Meminta Penjelasan

Lalita duduk di sebuah bangku taman sembari melihat ke arah orang-orang yang sesekali berlalu-lalang. Tangannya tampak memegang burger doble beef dan menggigitnya perlahan. Setelah dari rumah sakit tadi, entah kenapa dia ingin sekali menikmati makanan cepat saji tersebut. Padahal, sebelumnya Lalita tak begitu suka dengan burger, kentang goreng dan aneka junk food lainnya.

Lalita pernah mendengar jika bayi yang berada dalam kandungan bisa membuat ibunya menginginkan sesuatu. Mulai dari yang masuk akal, bahkan sampai ada yang tak masuk akal. Biasanya, ayah dari sang calon bayilah yang akan bersusah payah memenuhi keinginan itu. Tak peduli jika hal tersebut adalah hal yang sulit sekalipun.

Beruntung, Lalita hanya ingin makan burger, bukan hal yang lain. Lagi-lagi dia berpikir jika calon anak yang ada dalam kandungannya sangat memahami situasi dan kondisinya saat ini. Tidak mungkin bagi Lalita untuk bermanja-manja pada Erick dengan meminta lelaki itu menuruti semua keinginannya. Setelah mendengar pengakuan tak terduga dari mulut Erick malam itu, Lalita menjadi sangat sadar diri. Meski dia belum sepenuhnya memahami, tapi fakta jika selama ini tak pernah mencintainya sudah cukup membuatnya merasa jika dia mesti menarik diri dari lelaki itu.

Perempuan manja dan tak tahu malu. Kata-kata itu masih terus terus terngiang di telinga Lalita, membuat dadanya terasa seperti ditikam menggunakan sebuah belati. Dia sungguh tak menyangka jika seperti itu penilaian Erick selama ini terhadap dirinya.

Rasa burger doble beef yang sebelumnya sangat enak di lidah Lalita, kini mulai terasa hambar karena perasaannya yang memburuk. Dihelanya nafas berulang kali, lalu dipejamkannya mata sejenak. Setelah itu, barulah dia kembali lanjut memakan burger tersebut sampai habis.

Sebotol air mineral yang ditenggak sampai habis menjadi penanda selesainya makan siang Lalita di bangku taman tersebut. Dia pun kemudian bangkit dan beranjak meninggalkan tempat itu. Dengan menggunakan sebuah taksi, Lalita pergi ke suatu tempat.

Tujuan Lalita tak lain adalah kediaman kedua orang tuanya. Di jam segini, biasanya papa dan kakaknya pasti sedang bekerja, sama halnya dengan Erick. Hanya ada mamanya di rumah. Saat yang sangat tepat untuk mencari tahu tentang hubungan Erick dan Larisa melalui mamanya itu.

Di malam ulang tahun pernikahannya, Lalita juga mendengar jika kedua orang tuanyalah yang mengatur pernikahannya dengan Erick, dibantu juga oleh Larisa. Rupanya Erick datang melamarnya bukan atas kemauan lelaki itu sendiri, tapi atas tekanan dari orang lain. Dalam hati, Lalita marah karena menjadi satu-satunya orang yang tak tahu apa-apa di sini. Dia harus tahu kebenarannya. Jika memang mencintai Larisa, kenapa Erick malah menikahi dirinya.

Lalita berulang kali menghela nafas panjang. Dia harus tenang saat tiba di rumah orang tuanya agar bisa mencari tahu dengan benar setiap hal yang ingin dia ketahui.

"Lho, Lita? Kok tidak mengabari Mama dulu kalau mau datang?" Riani menyambut kedatangan Lalita dengan senang, sekaligus heran.

"Lita tadi sedang ada urusan di dekat sini, jadi sekalian saja mampir," sahut Lalita sembari tersenyum pada mamanya itu.

Keduanya lalu masuk ke dalam rumah dan langsung menuju ke ruang keluarga.

"Mama baru saja selesai makan siang. Kamu sudah makan?" tanya Riani. "Kalau belum, biar Mama minta Bi Ami siapkan makan siang buat kamu."

"Sudah, Ma. Tadi sebelum mampir ke sini, Lita makan dulu, kok." Lalita menjawab

"Oh, ya sudah. Mama minta buatkan jus saja kalau begitu."

Lalita mengangguk, membiarkan sang mama memerintah pelayan di rumah orang tuanya itu untuk menyiapkan jus segar kesukaannya.

"Terima kasih, Bi Ami," ujar Lalita saat Bi Ami menghidangkan dua gelas jus mangga dan sepiring kue kering. Itu adalah minuman dan camilan kesukaan Lalita ketika sedang bersantai.

Perasaan Lalita sedikit menghangat melihat Rania masih mengingat apa yang disukainya. Setidaknya, dia masih memiliki orang tua yang menyayanginya dengan tulus.

"Ma, ada yang mau aku tanyakan. Tapi aku harap, Mama menjawabnya dengan jujur," ujar Lalita kemudian setelah Bi Ami kembali ke belakang.

"Mau tanya apa? Kok kelihatannya serius sekali," sahut Rania sembari menyesap jus mangga miliknya.

Lalita tak langsung menjawab. Dia terlihat menghela nafasnya sejenak, mencari kata yang tepat untuk dia ucapkan.

"Kak Risa dan Erick menjalin hubungan sebelum aku dan Erick menikah, Mama juga tahu itu, kan?" tanya Lalita akhirnya.

Terlihat jelas keterkejutan Rania mendengar pertanyaan itu. Perempuan paruh baya itu langsung meletakkan gelas jus di tangannya begitu saja.

"Apa yang kamu katakan?" tanyanya masih dengan raut terkejutnya.

"Kak Risa dan Erick, sedalam apa sebenarnya hubungan mereka dulu?" ulang Lalita lagi.

"Pertanyaan macam apa itu Lita? Jangan suka ngaco? Dari mana kamu bisa punya pemikiran kalau suami dan kakakmu pernah punya hubungan?" Rania mengelak.

"Ma, please … aku tadi sudah minta Mama untuk jujur."

"Jujur apa? Kamu mengada-ada." Rania kembali berkelit.

"Tolong jangan buat aku jadi satu-satunya orang bodoh yang tidak tahu apa-apa, Ma. Cukup dua tahun ini saja aku merasa bahagia sendiri, merasa hidupku sempurna sendiri, sedangkan orang-orang yang kusayangi hidup tertekan dan menderita." Kali ini Lalita terlihat memohon.

Rania terkesiap. Dia tak tahu harus menanggapi kata-kata Lalita seperti apa. Entah dari mana Lalita bisa mengetahui tentang masa lalu Erick dan Larisa. Yang jelas, ini bukanlah sesuatu yang bagus baginya.

"Mama tidak tahu kamu mendengar omong kosong itu dari mana, tapi sebaiknya kamu tidak terlalu mendengarkan hal itu, Lita," ujar Rania kemudian.

"Aku mendengarnya dari Kak Risa dan Erick sendiri," sahut Lalita.

"Apa?" Terang saja Rania membeliak mendengar itu.

"Mereka menjalin hubungan dan saling mencintai. Aku sangat yakin kalau Mama juga tahu hal itu. Lalu kenapa Erick malah melamarku, bukannya melamar Kak Risa? Kenapa kalian semua membuatku berpikir seakan Erick menyukaiku sejak lama?" Lalita mulai terlihat emosional.

"Kenapa, Ma? Mama dan Papa pasti yang mengatur semuanya, kan?!"

Rania terlihat agak syok. Dia benar-benar tak menyangka jika kedatangan Lalita yang begitu tiba-tiba hari ini adalah untuk menanyakan sesuatu yang telah menjadi rahasia sejak lebih dari dua tahun lalu.

"Risa dan Erick … tidak mungkin mereka mengatakan omong kosong itu padamu. Tidak mungkin …." Alih-alih menjawab pertanyaan Lalita, Rania malah bergumam dengan wajah panik.

"Aku tidak bohong. Mereka mengatakan itu dan aku mendengarnya dengan kedua telingaku sendiri. Tentu saja mereka tidak tahu kalau aku juga berada di tempat itu. Tapi itu bukan hal yang penting lagi. Intinya, sekarang aku tahu kalau kalian semua sudah membohongiku. Sebenarnya aku berhak marah, tapi aku tidak akan melakukan itu. Aku cuma ingin Mama memberikanku penjelasan. Erick mencintai Kak Risa, tapi kenapa dia malah datang melamarku? Kenapa?!"

Bersambung ....

Mohon maaf, updatenya telat. Ada kerjaan di rea life. Mudah-mudahan besok bisa doble up.

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

ya ... kata2 Erick emang menyakitkan yaaa ...
tp sebetulnya bisa dimaklumi juga krn pernikahan itu semua terpaksa dilakukan krn adanya ancaman pak Arfan ... baik thd Erick ataupun Risa ...
perasaan memang gak bisa dipaksakan ...
cuma dgn kondisi spt itu .. harusnya Erick juga "sadar diri" dgn mencoba membuka hati thd Lita dan melupakan Risa ...
tp spt nya Erick gak mau berusaha, justru malah semakin membenci Lita ...
Lita yg dlm hal ini sama sekali gak tau apa2 ....

2024-05-02

2

Eemlaspanohan Ohan

Eemlaspanohan Ohan

ya sudahi pernikan gak bener lalau mencitai hanya seoramg. diri lebih baik lepaskan

2024-05-13

0

Yulia Tr

Yulia Tr

rania atau riani nama mamanya thor?

2024-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Kejutan di Hari Anniversary
2 Hanya Sandiwara
3 Terakhir Kalinya
4 Berubah
5 Peringatan dari Arfan
6 Alasan dari Semua Kebencian
7 Berusaha Tegar
8 Meminta Penjelasan
9 Kecewa
10 Sebenarnya, Kenapa Dia?
11 Sesuatu yang paling Diinginkan
12 Sebuah Keputusan
13 Meminta Bantuan
14 Pesan untuk Arfan
15 Isi Hati Lalita
16 Panik
17 Anugerah Sekaligus Kutukan
18 Langkah Pertama
19 Surat dari Lalita
20 Pilu
21 Semakin Kacau
22 Tabir yang Tersingkap
23 Keluarga Palsu
24 Akhiri Semuanya
25 Maafkan Aku Karena Memisahkan Kalian
26 Hati yang Tulus
27 Sesal
28 Persidangan Pertama
29 Akhir dari Rasa
30 Meninggalkan Semuanya
31 Kasih Sayang yang Salah
32 Sekali Ini Saja
33 Tak Lagi Memiliki Kesempatan
34 Ternyata Arfan Tahu
35 Bukan Kasih Sayang, Tapi Racun!
36 Harapan di Balik Sikap Membangkang
37 Resmi Menjadi Mantan Suami
38 Salam Perpisahan
39 Kabar dari Arfan
40 Nasihat Riani
41 Tindakan yang Riani Ambil
42 Dia Berhak Tahu
43 Hal yang Tak Mungkin Terjadi
44 Hukuman Dimulai
45 Tekad Baru
46 Kenyataan Pahit untuk Erick
47 Rumpi dulu yuk, Gaessss
48 Menjadi Lebih Dewasa
49 Menyadari Kesalahan
50 Pengumuman
51 Pengumuman
52 Sebuah Tamparan
53 Gadis Tanpa Rahim
54 Bukan Keluarga Palsu
55 Pergilah, Erick ... Jangan Kembali Lagi ....
56 Tak Ada Jalan Kembali
57 Sebuah Perubahan Kecil
58 Pendosa yang Memohon Pengampunan
59 Riani dan Arfan
60 Kembali Utuh
61 Permintaan Maaf Arfan
62 Terima Kasih, Lita ....
63 Impian yang Tertunda
64 Mengikhlaskan
65 Sesal
66 Lelaki Luar Biasa
67 The Broken Ring
68 Kalandra Ingin Bulan Madu
69 Layu Sebelum Berkembang
70 Berusaha Menerima Kenyataan
71 Rahasia Zayn
72 Impian dan Pengharapan
73 Atmosfer yang Berubah
74 Percayalah Padaku
75 Pengakuan Tak Terduga
76 Hai-hai ....
77 Aku Mencintaimu, Zayn
78 Kak Shelin dan Kalandra
79 Jodoh Terbaik
80 Harapan Lalita
81 Akan Indah Pada Waktunya (End)
82 Sudah Rilis
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Kejutan di Hari Anniversary
2
Hanya Sandiwara
3
Terakhir Kalinya
4
Berubah
5
Peringatan dari Arfan
6
Alasan dari Semua Kebencian
7
Berusaha Tegar
8
Meminta Penjelasan
9
Kecewa
10
Sebenarnya, Kenapa Dia?
11
Sesuatu yang paling Diinginkan
12
Sebuah Keputusan
13
Meminta Bantuan
14
Pesan untuk Arfan
15
Isi Hati Lalita
16
Panik
17
Anugerah Sekaligus Kutukan
18
Langkah Pertama
19
Surat dari Lalita
20
Pilu
21
Semakin Kacau
22
Tabir yang Tersingkap
23
Keluarga Palsu
24
Akhiri Semuanya
25
Maafkan Aku Karena Memisahkan Kalian
26
Hati yang Tulus
27
Sesal
28
Persidangan Pertama
29
Akhir dari Rasa
30
Meninggalkan Semuanya
31
Kasih Sayang yang Salah
32
Sekali Ini Saja
33
Tak Lagi Memiliki Kesempatan
34
Ternyata Arfan Tahu
35
Bukan Kasih Sayang, Tapi Racun!
36
Harapan di Balik Sikap Membangkang
37
Resmi Menjadi Mantan Suami
38
Salam Perpisahan
39
Kabar dari Arfan
40
Nasihat Riani
41
Tindakan yang Riani Ambil
42
Dia Berhak Tahu
43
Hal yang Tak Mungkin Terjadi
44
Hukuman Dimulai
45
Tekad Baru
46
Kenyataan Pahit untuk Erick
47
Rumpi dulu yuk, Gaessss
48
Menjadi Lebih Dewasa
49
Menyadari Kesalahan
50
Pengumuman
51
Pengumuman
52
Sebuah Tamparan
53
Gadis Tanpa Rahim
54
Bukan Keluarga Palsu
55
Pergilah, Erick ... Jangan Kembali Lagi ....
56
Tak Ada Jalan Kembali
57
Sebuah Perubahan Kecil
58
Pendosa yang Memohon Pengampunan
59
Riani dan Arfan
60
Kembali Utuh
61
Permintaan Maaf Arfan
62
Terima Kasih, Lita ....
63
Impian yang Tertunda
64
Mengikhlaskan
65
Sesal
66
Lelaki Luar Biasa
67
The Broken Ring
68
Kalandra Ingin Bulan Madu
69
Layu Sebelum Berkembang
70
Berusaha Menerima Kenyataan
71
Rahasia Zayn
72
Impian dan Pengharapan
73
Atmosfer yang Berubah
74
Percayalah Padaku
75
Pengakuan Tak Terduga
76
Hai-hai ....
77
Aku Mencintaimu, Zayn
78
Kak Shelin dan Kalandra
79
Jodoh Terbaik
80
Harapan Lalita
81
Akan Indah Pada Waktunya (End)
82
Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!