Nasya diharuskan pergi ke UKS setelah mendapat kabar jika penyakit Hera kambuh, gadis itu saat ini sedang duduk di kursi yang ada di samping ranjang UKS.
"Apakah rasa sakitnya sudah hilang?" tanya Nasya begitu khawatir.
Hera menganggukan kepalanya, wajahnya terlihat sangat pucat sekali. seorang perawat datang sambil membawa tas milik Hera.
"Mobil sekolah sudah siap, ibu antarkan ke rumah kamu ya." ucap perawat itu lalu diangguki oleh Hera.
"Nasya aku ingin setelah pulang sekolah nanti kau menginap di rumahku, aku ingin menghabiskan waktu bersamamu." kata Hera
Nasya menganggukan kepalanya dan membantu sahabatnya itu untuk bangun.
"Nasya lebih baik kau kembali masuk kelas, biarkan ibu saja yang mengantarkan Hera."
"Baik ibu, Nasya titip Hera ya." kata Nasya lalu diangguki oleh perawat itu.
Nasya menatap kepergian sahabatnya itu, ia berdoa dalam hati agar penyakit sahabatnya itu cepat sembuh dan ia bisa melihat sahabatnya kembali ceria.
Gadis itu duduk dipinggir lapangan melihat beberapa siswa yang sedang berolahraga, lapangan tersebut terbilang cukup luas dan Nasya merasa tenang berada di sana.
Ia melihat seorang laki-laki yang sedang merebahkan tubuhnya di tempat duduk yang tidak jauh darinya, Nasya pun langsung menghampirinya.
"Bukankah kamu harus mengikuti pelajaran bahasa inggris?" tanya Nasya berdiri disamping Gala yang saat itu sedang tertidur.
Laki-laki itu membuka matanya dan menatap wajah Nasya lalu kembali menutup matanya.
"Bukankah kau juga sedang bolos?"
"Aku baru saja menemani sahabatku di UKS."
"Aku tidak menyukai pelajaran inggris, maka dari itu aku keluar kelas." ucap Gala
Nasya mengangguk-anggukan kepalanya, ia melihat sekitar dan menemui guru olahraga yang sedang berjalan kearahnya.
"Gala tapi-"
Nasya menghentikan kalimatnya karena baru menyadari jika laki-laki itu sedang memakai earphone.
Tanpa berpikir panjang Nasya langsung pergi meninggalkan Gala disana.
Sedang guru olahraga yang dilihat Nasya tadi langsung menghentikan langkahnya dan melihat Gala yang sedang tidur di pinggir lapangan, guru tersebut berlari kearahnya dan langsung mengangkat kerah baju belakang yang dikenakan oleh Gala.
"Aaa ada apa?" tanya Gala begitu terkejut.
"Anak bandel! sekarang sedang ***, tapi kau malah tidur disini?" tanya guru olahraga itu.
"Aku sakit perut!" jawab Gala.
"Sakit perut? kenapa kau malah datang kesini bukannya ke toilet?"
"Ayo ikut aku!" kata guru itu sambil menyeret Gala.
"Pak, Pak lepaskan!" pinta Gala memohon kepada guru olahraga tersebut.
Nasya yang melihat dari kejauhan tertawa sambil melambai-lambaikan tangannya saat Gala menyadari kehadirannya.
"Itu dia juga bolos pelajaran, kenapa kau malah membiarkannya?" tanya Gala menunjuk kearah Nasya.
Nasya yang nelihat itu langsung bersembunyi agar tidak ketahuan oleh guru tersebut.
"Jangan membuat alasan Gala, bapak akan menghukummu sekarang."
Nasya keluar dari tempat persembunyiannya lalu kembali menertawakan laki-laki itu.
"Sudah ku bilang jangan bolos pelajaran." kata Nasya tanpa bersuara sambil meledek Gala.
"Jangan main-main denganku!" balas Gala tanpa bersuara.
Nasya menutup mulutnya menampilkan ekspresi terkejut lalu pergi dari sana.
Gala meringis kesakitan begitu telinganya di jewer oleh guru olahraga.
"Sakit sekali, lepaskan aku pak." pinta Gala.
***
Nasya pergi ke tempat parkir bersama Chalandra, Eliaria dan juga Sena. ia terkejut saat melihat motornya tiba-tiba hancur tanpa sebab.
"Astaga motormu kenapa bisa hancur seperti ini?" tanya Eliaria.
"Aku tidak tahu." jawab Nasya panik
Tentu saja ia panik karena motor itu pemberian dari adik tirinya yaitu Edward.
"Tunggu sebentar aku akan menelpon papah." ucap Chalandra sambil mengeluarkan ponselnya.
"Disini tidak ada cctv, jadi kita tidak bisa mengetahui siapa pelakunya." kata Sena.
Nasya menghembuskan nafasnya dengan kasar, Januartha dan keempat sahabatnya datang menghampiri Nasya dan terkejut saat melihat motor gadis itu hancur.
"Ada apa, Nasya?" tanya Gavin.
"Motorku hancur, entah siapa yang telah melakukannya."
"Papahku sudah menyuruh tukang bengkel untuk datang kesini."
"Yasudah, kau pulang denganku saja." ucap Januartha hendak mendekati gadis itu tetapi Reygan sudah mendekati Nasya duluan dan langsung menggenggam tangan istrinya itu.
"Biar aku saja." ucapnya dengan wajah tanpa ekpresi.
Mereka semua diam melihat Reygan dengan wajah yang penuh tanda tanya. "Bukankah kau harus mengantarkan Zora?" tanya Gala.
"Dia sedang ada kumpulan ektrakulikuler." jawab Reygan.
Januartha menatap wajah Nasya dan juga Reygan secara bergantian, laki-laki itu tidak bisa berbuat apa-apa jika sudah seperti ini, karena Reygan adalah suami Nasya.
"Baiklah, kau pulang dengan Reygan." ucapnya lalu pergi meninggalkan mereka semua di sana.
Gavin, Gala dan juga Savian langsung pergi mengikuti Januartha.
"Ayo kita pulang." ucap Chalandra sambil menarik tangan Eliaria dan juga Sena.
Sena tentu saja kebingungan, laki-laki yang sangat populer disekolahnya tiba-tiba saja mendekati temannya.
Reygan dan juga Nasya saat ini sudah berada di dalam mobil untuk kembali ke rumahnya, tidak ada percakapan selama di perjalanan sehingga membuat suasana di dalam mobil itu benar-benar hening.
Nasya melihat ponselnya dan membuka pesan masuk dari sahabatnya Hera.
Hera:
Kapan kau akan kesini?
Nasya:
Aku pulang dulu untuk mengambil baju ganti, tunggu aku ya.
Reygan memperhatikan istrinya yang sedang memainkan ponsel, entah kenapa dirinya tiba-tiba saja mengatakan hal seperti itu.
Padahal bisa saja dia membiarkan istrinya itu diantar pulang oleh Januartha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments