang saja banyak yang menanyakan keberadaanmu. Apa kata orang-orang nanti kalau mereka tahu kamu ternyata pulang lebih dulu." Larisa kembali menggerutu.

"Aku benar-benar butuh istirahat, Kak. Tolong beritahu Erick. Biasanya dia akan langsung menerima, kan, kalau Kakak yang memberitahu," ujar Lalita lagi.

Larisa terdiam sejenak, merasa ada yang berbeda dari nada bicara Lalita saat ini.

"Apa maksudmu bilang begitu? Dia itu kan suamimu," ujar Larisa. Dia tak tahu jika di ujung telepon saat ini, Lalita kembali tersenyum miris untuk ke sekian kalinya.

"Pokoknya beritahu saja Erick. Katakan aku tidak bisa kembali ke pesta dan akan langsung pulang ke rumah. Nanti aku akan menghubungi Mama dan Papa juga," putus Lalita.

"Kamu ini benar-benar, ya. Tempo hari sibuk sendiri menyiapkan pesta sampai tidak ingat makan. Sekarang malah tidak semangat," omel Larisa.

"Maaf merepotkan Kakak," ujar Lalita sebelum akhirnya memutus panggilan telepon kakaknya itu.

Larisa kembali menghubungi, tapi Lalita tak menghiraukannya. Dia malah mengetik sebuah pesan yang memberitahukan jika dirinya tak bisa kembali ke pesta, lalu dikirimnya pesan tersebut kepada mama dan papanya.

Setelah itu, Lalita pun beranjak dari atas tempat tidur. Dimasukkannya kembali ponselnya ke dalam tas tangan yang dia bawa, lalu ditinggalkannya kamar hotel itu begitu saja. Dengan sangat hati-hati, dia menyelinap ke lobi hotel agar jangan sampai berpapasan dengan orang yang dikenalnya. Setelah itu, barulah dia memesan sebuah taksi online.

Tak menunggu lama, taksi yang dipesan oleh Lalita pun tiba. Perempuan itu akhirnya meninggalan hotel tersebut menuju ke rumahnya. Sepanjang perjalanan, sesekali dia menghela nafas dalam, berusaha untuk meredam gemuruh di dadanya yang sejak tadi tak juga mau mereda.

Siapa sangka, Lalita akan pergi meninggalkan pesta yang telah dia persiapkan sendiri dengan sepenuh hati. Pesta yang awalnya penuh dengan kebahagiaan, namun berubah menjadi teramat penyakitkan. Sudah pasti setelah ini Lalita akan trauma dengan yang namanya ulang tahun pernikahan. Rasa sakit itu tentu akan terus menghantui setiap kali perempuan itu bersinggungan dengan setiap hal yang berhubungan dengan anniversary.

Lalita akhirnya tiba di rumah setelah menempuh perjalanan selama beberapa saat. Segera dia memasuki rumah yang selama dua tahun ini menjadi tempat tinggalnya bersama Erick itu. Rumah yang diberikan oleh Arfan sebagai hadiah pernikahan mereka.

Sejenak Lalita berdiri di aula rumah. Baru dia sadari juga suasana rumah tersebut begitu sepi dan hampa. Entah selama ini pikirannya yang terlampau positif atau dirinya yang sudah terlalu dibutakan oleh cinta, bisa-bisanya dia merasa bahagia menjalani kehidupan rumah tangga yang tak bisa disebut hangat itu. Ah, benar yang dikatakan oleh orang-orang jika terlalu cinta itu membuat seseorang menjadi bodoh.

Bergegas Lalita naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamarnya.  Dia langsung mengganti gaun pesta yang dikenakannya saat ini dengan pakaian yang lebih nyaman. Setelah itu, Lalita pun duduk di depan meja rias, menghapus make up yang melekat di wajahnya sembari kembali tenggelam dalam kesedihan yang seakan hendak menelannya bulat-bulat.

Brak! Pintu kamar Lalita tiba-tiba saja terbuka dengan kasar, membuat perempuan itu menoleh sembari memperlihatkan raut terkejut. Sesosok lelaki tampak berdiri di ambang pintu sembari menatap Lalita dengan nyalang. Siapa lagi kalau bukan Erick

"Apa yang kamu lakukan di sini? Tidak bisakah kamu berhenti bertindak semaunya saja?" tanya lelaki itu dengan nafas yang agak memburu.

Lalita tertegun sejenak. Dibandingkan dengan menanggapi ekspresi marah Erick saat ini, dia lebih merasa penasaran kenapa lelaki itu bisa berada di sini juga. Apakah Erick langsung menyusulnya pulang setelah Larisa memberitahukan prihal kepulangannya?

"Kenapa kamu di sini?" tanya Lalita.

"Kenapa aku di sini?" Erick mengulang pertanyaan istrinya itu.

"Maksudku, harusnya sekarang kamu tetap berada di pesta." Lalita bergumam.

"Kamu sendiri yang bersikeras untuk mengadakan pesta mewah itu. Harusnya kamu yang berada di sana, bukannya aku. Bisa-bisanya kamu meninggalkan pesta begitu saja dengan alasan tidak enak badan dan butuh istirahat. Apa kamu pikir semua hal di dunia ini bisa kamu anggap sebagai mainan?" tanya Erick tajam.

Lalita tak menjawab. Dia hanya menatap Erick dengan mulut terkunci. Sorot matanya terlihat begitu sendu dan penuh luka, tapi tentu saja hal itu bukanlah sesuatu yang perlu Erick khawatirkan.

Setelah dua tahun menikah, inilah kali pertama Erick berbicara cukup banyak pada Lalita. Namun sayangnya, kata-kata yang diucapkan lelaki itu bukanlah ucapan lembut yang menyejukkan, melainkan sebuah sindiran tajam yang begitu menusuk di hati. Kata-kata yang membuat Lalita semakin yakin jika memang tak pernah ada cinta untuknya selama ini.

"Aku memang tiba-tiba tidak enak badan, makanya langsung pulang," sahut Lalita akhirnya dengan nada datar.

"Dengan membuat orang tuamu panik dan berpikir yang tidak-tidak?" tanya Erick lagi.

Lalita tak langsung menjawab. Ditatapnya sekali lagi wajah Erick yang saat ini jelas terlihat sangat marah. Tak ada kekhawatiran yang Lalita lihat, yang ada malah ekspresi kesal. Mata lelaki itu bahkan memperlihatkan sorot kebencian yang selama ini tak pernah Lalita sadari sebelumnya.

"Kamu marah karena aku meninggalkan pesta atau karena Mama dan Papa memaksamu menyusulku kemari?" Lalita lalu melontarkan pertanyaan yang sarkas.

Kali ini Erick yang terdiam.

"Aku bilang kalau aku tiba-tiba tidak enak badan, tapi kamu tidak terlihat mengkhawatirkanku sedikit pun. Apa menurutmu, aku bersusah payah mempersiapkan sebuah pesta hanya untuk aku tinggalkan begitu saja, Erick?" tanya Lalita lagi.

Lagi-lagi Erick tak menjawab. Hanya matanya saja yang masih lurus menatap ke arah Lalita.

"Jika aku sampai pergi, itu artinya ada yang terjadi padaku dan aku sedang tidak baik-baik saja. Tapi kamu sepertinya benar-benar tidak mau tahu." Lalita menipiskan bibirnya dan tersenyum pahit.

"Aku tahu, ada banyak hal yang membuatmu tidak puas terhadapku. Tapi aku sungguh tidak menyangka kalau kamu tidak sedikit pun peduli padaku, Erick," ujar Lalita dengan mata yang kembali mengembun.

"Jangan khawatir, ini terakhir kalinya aku merepotkanmu. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Setelah ini, tidak akan mengusikmu lagi." Lalita bangkit dari duduknya, kemudian berlalu begitu saja, meninggalkan Erick yang tampak masih termangu di tempatnya.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

pikir Erick .. pikiiiiirrrrrrrr .....
kenapa Lita sampe bicara spt itu ...
pikiiiiirrrr .... 😡

2024-05-02

2

💖 sweet love 🌺

💖 sweet love 🌺

mudah-mudahan MC cewek nya gk lemah ya

2024-02-28

0

Maurid Tambunan

Maurid Tambunan

tinggalkan aja erick

2024-02-18

2

lihat semua
Episodes
1 Kejutan di Hari Anniversary
2 Hanya Sandiwara
3 Terakhir Kalinya
4 Berubah
5 Peringatan dari Arfan
6 Alasan dari Semua Kebencian
7 Berusaha Tegar
8 Meminta Penjelasan
9 Kecewa
10 Sebenarnya, Kenapa Dia?
11 Sesuatu yang paling Diinginkan
12 Sebuah Keputusan
13 Meminta Bantuan
14 Pesan untuk Arfan
15 Isi Hati Lalita
16 Panik
17 Anugerah Sekaligus Kutukan
18 Langkah Pertama
19 Surat dari Lalita
20 Pilu
21 Semakin Kacau
22 Tabir yang Tersingkap
23 Keluarga Palsu
24 Akhiri Semuanya
25 Maafkan Aku Karena Memisahkan Kalian
26 Hati yang Tulus
27 Sesal
28 Persidangan Pertama
29 Akhir dari Rasa
30 Meninggalkan Semuanya
31 Kasih Sayang yang Salah
32 Sekali Ini Saja
33 Tak Lagi Memiliki Kesempatan
34 Ternyata Arfan Tahu
35 Bukan Kasih Sayang, Tapi Racun!
36 Harapan di Balik Sikap Membangkang
37 Resmi Menjadi Mantan Suami
38 Salam Perpisahan
39 Kabar dari Arfan
40 Nasihat Riani
41 Tindakan yang Riani Ambil
42 Dia Berhak Tahu
43 Hal yang Tak Mungkin Terjadi
44 Hukuman Dimulai
45 Tekad Baru
46 Kenyataan Pahit untuk Erick
47 Rumpi dulu yuk, Gaessss
48 Menjadi Lebih Dewasa
49 Menyadari Kesalahan
50 Pengumuman
51 Pengumuman
52 Sebuah Tamparan
53 Gadis Tanpa Rahim
54 Bukan Keluarga Palsu
55 Pergilah, Erick ... Jangan Kembali Lagi ....
56 Tak Ada Jalan Kembali
57 Sebuah Perubahan Kecil
58 Pendosa yang Memohon Pengampunan
59 Riani dan Arfan
60 Kembali Utuh
61 Permintaan Maaf Arfan
62 Terima Kasih, Lita ....
63 Impian yang Tertunda
64 Mengikhlaskan
65 Sesal
66 Lelaki Luar Biasa
67 The Broken Ring
68 Kalandra Ingin Bulan Madu
69 Layu Sebelum Berkembang
70 Berusaha Menerima Kenyataan
71 Rahasia Zayn
72 Impian dan Pengharapan
73 Atmosfer yang Berubah
74 Percayalah Padaku
75 Pengakuan Tak Terduga
76 Hai-hai ....
77 Aku Mencintaimu, Zayn
78 Kak Shelin dan Kalandra
79 Jodoh Terbaik
80 Harapan Lalita
81 Akan Indah Pada Waktunya (End)
82 Sudah Rilis
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Kejutan di Hari Anniversary
2
Hanya Sandiwara
3
Terakhir Kalinya
4
Berubah
5
Peringatan dari Arfan
6
Alasan dari Semua Kebencian
7
Berusaha Tegar
8
Meminta Penjelasan
9
Kecewa
10
Sebenarnya, Kenapa Dia?
11
Sesuatu yang paling Diinginkan
12
Sebuah Keputusan
13
Meminta Bantuan
14
Pesan untuk Arfan
15
Isi Hati Lalita
16
Panik
17
Anugerah Sekaligus Kutukan
18
Langkah Pertama
19
Surat dari Lalita
20
Pilu
21
Semakin Kacau
22
Tabir yang Tersingkap
23
Keluarga Palsu
24
Akhiri Semuanya
25
Maafkan Aku Karena Memisahkan Kalian
26
Hati yang Tulus
27
Sesal
28
Persidangan Pertama
29
Akhir dari Rasa
30
Meninggalkan Semuanya
31
Kasih Sayang yang Salah
32
Sekali Ini Saja
33
Tak Lagi Memiliki Kesempatan
34
Ternyata Arfan Tahu
35
Bukan Kasih Sayang, Tapi Racun!
36
Harapan di Balik Sikap Membangkang
37
Resmi Menjadi Mantan Suami
38
Salam Perpisahan
39
Kabar dari Arfan
40
Nasihat Riani
41
Tindakan yang Riani Ambil
42
Dia Berhak Tahu
43
Hal yang Tak Mungkin Terjadi
44
Hukuman Dimulai
45
Tekad Baru
46
Kenyataan Pahit untuk Erick
47
Rumpi dulu yuk, Gaessss
48
Menjadi Lebih Dewasa
49
Menyadari Kesalahan
50
Pengumuman
51
Pengumuman
52
Sebuah Tamparan
53
Gadis Tanpa Rahim
54
Bukan Keluarga Palsu
55
Pergilah, Erick ... Jangan Kembali Lagi ....
56
Tak Ada Jalan Kembali
57
Sebuah Perubahan Kecil
58
Pendosa yang Memohon Pengampunan
59
Riani dan Arfan
60
Kembali Utuh
61
Permintaan Maaf Arfan
62
Terima Kasih, Lita ....
63
Impian yang Tertunda
64
Mengikhlaskan
65
Sesal
66
Lelaki Luar Biasa
67
The Broken Ring
68
Kalandra Ingin Bulan Madu
69
Layu Sebelum Berkembang
70
Berusaha Menerima Kenyataan
71
Rahasia Zayn
72
Impian dan Pengharapan
73
Atmosfer yang Berubah
74
Percayalah Padaku
75
Pengakuan Tak Terduga
76
Hai-hai ....
77
Aku Mencintaimu, Zayn
78
Kak Shelin dan Kalandra
79
Jodoh Terbaik
80
Harapan Lalita
81
Akan Indah Pada Waktunya (End)
82
Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!