19

Reygan pergi ke rumah Zora tanpa memberitahu wanita itu, kedua tangannya membawa kantung plastik yang berisi banyak sekali cemilan.

Laki-laki itu bisa keluar rumah saat istrinya sudah tertidur lelap di ruang keluarga dengan kamera analog yang dipeluknya.

Reygan hendak mengetuk pintu rumah kekasihnya itu, tetapi ia hentikan di udara karena mendengar suara Zora sedang tertawa dengan seorang pria.

"Kau benar sekali, dia sangat bodoh."

"Aku hanya membohonginya dan dia percaya saja, aku mendekatinya karena dia sering memberikanku barang-barang mahal, kau tahu sendiri bukan dia itu anak dari seorang artis terkenal dan juga direktur perusahaan yang terkenal juga." suara Zora bisa terdengar begitu jelas di telinga Reygan.

Reygan mengepalkan telapak tangannya lalu pergi meninggalkan rumah Zora begitu saja.

***

Keesokan harinya Reygan, Gavin, Gala, Savian dan juga Januartha berjalan di lorong sekolah.

Semua siswi berkumpul hanya untuk bisa melihat mereka berlima, mereka adalah siswa populer di sekolah tersebut jadi tak heran jika siswi sekolah itu selalu membuat keributan jika mereka berlima datang.

Januartha melambaikan tangannya begitu melihat Nasya dari kejauhan, gadis itu yang menyadarinya pun tersenyum.

Sena yang ada disebelahnya melihat keributan tersebut. "Mereka selalu membuat para siswi berkumpul seperti itu." kata Sena

Nasya terkekeh mendengarnya, ia pun tahu karena mendiang sahabatnya pernah menceritakannya.

"Apakah kau baik-baik saja?" tanya Sena.

"Aku baik-baik saja, kau tenang saja." jawab Nasya sambil memperlihatkan senyum manisnya.

Nasya dan juga Sena langsung menghampiri kerumunan itu, karena mereka berdua akan pergi ke kelas masing-masing.

Sedangkan saat itu Reygan sedang berjalan dengan wajah datarnya, kedua tangannya ia selipkan di saku celana.

Zora yang berjalan dari arah lawan pun langsung tersenyum dan berlari kecil menghampiri kekasihnya tersebut.

"Sayang, apakah kau sudah sarapan?" tanya Zora menghentikan langkah kelima laki-laki tersebut.

Gala menyenggol tangan Gavin, sedangkan Reygan sama sekali tidak menatap wajah Zora, laki-laki itu menatap lurus kedepan.

"Kamu kenapa, say-"

"Ayo putus." ucap Reygan

Zora yang mendengarnya langsung terkejut, bukan hanya Zora saja tetapi semua orang yang sedang berkumpul disana.

"Maksud kamu?"

"Aku tidak ingin mengulangi ucapanku lagi, mulai sekarang kita tidak ada hubungan apapun lagi." kata Reygan lalu pergi melewati Zora yang saat itu sedang mematung.

Savian tersenyum tipis melihat reaksi perempuan yang ada dihadapannya itu, begitupun dengan Gala dan juga Gavin.

"Kau harus sabar, ya." ucap Gala menepuk pundak Zora lalu pergi menyusul Reygan.

Nasya yang melihat hal itu terkejut, padahal kemarin saja hubungan Zora dan juga suaminya baik-baik saja, lantas kenapa suaminya malah meminta putus.

Zora menatap tajam Nasya sambil mengepalkan telapak tangannya. "Ini semua pasti gara-gara wanita itu, lihat saja apa yang akan aku lakukan." gumam Zora dalam hati.

"Kenapa Reygan tiba-tiba saja meminta putus?"

"Akhirnya mereka putus juga aku sudah menantikan ini sejak dulu."

"Kasihan sekali dia, tapi aku senang juga akhirnya Reygan putus dengan Zora."

Bisikan-bisikan itu bisa di diengar oleh Zora, dengan kesal ia melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Nasya duduk di kursinya begitu sampai di kelas, ia menatap teman sebangkunya yang saat itu sedang menatapnya.

"Kau kemarin dari mana saja?" tanya teman sebangkunya yang bernama Cleo.

"Aku ada urusan, oh ya apakah ada PR?"

Cleo menggelengkan kepalanya, Nasya menghelakan nafasnya lega.

"Ini materi yang kemarin di bahas, kau bisa mempelajarinya." kata Cleo sambil memberikan bukunya.

"Terima kasih banyak, Cleo." ucap Nasya sambil tersenyum.

Reygan dari arah belakang memperhatikan istrinya itu, ia menggelengkan kepalanya mencoba menjauhkan bayangan-bayangan istrinya dari kepalanya.

Bel masuk sudah berbunyi, Nasya dan juga beberapa siswa lainnya langsung menyiapkan buku sesuai dengan jadwal pembelajaran hari ini.

Pelajaran Biologi mereka ikuti selama satu jam, Gavin yang saat itu mengantuk menoleh ke samping kanan dan juga kirinya dan saat menoleh kebelakang ia begitu terkejut saat melihat Reygan yang saat itu sedang fokus membaca.

"Tidak biasanya dia memperhatikan pelajaran seperti itu, apakah itu efek setelah putus cinta?" tanya Gavin pada dirinya sendiri.

Saat sedang fokus kepada Reygan, guru yang sedang membahas materi di depan langsung menghampiri Gavin dan memukulkan penggaris papan tulis ke meja laki-laki itu.

"Gavin!"

Gavin langsung menoleh kearah guru biologi dan tersenyum tidak berdosa, ia lupa jika guru biologi itu sangatlah galak, akhirnya karena ulahnya sendiri laki-laki itu mendapat pertanyaan dari guru tersebut.

Saat bel istirahat berbunyi para siswa dan juga siswi langsung berhamburan keluar kelas, begitupun dengan guru yang mengajar tadi.

Gala langsung mengajak Reygan untuk pergi ke kantin, tetapi laki-laki itu memilih untuk diam di kelas saja.

"Nasya apakah kau akan pergi ke kantin?" tanya Gala.

Nasya terkejut mendengar perkataan yang keluar dari mulut Gala. "Kau mengajakku?" tanya Nasya menunjuk dirinya sendiri.

Semua siswi yang ada di kelas itu langsung menatap heran kearahnya, kenapa bisa Gala mengajak Nasya ke kantin padahal dia bukan siapa-siapanya.

"lalu aku mengajak siapa lagi? mereka berempat tidak ingin pergi ke kantin, ayo antar aku." kata Gala menghampiri meja Nasya.

Nasya menggelengkan kepalanya lalu menunjukan kotak makanannya sambil tersenyum.

"Aku bekal makanan ini dari rumah." katanya.

"Kau ini, sudahlah."

Gala hendak pergi dari kelasnya tetapi tiba-tiba saja seorang laki-laki yang bukan dari kelasnya menerobos masuk dan langsung menghampiri meja Nasya.

Nasya yang melihatnya langsung menatap tajam laki-laki itu.

"Benarkan ternyata murid baru itu adalah kau, aku sudah mencarimu kemana-mana dan akhirnya aku menemukanmu." kata laki-laki itu menarik tangan Nasya agar berdiri dari tempat duduknya.

"Lepaskan aku!" kata Nasya penuh penekanan.

Reygan melihat keributan tersebut sambil melipatkan kedua tangannya di dada, entah siapa laki-laki itu tetapi Reygan penasaran juga.

"Aku sudah putus dengan Aileen, ayo kita balikan lagi." ucap Chandra menggenggam tangan Nasya.

"Hey!" Gala mendorong tubuh Chandra kebelakang.

"Kau siapa? diam saja ini urusanku dengannya." kata Chandra

"Kau gila? aku bahkan melihatmu selingkuh di depan mataku."

"Maafkan aku, jujur saja aku tidak bisa melupakanmu."

Nasya berdecih mendengarnya, karena tidak ingin mempedulikan mantannya itu, ia pun lebih memilih untuk keluar dari kelasnya, Gala menatap sekilas Chandra dengan tajam lalu ia menyusul Nasya.

Gavin, Savian dan juga Januartha beranjak berdiri lalu keluar untuk menyusul sahabatnya itu.

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

aku suka dg karakter Nadya tegas,melawan jika tersakiti...

2023-06-14

0

Anawahyu Fajrin

Anawahyu Fajrin

hebaattt,,lanjut thor.

2023-06-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!