Sebenarnya, Kenapa Dia?

Setelah selesai menata semua barang-barang pribadinya di kamar lantai bawah, Lalita pun mandi dan beristirahat sejenak. Mulai sekarang, kamar itu akan menjadi kamar pribadinya selama dia masih berada di rumah ini. Di kamar ini juga dia akan memikirkan dengan benar mengenai langkah apa yang akan dia ambil ke depannya.

"Nyonya." Bu Risnah memanggil sembari mengetuk pintu kamar, membuat lamunan Lalita terbuyar seketika.

"Iya, Bu," sahut Lalita sembari beringsut dari atas tempat tidur.

"Kwetiau gorengnya sudah siap, Nyonya. Mau makan di meja makan atau di kamar?" tanya Bu Risnah.

"Bawa kemari saja, Bu. Sekalian bawakan juga puding dan orange juice," sahut Lalita lagi.

"Baik, Nyonya." Bu Risnah mengiyakan, lalu tak terdengar lagi suaranya.

Selang beberapa saat, pelayan paruh baya itu kembali mengetuk pintu kamar Lalita. Kali ini, Lalita langsung membukakannya dan mengambil alih nampan yang dibawa oleh Bu Risnah.

"Terima kasih, Bu," ujar Lalita.

Bu Risnah mengiyakan sembari pamit undur diri. Segera Lalita kembali menutup pintu kamarnya dan meletakkan nampan yang ada di tangannya di atas nakas. Dia lalu mencuci tangannya dan menyantap dengan lahap kwetiau goreng yang dimasak dengan campuran berbagai jenis hidangan laut itu. Seperti halnya tadi siang saat dirinya makan burger, kali ini pun Lalita ingin makan kwetiau goreng tampaknya karena keinginan sang calon anak.

Lalita merasa beruntung karena dia tak kesulitan makan sama sekali, meski sedang dalam masa mengidam. Nafsu makannya malah tergolong sangat bagus untuk ukuran perempuan hamil muda yang sedang banyak pikiran. Selama nutrisi terpenuhi dengan baik, sepertinya tak akan ada masalah dengan calon anak yang dia kandung.

Setelah selesai makan, Lalita mengeluarkan sebuah kotak yang berukuran cukup besar. Di dalam kotak tersebut, terdapat kertas dan pensil sebagai alat menggambar serta beberapa gambar desain pakaian yang pernah dibuat oleh Lalita. Sudah lama dia tak menyentuh benda-benda tersebut, tepatnya sejak dia menikah dengan Erick dua tahun yang lalu.

Sejak dulu, Lalita memang memiliki hobi mendesain busana. Gaun-gaun yang digunakannya kala itu juga banyak yang didesain oleh dirinya sendiri. Dia pernah bercita-cita menjadi seorang desainer hebat. Karena itu, dia pernah berencana untuk mendalami ilmu desain busana di luar negeri.

Namun, semua rencana dan impiannya itu kemudian Lalita kubur dalam-dalam saat tiba-tiba saja Erick datang melamarnya. Seperti mendapatkan durian runtuh, Lalita begitu bahagia karena berpikir jika lelaki yang selama ini dicintainya itu ternyata juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Tanpa pikir panjang, dia menerima lamaran Erick. Semua impian dan cita-citanya terlupakan begitu saja. Setelah menikah, dia tak ingin berjauhan dengan suaminya itu, apalagi kalau sampai pergi ke luar negeri.

Tak ada lagi keinginan untuk menjadi seorang desainer pakaian yang hebat. Satu-satunya yang ada dalam benak Lalita hanyalah bagaimana caranya menjadi istri yang baik untuk Erick, itu saja. Lelaki itu benar-benar telah mengalihkan dunianya.

Lalita menatap ke arah gambar buatannya sembari menghela nafas panjang. Kini dia menyesali semua kebodohannya itu. Menjadikan Erick sebagai satu-satunya pusat dunianya adalah kesalahan terbesar yang pernah dia buat. Bagaimana mungkin dia sampai melupakan minat dan bakatnya karena seseorang yang bahkan tak pernah sekalipun mencintainya.

Sembari tersenyum miring karena mengejek kekonyolannya sendiri, Lalita memgambil sebuah brosur yang terselip dia antara lembaran kertas desain miliknya. Brosur yang dulu pernah membuatnya ingin pergi ke Paris untuk mempelajari secara ilmu tata busana, langsung di tempat yang menjadi kiblat mode dunia. Jika sekarang dia ingin melanjutkan meraih impiannya itu, apakah masih belum terlalu terlambat?

Setelah tertegun selama beberapa saat, Lalita pun memasukkan kembali kertas-kertas yang dilihatnya tadi ke dalam wadahnya semula, lalu menyimpan benda tersebut di salah satu sudut lemari. Dia tak boleh terlalu lama tenggelam dalam kesedihan dan kekecawaan. Demi calon anak yang saat ini berada dalam kandungannya, dia harus kuat dan mulai menyusun rencana masa depan. Dan hal pertama yang harus dia lakukan adalah mengakhiri pernikahan yang pernah disebut Erick sebagai pernikahan terkutuk ini.

Erick, Larisa, mamanya dan papanya. Mereka semua adalah orang-orang yang paling Lalita sayangi, tapi mereka juga yang telah menorehkan luka di hati perempuan itu. Mungkin terdengar kekanakan, tapi Lalita ingin sekali pergi menjauh dari mereka semua, kalau bisa menghilang dan tak ditemukan lagi. Entah apa alasan mereka semua melakukan hal itu terhadapnya, tapi yang jelas, dirinya kini benar-benar merasa kecewa.

Sementara itu, Erick yang seharian mendapatkan tekanan dari Arfan, kini pulang ke rumah dengan wajah lelah yang tak bisa ditutupi. Dia melangkah ke kamar atas dengan langkah setengah lesu, lalu masuk ke dalam kamarnya dengan enggan. Bertemu dengan Lalita dalam keadaan seperti ini biasanya akan membuatnya merasa semakin tak nyaman, tapi tak mungkin sekali kalau dia tidak pulang. Lalita pasti akan heboh.

Belum selesai pemikiran Erick tentang Lalita, lelaki itu seketika terhenyak saat melihat kamarnya bersama sang istri telah berubah penampilan. Tak ada lagi satu pun pernak-pernik milik Lalita di sana. Meja rias yang biasanya penuh dengan berbagai macam produk perawatan kulit milik istrinya itu, kini juga tampak kosong melompong, hanya menyisakan sebotol parfum dan sebotol deodorant miliknya saja.

Buru-buru Erick membuka lemari. Dia semakin terkejut saat mendapati semua pakaian Lalita juga sudah tidak ada di tempatnya.

"Pergi kemana dia?" gumam Erick sembari kembali keluar dari kamar tersebut.

"Lita, Lita!" Erick memanggil istrinya itu sembari menuruni tangga menunggu lantai bawah.

"Lalita, di mana kamu?" tanya Erick lagi. Perasaannya menjadi risau seketika.

Mendengar suara Erick, Bu Risnah pun buru-buru mendekat.

"Ada apa, Tuan?" tanya Bu Risnah.

"Di mana Lita?" tanya Erick tanpa bisa menutupi wajah galaunya.

"Nyonya ada, Tuan. Sedang beristirahat di kamar. Sepertinya sudah tidur karena kelelahan," sahut Bu Risnah.

"Sedang beristirahat di kamar? Jangan bohong, Bu. Saya baru saja dari kamar. Dia tidak ada di sana, bahkan barang-barangnya pun tidak ada semua."

"Oh, itu ...." Bu Risnah tampak sedikit bingung menjelaskannya pada Erick.

"Dia pergi dengan membawa semua barang-barangnya?" tanya Erick lagi tak sabar.

"Bukan, Tuan. Nyonya tidak pergi kemana-mana. Hanya saja, tadi Nyonya meminta saya memindahkan semua barang-barangnya ke kamar tamu. Nyonya bilang, mulai hari ini, Nyonya akan menempati kamar itu," ujar Bu Risnah akhirnya.

"Apa?" Erick mengerutkan keningnya keheranan.

"Saya juga tidak mengerti kenapa Nyonya tiba-tiba begitu. Tadi saja, saat saya bertanya mau menyiapkan makan malam apa untuk Tuan, Nyonya bilang tidak usah. Padahal, biasanya Nyonya selalu memasak untuk Tuan, biarpun Tuan sering pulang larut dan sudah makan di luar." Bu Risnah kembali menambahkan, membuat Erick semakin terlihat heran.

Berawal dari meninggalkan pesta anniversary yang dia siapkan sendiri, sikap Lalita tiba-tiba saja berubah. Tentu saja Erick bingung sekaligus risau dibuatnya.

"Sebenarnya kenapa dia?" gumam Erick akhinya pada dirinya sendiri.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Eemlaspanohan Ohan

Eemlaspanohan Ohan

bagus

2024-05-13

0

Dar Ningsih

Dar Ningsih

bagus

2024-05-01

1

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

jos ah Paris jangan di tunda"

2023-03-03

6

lihat semua
Episodes
1 Kejutan di Hari Anniversary
2 Hanya Sandiwara
3 Terakhir Kalinya
4 Berubah
5 Peringatan dari Arfan
6 Alasan dari Semua Kebencian
7 Berusaha Tegar
8 Meminta Penjelasan
9 Kecewa
10 Sebenarnya, Kenapa Dia?
11 Sesuatu yang paling Diinginkan
12 Sebuah Keputusan
13 Meminta Bantuan
14 Pesan untuk Arfan
15 Isi Hati Lalita
16 Panik
17 Anugerah Sekaligus Kutukan
18 Langkah Pertama
19 Surat dari Lalita
20 Pilu
21 Semakin Kacau
22 Tabir yang Tersingkap
23 Keluarga Palsu
24 Akhiri Semuanya
25 Maafkan Aku Karena Memisahkan Kalian
26 Hati yang Tulus
27 Sesal
28 Persidangan Pertama
29 Akhir dari Rasa
30 Meninggalkan Semuanya
31 Kasih Sayang yang Salah
32 Sekali Ini Saja
33 Tak Lagi Memiliki Kesempatan
34 Ternyata Arfan Tahu
35 Bukan Kasih Sayang, Tapi Racun!
36 Harapan di Balik Sikap Membangkang
37 Resmi Menjadi Mantan Suami
38 Salam Perpisahan
39 Kabar dari Arfan
40 Nasihat Riani
41 Tindakan yang Riani Ambil
42 Dia Berhak Tahu
43 Hal yang Tak Mungkin Terjadi
44 Hukuman Dimulai
45 Tekad Baru
46 Kenyataan Pahit untuk Erick
47 Rumpi dulu yuk, Gaessss
48 Menjadi Lebih Dewasa
49 Menyadari Kesalahan
50 Pengumuman
51 Pengumuman
52 Sebuah Tamparan
53 Gadis Tanpa Rahim
54 Bukan Keluarga Palsu
55 Pergilah, Erick ... Jangan Kembali Lagi ....
56 Tak Ada Jalan Kembali
57 Sebuah Perubahan Kecil
58 Pendosa yang Memohon Pengampunan
59 Riani dan Arfan
60 Kembali Utuh
61 Permintaan Maaf Arfan
62 Terima Kasih, Lita ....
63 Impian yang Tertunda
64 Mengikhlaskan
65 Sesal
66 Lelaki Luar Biasa
67 The Broken Ring
68 Kalandra Ingin Bulan Madu
69 Layu Sebelum Berkembang
70 Berusaha Menerima Kenyataan
71 Rahasia Zayn
72 Impian dan Pengharapan
73 Atmosfer yang Berubah
74 Percayalah Padaku
75 Pengakuan Tak Terduga
76 Hai-hai ....
77 Aku Mencintaimu, Zayn
78 Kak Shelin dan Kalandra
79 Jodoh Terbaik
80 Harapan Lalita
81 Akan Indah Pada Waktunya (End)
82 Sudah Rilis
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Kejutan di Hari Anniversary
2
Hanya Sandiwara
3
Terakhir Kalinya
4
Berubah
5
Peringatan dari Arfan
6
Alasan dari Semua Kebencian
7
Berusaha Tegar
8
Meminta Penjelasan
9
Kecewa
10
Sebenarnya, Kenapa Dia?
11
Sesuatu yang paling Diinginkan
12
Sebuah Keputusan
13
Meminta Bantuan
14
Pesan untuk Arfan
15
Isi Hati Lalita
16
Panik
17
Anugerah Sekaligus Kutukan
18
Langkah Pertama
19
Surat dari Lalita
20
Pilu
21
Semakin Kacau
22
Tabir yang Tersingkap
23
Keluarga Palsu
24
Akhiri Semuanya
25
Maafkan Aku Karena Memisahkan Kalian
26
Hati yang Tulus
27
Sesal
28
Persidangan Pertama
29
Akhir dari Rasa
30
Meninggalkan Semuanya
31
Kasih Sayang yang Salah
32
Sekali Ini Saja
33
Tak Lagi Memiliki Kesempatan
34
Ternyata Arfan Tahu
35
Bukan Kasih Sayang, Tapi Racun!
36
Harapan di Balik Sikap Membangkang
37
Resmi Menjadi Mantan Suami
38
Salam Perpisahan
39
Kabar dari Arfan
40
Nasihat Riani
41
Tindakan yang Riani Ambil
42
Dia Berhak Tahu
43
Hal yang Tak Mungkin Terjadi
44
Hukuman Dimulai
45
Tekad Baru
46
Kenyataan Pahit untuk Erick
47
Rumpi dulu yuk, Gaessss
48
Menjadi Lebih Dewasa
49
Menyadari Kesalahan
50
Pengumuman
51
Pengumuman
52
Sebuah Tamparan
53
Gadis Tanpa Rahim
54
Bukan Keluarga Palsu
55
Pergilah, Erick ... Jangan Kembali Lagi ....
56
Tak Ada Jalan Kembali
57
Sebuah Perubahan Kecil
58
Pendosa yang Memohon Pengampunan
59
Riani dan Arfan
60
Kembali Utuh
61
Permintaan Maaf Arfan
62
Terima Kasih, Lita ....
63
Impian yang Tertunda
64
Mengikhlaskan
65
Sesal
66
Lelaki Luar Biasa
67
The Broken Ring
68
Kalandra Ingin Bulan Madu
69
Layu Sebelum Berkembang
70
Berusaha Menerima Kenyataan
71
Rahasia Zayn
72
Impian dan Pengharapan
73
Atmosfer yang Berubah
74
Percayalah Padaku
75
Pengakuan Tak Terduga
76
Hai-hai ....
77
Aku Mencintaimu, Zayn
78
Kak Shelin dan Kalandra
79
Jodoh Terbaik
80
Harapan Lalita
81
Akan Indah Pada Waktunya (End)
82
Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!