Nasya membuka pintu rumah setelah mendengar suara bel, jam sudah menunjukan pukul sembilan dan sepertinya Reygan sudah tidur.
Nasya mematung saat melihat seorang wanita yang tidak ia kenali sedang ada di depan rumahnya sambil menatapnya dengan tatapan bingung.
"Kau siapa?" tanya wanita itu.
"Aku-"
"Sayang, kau sudah datang?" tanya Reygan menghampiri mereka berdua.
Reygan langsung memeluk tubuh wanita itu tepat di hadapan Nasya, tanpa memperdulikan gadis itu Reygan langsung menyuruh wanita itu untuk masuk.
"Biar aku jelaskan di kamarku." ucap laki-laki itu menarik tangan Zora.
Nasya kembali menutup pintu lalu melihat suaminya yang sedang mengajak wanita lain untuk masuk kedalam kamarnya.
"Apakah wanita itu yang di ceritakan oleh Chalandra?" gumamnya dalam hati.
Tanpa berpikir panjang Nasya kembali masuk kedalam kamar dan merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia harus cepat-cepat tidur agar besok tidak kesiangan untuk pergi kesekolah.
***
Matahari mulai terbit, dari tadi Nasya sudah bangun menyiapkan sarapan untuk suaminya, dia juga sudah rapih dengan pakaian sekolahnya.
Zora yang baru saja keluar dari kamar Reygan langsung menghampirinya di dapur, wanita itu mengambil gelas lalu menuangkan air putih kedalam gelas itu.
"Aku sudah mendengarkannya dari Reygan." ucap wanita itu lalu meneguk minumannya.
"Dia menikahimu karena suatu alasan, aku harap kau tidak mengharapkan cinta dari Reygan, mau bagaimanapun cintanya hanya untukku." lanjutnya sambil menatap sinis kearah Nasya.
"Aku harap seperti itu, aku juga tidak berniat untuk mendapatkan cinta dia, itu hanya membuang-buang waktuku saja." jawab Nasya
Zora tertawa mendengar jawaban dari Nasya, tanpa memperdulikannya ia pun kembali masuk kedalam kamar Reygan.
"Ternyata benar apa yang dikatakan Chalandra." gumam Nasya menatap kepergian wanita itu.
Beberapa menit kemudian Reygan dan juga Zora keluar dari kamar dengan penampilan yang sudah siap untuk pergi ke sekolah.
"Sayang tunggu sebentar, aku belum sarapan." ucap Zora
"Nanti kita sarapan dikantin."
"Bukankah wanita itu sudah memasak makanan, aku ingin mencicipinya." kata Zora sambil menunjuk Nasya yang saat itu sedang makan.
Reygan hanya terdiam saja akhirnya Zora pun langsung menyeret laki-laki itu untuk menghampiri meja makan.
Mereka berdua duduk dihadapan Nasya hal itu membuat nafsu makannya menjadi hilang.
"Aku tidak yakin dengan rasanya." kata Zora hendak mengambil makanan yang ada di meja makan.
Nasya memegang pergelangan tangan Zora menghentikan gadis itu untuk mengambil makanannya.
"Pergilah." ucap Nasya
"Sayang." Zora menatap kekasihnya dengan wajah yang dibuat-buat.
"Cih, menjijikan." gumam Nasya
Reygan hanya diam saja menatap tajam istrinya itu, ia meminta agar Zora cepat-cepat menghabiskan makanannya.
"Sayang, kenapa kamu ga makan?" tanya Zora.
"Nafsu makanku menghilang saat melihatnya." jawab Reygan malas
Nasya yang mendengar itu langsung mengambil tasnya yang ia simpan di kursi sampingnya lalu beranjak berdiri meninggalkan Zora dan juga Reygan.
"Ayo kita berangkat, kita sarapan di kantin saja." kata Reygan lalu diangguki oleh Zora.
Nasya sudah melajukan motornya meninggalkan rumah itu, ia tidak perduli dengan makanan yang ia tinggalkan di meja makan.
"Cih nafsu makanku juga hilang saat melihatmu, brengsek!" umpat Nasya.
Nasya memarkirkan motornya begitu sampai di sekolahnya setelah itu ia pun langsung pergi dari tempat parkir.
Dari kejauhan ada 4 wanita yang memperhatikan Nasya dari jauh. "Habislah kau kali ini!" gumam Airin.
Nasya memasuki kelasnya dan langsung duduk dibangkunya, Januartha yang sudah datang sejak awal langsung menghampiri Nasya dan duduk disebelahnya.
"Bagaimana kabarmu?"
"Baru saja kemarin kita bertemu." jawab Nasya sambil terkekeh.
"Benar juga."
"Januartha apakah kau menyukai Nasya? dari kemarin kau selalu mendekatinya." seru Gala yang baru saja datang.
"Apa urusanmu?" tanya Januartha.
Gala menghampiri meja Nasya dan langsung menyenderkan tubuhnya di samping meja, laki-laki itu menatap heran mereka berdua.
"Biasanya kau selalu bersikap dingin seperti Savian, tetapi sekarang sikapmu benar-benar berubah sekali."
"Ada apa dengan sikapku?" tanya Januartha.
"Entahlah, seperti ada yang beda."
"Kau, jangan mencapuri urusanku ya!" kata Januartha menaikan intonasi suaranya diakhir kalimat.
"Kau ini, selalu saja!"
Nasya yang melihat itu tertawa, memang benar apa yang dikatakan Gala, jika dilihat-lihat sikap Januartha selalu cuek jika disekolah tetapi saat bertemu dengannya kenapa lain.
"Reygan kau sudah datang." Gala tersenyum saat melihat kehadiran Reygan saat itu.
Tetapi lain dengan Nasya dan juga Januartha, mereka berdua kembali mengobrol.
Saat jam istirahat pertama Nasya hendak pergi ke kantin untuk menemui Chalandra dan juga Eliaria.
Gadis itu berjalan di lorong sekolah sambil memasangkan earphone di kedua telinganya.
Januartha yang berjalan di belakangnya langsung menyamakan langkahnya dengan Nasya, laki-laki itu mengambil earphone yang ada ditelinga kanan Nasya lalu memasangkannya di telinga kirinya.
Nasya terkejut dan langsung melihat kearah sampingnya, ia tersenyum begitu melihat Januartha.
"Kau menyukai lagu ini?" tanya laki-laki itu.
Nasya menganggukan kepalanya begitu bersemangat. "Lagu ini memang enak di dengar."
Seorang guru matematika berjalan melewati mereka berdua, Nasya dan Januartha tersenyum lalu membungkukan badannya memberi hormat kepada guru tadi.
"Kau lihat bukan."
"Apa?" tanya Nasya.
"Januartha kenapa kau tidur saat saya menjelaskan materi, keluar kelas dan jangan masuk kelas selama pelajaran saya berlangsung." kata Januartha sambil menirukan cara berbicara guru matematika tadi.
Nasya tertawa melihat tingkah Januartha itu, tanpa ia sadari ada selasang mata yang dari tadi memperhatikannya, siapa lagi jika bukan Reygan.
"Mirip tidak?" tanya Januartha.
"Mirip, kau pandai melakukannya." ucap Nasya yang masih tertawa.
"Apakah itu pujian untukku?"
"Tidak."
"Lalu?"
Nasya terdiam sejenak, ia menatap wajah Januartha lalu menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak tahu." jawab Nasya
Januartha tersenyum lalu melepas earphone yang ada ditelinganya dan membalikannya lagi ke Nasya.
"Kau akan pergi ke kantin?"
"Iya, Chalandra dan juga Elia sudah menungguku disana." jawab Nasya sambil menyimpan earphone nya ke dalam saku.
"Ayo aku juga akan pergi kesana."
Nasya dan juga Januartha kembali melangkahkan kakinya untuk pergi ke kantin, Reygan yang dari tadi memperhatikannya hanya terdiam menatap istri dan juga sahabatnya itu secara bergantian.
"Sejak kapan mereka dekat? bagaimana bisa?" gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments