13

Januartha dan Nasya berjalan kaki untuk kembali ke lapang golf, mereka berdua membawa kantung plastik yang berukuran besar.

Januartha sesekali melirik Nasya dan gadis itu menyadarinya. "Ada apa?" tanya Nasya.

"Apakah Reygan memperlakukanmu dengan baik?"

Nasya menganggukan kepalanya, ia terpaksa harus berbohong karena tidak ingin membuat masalah.

"Hanya saja aku merasa kesal saat melihat dia di sekolah kemarin, dia hanya diam tanpa memperdulikanmu." kata Januartha sambil mengusap tengkuk lehernya.

"Aku tahu, aku dan dia masih merasa canggung jadi kita berdua masih belum dekat."

"Baguslah." ucap Januartha dengan suara yang sangat pelan.

"Bagaimana?" tanya Nasya karena masih bisa mendengar ucapan laki-laki itu walaupun terdengar samar-samar.

"Kemarin aku dengar kau bertengkar dengan Airin dan juga teman-temannya." Januartha berusaha untuk mengalihkan topik.

"Ah itu, memang benar."

"Kenapa?" tanya Januartha yang memang penasaran juga.

Laki-laki itu mendengar cerita tersebut dari sahabatnya yang tidak lain adalah Gala, karena pada saat itu dirinya berada di perpustakaan jadi ia tidak tahu ada kejadian seperti itu yang menimpa Nasya.

"Tidak, hanya masalah kecil saja." jawab Nasya sambil tersenyum.

Chalandra dan juga yang lainnya akhirnya bernapas lega karena sudah menunggu kedatangan Nasya dan juga Januartha dari tadi.

"Kalian dari mana saja?" tanya Chalandra.

Nasya memberikan kentung plastik yang berukuran besar itu kepada Eliaria lalu gadis itu langsung merapihkannya di atas tikar.

"Supermarketnya lumayan jauh dari sini." jawab Januartha lalu duduk di samping Savian.

Gala langsung merebut satu snack dan langsung membuka bungkusnya, Eliaria merasa kesal lalu menatap tajam laki-laki itu.

"Aku merasa ada yang kurang, oh ya dimana Reygan? aku tidak melihatnya dari tadi." tanya Gavin begitu menyadari Reygan tidak ada disana.

"Bukankah kau sudah tahu, jika sedang libur kakakku pasti sedang bersama Zora." jawab Chalandra

Gala langsung menyenggol lengan Chalandra sambil menatap wajah Nasya yang saat itu sedang terlihat santai saja.

"Kau tidak perlu khawatir, kakak iparku sudah mengetahuinya." jawab Chalandra sambil merangkul pundak kakak iparnya.

Januartha menatap wajah Nasya, ia tahu perasaan gadis itu bagaimana setelah mengetahuinya, lagi pula dia juga pernah melihat Nasya mengamuk sambil merusak mobil mantan pacarnya.

"Aku tahu hatimu tidak sekuat itu, kau pasti sedang berpura-pura tangguh sekarang." gumam Januartha dalam hati.

"Bagaimana jika kita semua berfoto? aku membawa kamera polaroid." kata Eliaria mencoba mengalihkan topik sambil menunjukan kameranya.

"Wah ide yang sangat bagus." seru Gala.

"Kau membelinya dimana? kameranya terlihat sangat bagus." tanya Gavin.

"Dia dibelikan oleh Maminya diluar negri." jawab Savian

***

Nasya menempelkan tiga lembaran hasil foto tadi siang di dinding kamarnya, sepanjang hari ini gadis itu terlihat sangat senang sekali.

Gadis itu menatap foto tersebut sambil tersenyum.

Nasya mengalihkan pandangannya menatap kedua tangannya yang dipenuhi dengan luka lebam akibat di cambuk oleh ayah tirinya kemarin.

Gadis itu sekarang menggunakan kaos tidur berlengan pendek bewarna pink polos.

Saat sedang bercermin tiba-tiba saja pintu kamar terbuka dan memperlihatkan Reygan yang saat itu memasuki kamarnya.

Nasya langsung mengambil jaket di atas kasurnya dan segera memakainya untuk menutupi luka yang ada di tangannya itu, tetapi sepertinya terlambat karena suaminya sudah melihat luka itu dari tadi.

"Kenapa kau tidak mengetuk pintu terlebih dahulu?" tanya Nasya melihat Reygan yang berjalan mendekatinya.

Reygan menghembuskan nafasnya lalu menatap foto yang dipajang di dinding kamar istrinya itu, ia pun langsung terkekeh.

"Kau seharian ini bermain dengan mereka?" tanya Reygan menatap tajam gadis yang ada di hadapannya itu.

"Dia baru saja pulang tetapi sudah memarahiku." gumam Nasya dalam hati.

"Iya, ada apa?" tanya Nasya terlihat santai.

Reygan membuang muka dan mengepalkan kedua telapak tangannya mencoba untuk menahan emosi.

"Jangan harap untuk bisa dekat dengan mereka tak terkecuali dengan keluargaku, kau bahkan tidak ada apa-apanya, ingat itu!" kata Reygan dan langsung membalikan badan dan hendak pergi.

"Kenapa kau melarangku?"

Reygan menghentikan langkahnya dan kembali menghampiri Nasya dengan telapak tangan yang mengepal.

"Diam saja dan patuh dengan apa yang aku perintahkan, jangan merepotkanku, aku sangat lelah."

"Jauhi keluargaku dan juga aku, jangan harap manusia rendahan sepertimu bisa sehidup dan semati denganku." lanjut Reygan

"Jika memang kau tidak menyukai perjodohan ini, kenapa kau malah menerimanya?" tanya Nasya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Reygan menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia melangkah maju hingga jarak di antara mereka berdua sangat dekat.

Laki-laki itu menginjak kaki Nasya sehingga membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Apa pedulimu? aku menerima perjodohan ini dengan terpaksa, mana mungkin aku demgan suka rela ingin menikahi wanita sepertimu."

"Jadi tugasmu sekarang dengarkan dan patuhi apa yang aku katakan!" kata Reygan lalu mendorong tubuh gadis itu.

Nasya menghapus air matanya begitu Reygan sudah pergi dari kamarnya, gadis itu menatap wajahnya di cermin.

"Sudahku katakan aku tidak akan mencintai laki-laki manapun." gumamnya sambil terisak.

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

sabar Nasya semua akan indah pada waktunya.sekolah yg rajin semoga berhadil

2023-06-14

0

Dianatino

Dianatino

kasihan Nasya thor

2023-01-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!