Edward menatap kakaknya yang saat itu sedang menangis sambil memeluk foto Hera, ia begitu kasihan sekali kepada kakaknya, ia tahu orang yang selalu membuat kakanya tertawa adalah Hera.
Reygan yang tiba-tiba saja datang langsung menghampiri Nasya dan menarik tangan istrinya itu.
Edward, Januartha dan juga Lea terkejut melihat sikap kasar Reygan kepada Nasya.
"Lepaskan aku!" teriak Nasya berusaha untuk melepaskan tangannya yang dipegang erat oleh Reygan.
Januartha menghampiri Reygan dan berusaha untuk membantu Nasya, tetapi Reygan malah menendang perut laki-laki itu sehingga jatuh ke lantai.
Edward langsung membantu Januartha berdiri. "Kau tidak usah ikut campur dalam urusan rumah tanggaku!" kata Reygan penuh penekanan.
Nasya kembali di tarik oleh Reygan, laki-laki itu tidak memperdulikan istrinya yang dari tadi menangis sambil kesakitan.
Begitu sampai di mobil, Reygan langsung membuka pintu mobil bagian depan dan mendorong istrinya itu untuk masuk kedalam mobil lalu kembali menutup pintunya.
Januartha, Edward dan juga Lea berlari menghampiri mobil Reygan.
"Reygan!" teriak Januartha sambil berusaha untuk membuka pintu mobil.
"Sudah ku katakan jangan mencampuri urusanku, apalagi rumah tanggaku!" kata Reygan menarik kerah baju yang digunakan oleh Januartha.
"Kakak aku mohon jangan memperlakukan kakakku dengan kasar." ucap Edward
"Edward, diamlah!" kata Lea.
"Aku ingin menemui Nasya." ucap Januartha.
"Kau menyukainya bukan?" tanya Reygan sambil terkekeh.
"Reygan jika kau terus seperti ini, aku akan memberi tahunya kepada paman Reja dan juga bibi Kala."
Reygan berdecih lalu mendorong tubuh Januartha, tangannya bergerak membuka pintu mobil.
Januartha menghembus nafasnya dengan kasar, ia menghampiri Nasya yang saat itu sedang menangis sambil memeluk bingkai foto sahabatnya.
Badan Januartha membungkuk sedikit, laki-laki itu memberikan paper bag kepada Nasya.
"Kau jangan khawatir, ini dari sahabatmu." kata Januartha
Nasya memegang erat tangan laki-laki itu, berharap Januartha tidak meninggalkannya.
"Aku akan menemuimu lagi." katanya sambil mengusap rambut gadis yang ada dihadapannya itu dengan lembut.
Reygan yang melihatnya langsung membuang muka. "Sudah jangan menangis, aku berjanji akan kembali menemuimu."
Tangan Januartha bergerak untuk mengusap air mata Nasya, Reygan langsung menarik Januartha dan kembali menutup pintu mobilnya.
Ia menatap tajam Januartha sesaat setelah itu masuk kedalam mobil.
***
Nasya membuka isi paper bag berukuran besar yang diberikan oleh Januartha tadi.
Entah kemana Reygan pergi setelah dirinya menurunkan gadis itu di depan rumah, lagi pula Nasya tidak ingin memikirkannyan
Nasya melihat Zora yang saat itu masuk begitu saja kedalam kamar suaminya.
Nasya berdecih lalu kembali fokus ke isi paper bag, satu kotak kue dan juga kamera analog yang ada di dalam paper bag tersebut.
"Kameranya habis baterai." gumam Nasya lalu melangkahkan kakinya meninggalkan dapur.
10 menit kemudian Nasya keluar dari kamar dan berjalan kearah dapur karena ingin membawa kue pemberian sahabatnya.
Tubuhnya mematung saat melihat kue-kue kering yang berantakan di wastafel, dengan mata yang berkaca-kaca Nasya mengambil kotak kue itu dan membaca surat yang ada di kotak tersebut.
'Maafkan aku karena tidak bisa menjagamu, ini kue yang terakhir aku buat, aku tahu penyakit ini tidak akan sembuh dan aku rasa hidupku tidak akan lama lagi, terima kasih karena sudah menjadi sahabatku di dunia ini, aku harap kau tidak melupakanku.'
Zora yang saat itu memasuki dapur dengan handuk yang ia simpan di lehernya menatap Nasya dari belakang.
"Aku mencoba kue kering itu tetapi tidak enak, kenapa kau membawa kue dari orang yang sudah tidak ada?"
Nasya mengambil surat itu lalu membalikan badannya menatap tajam kearah Zora.
Ia melemparkan kardus itu ke muka Zora sehingga membuatnya terkejut.
Nasya menangis sambil mengepalkan telapak tangannya. "Apa yang kau lakukan?" tanya Nasya.
"Apa?"
"Kau benar-benar gila!" kata Nasya lalu pergi meninggalkan Zora di dapur.
"Hei!" Zora melangkahkan kakinya mengikuti Nasya yang saat itu berjalan kearah kamar.
"Hei, Nasya!" Zora berteriak memanggil nama Nasya.
Nasya langsung mengunci pintunya rapat-rapat, ia menangis sesegukan karena belum sempat memakan kue buatan Hera.
"Buka pintunya, sialan!"
Reygan yang baru saja pulang langsung melihat Zora yang sedang mengamuk sambil mengetuk pintu kamar istrinya.
Laki-laki itu menghampiri Zora dan memeluk tubuh wanita itu agar tenang.
"Ada apa, sayang?" tanya Reygan.
"Aku menumpahkan kue kering milik wanita itu dan dia menyebutku gila." kata Zora mendengus kesal.
"Sudah, jangan terlalu emosi."
"Tapi-"
"Aku antarkan pulang, Mamiku akan datang kesini." potong Reygan
Zora menatap kesal kekasihnya itu, ia melepaskan pelukannya lalu berjalan kearah kamar Reygan untuk mengambil tas.
Beberapa menit kemudian Zora keluar dengan wajah yang ditekuk masam. "Aku pulang sendiri saja!" katanya tanpa melirik Reygan sama sekali.
"Sayang."
"Aku baik-baik saja, kau urus saja istrimu itu." kata Zora
Reygan menghembuskan nafasnya dengan kasar, laki-laki itu langsung mengetuk pintu kamar istrinya dengan keras.
"Buka!" teriak Reygan.
Tak lama pintu terbuka, Nasya menatap dingin suaminya itu dengan mata sembabnya.
Rahang Reygan mengeras setelah melihat wajah Nasya. "Apa yang kau lakukan kepada Zora?" tanya Reygan dengan nada suara yang tinggi.
Nasya diam tidak menjawab pertanyaan suaminya itu, hal itu membuat Reygan semakin kesal.
"Jawab aku!" kata Reygan penuh penekanan sambil menginjak kaki Nasya.
Gadis itu memejamkan matanya untuk menahan sakit. "Jika aku jelaskan juga kau tidak akan percaya."
"Zora kesal karenamu, kau mengatakan jika dia gila!" teriak Reygan.
"Bukan seper-"
Belum sempat Nasya melanjutkan perkataannya, Reygan sudah menjambak rambut Nasya membuat gadis itu mendongakan kepalanya ke atas.
"Jangan membuat gara-gara denganku apalagi kau melukai kekasihku!" kata Reygan.
Reygan melangkah maju agar lebih dekat dengan istrinya itu, bibirnya mendekati telinga Nasya lalu ia berbisik.
"Jika kau melukai kekasihku, aku tidak akan tinggal diam."
"Mamiku akan datang kesini, jangan bilang jika Zora menginap disini, berpura-puralah hubungan kita baik-baik saja." kata Reygan lalu masuk kedalam kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Jean Wonga
lawan suamimulah nasya biar dia tau siapa kmu ..yg tdk mdah di injak....trus smga si zora ktahuan selingkuh ato pas ena2 dg pria lain bisr mati mampos reygan
2023-07-23
0
Wirda Wati
dasar reygen gila
2023-06-14
0