Nasya melangkahkan kakinya berjalan di sekitar taman kota, gadis itu pergi ke sana untuk bertemu dengan adik tirinya yang tidak lain adalah Edward.
Laki-laki itu melambaikan tangannya dan memanggil nama Nasya dari kejauhan, gadis itu tersenyum lalu berlari kecil menghampiri adiknya.
"Kau terlihat sangat tampan, tunggu sebentar kakak akan memotretmu." kata Nasya sambil mengambil ponsel di tasnya.
Cekrek
Nasya tersenyum saat melihat hasil dari foto yang ia ambil, gadis itu langsung memperlihatkan kepada adiknya.
"Kau tampan sekali memakai seragam itu." kata Nasya sambil mengacak-acak rambut adiknya.
"Bagaimana dengan sekolah baru kakak dan juga suami kakak, apakah dia memperlakukan mu dengan baik?" tanya Edward.
Nasya menganggukan kepalanya sambil tersenyum lebar. "Sudah ku katakan kau tidak usah mengkhawatirkan kakak, oh ya waktu pernikahan kakak kenapa kamu ga dateng?" tanya Nasya.
"Maafkan aku kak, saat itu aku harus pergi kerumah temanku untuk menyelesaikan tugas bersamanya."
"Baiklah tidak apa-apa."
"Kakak membawa motor?" tanya Edward.
"Iya, aku memarkirkannya ditempat biasa."
"Hari ini sudah mulai gelap, bagaimana jika kakak mengantarkanku pulang?"
Nasya menyanggukan kepalanya dan langsung berjalan menuju tempat parkir bersama dengan adik tirinya tersebut.
Edward menghentikan sepeda motor milik kakaknya itu tepat di depan rumahnya, laki-laki itu turun dari motor begitupun dengan Nasya.
"Aku ingin mampir." kata Nasya
"Sepertinya bibi dan juga paman ada disini." ucap Edward sambil menunjuk motor milik pamannya itu.
Nasya dan Edward masuk kedalam rumah dan melihat bibi, paman, ibu dan juga ayah tirinya yang sedang berkumpul di ruang keluarga.
"Kau ada disini, Nasya?" ucap Zidan sambil tersenyum melihat anak tirinya datang.
Nasya menatap jijik wajah pamannya yang saat itu sedang menatapnya dengan tatapan cabul, gadis itu langsung membuang muka.
"Ayo kakak." kata Edward sambil menggenggam tangan Nasya dan membawanya pergi ke kamarnya.
Di kamar Edward, Nasya duduk di samping kasur adiknya, ia melihat pesan masuk dari pamannya dan langsung membukanya.
Paman:
Apakah kau ada waktu?
Nasya menggenggam erat ponselnya itu, rasanya dia ingin membanting ponsel itu ke lantai.
Edward yang datang melihat isi pesan tersebut, laki-laki itu menaruh gelas yang berisi air putih di atas meja dan langsung merebut ponsel kakaknya itu.
Edward membawa pesan yang dikirimkan pamannya kepada kakaknya itu. "Sejak kapan kak?" tanya Edward menatap wajah Nasya.
"Kemarikan ponselku." ucap Nasya berusaha untuk mengambil ponselnya.
"Sejak kapan paman ngirim chat kayak gini ke kakak?" tanya Edward sekali lagi sambil duduk disamping Nasya.
Nasya memejamkan matanya mencoba menetralkan emosinya, gadis itu tidak ingin meluapkan emosinya dihadapan adik tirinya tersebut.
"Nasya!" teriak Zidan sambil membanting pintu kamar.
Edward dan Nasya beranjak dari tempat duduknya, terlihat Zidan yang sudah tersulut emosi sambil menatap tajam kearah Nasya.
Edward mencoba melindungi kakaknya itu, ia menyembunyikan Nasya dibalik punggungnya.
"Awas Edward, aku ingin berbicara dengan kakakmu!" kata Zidan sambil berteriak.
"Ada apa pah? udah cukup."
Shilla, Lea, Praja dan juga Bella menghampiri kamar Edward dan melihat Zidan yang sudah tersulut emosi waktu itu.
"Edward!" teriak Zidan.
Edward semakin menggenggam erat tangan Nasya, ia tidak ingin jika papahnya memperlakukan kakak tirinya dengan kasar.
Zidan melayangkan satu pukulan di wajah Edward, laki-laki paruh baya itu sudah tersulut emosi.
"Sejak kapan kau membela anak bodoh ini?" tanya Zidan.
Zidan langsung menarik tangan Edward dengan paksa, ia menyeret laki-laki itu kedalam kamar mandi.
Nasya berusaha untuk menghentikan ayah tirinya, ia memohon-mohon sambil menangis.
Zidan mendorong tubuh Nasya dan langsung mengunci pintu kamar mandi itu, Nasya menangis sambil meminta tolong kepada ibunya.
"Kenapa kalian diam saja? hentikan papah!" teriak Nasya.
Suara Edward yang kesakitan bisa di dengar oleh Nasya, gadis itu mengetuk pintu kamar mandi berharap ayah tirinya membukakan pintu tersebut.
Hingga 7 menit akhirnya Zidan membukakan pintu kamar mandi, Nasya melihat adiknya yang terduduk lemas di lantai kamar mandi tersebut saat hendak menghampirinya dengan segara Zidan menyeretnya dan langsung menutup kembali pintunya.
"Kau sudah mempermalukanku, kau merusakan mobil anak temanku? rasakan Ini!" Zidan mengambil sabuk yang ada dilemari dan langsung mencabuk tubuh Nasya.
Gadis itu hanya bisa menjerit kesakitan karena ulah ayah tirinya itu, entah darimana dia mengetahui semuanya.
Shilla hanya menonton anaknya yang sedang disiksa oleh suaminya, Bella menggelengkan kepalanya melihat itu.
"Dia memang harus diberi pelajaran." kata Bella meninggalkan kamar Edward.
***
Reygan yang baru saja keluar dari kamarnya melihat istrinya yang baru saja pulang dengan keadaan sambil menangis, laki-laki itu melihat jam yang ada dipergelangan tangannya.
"Dia pulang jam sembilan, darimana saja dia?" gumam Reygan.
Saat akan pergi ke dapur terdengar suara barang yang pecah disusul oleh teriakan Nasya di dalam kamar.
Reygan langsung kembali mendekati kamar Nasya dan hendak membuka pintu itu tetapi sayangnya dikunci dari dalam.
"Nasya!" teriak Reygan sambil mencoba mengetuk pintunya.
Reygan kembali mendengar suara tangisan Nasya, entah apa yang terjadi kepada istrinya itu.
Sedangkan didalam kamar Nasya membuang semua barang yang ada di meja rias ke lantai.
Satu jam ayah tirinya mencabuk Nasya, apalagi ibu maupun bibinya sama sekali tidak ada yang menolongnya.
Ia juga merasa bersalah kepada adik tirinya, karena ulahnya dia juga harus merasakan pukulan yang diberikan oleh Zidan.
Kaki Nasya terkulai lemas, gadis itu duduk dilantai dan menyenderkan tubuhnya di samping kasur.
Reygan yang sudah tidak mendengar suara tangisan ataupun teriakan istrinya merasa khawatir, ia takut jika Nasya nekad malakukan hal-hal buruk di dalam kamarnya.
"Nasya, kau baik-baik saja?" tanya Reygan kembali mengetuk pintu kamar tetapi tidak ada sahutan dari istrinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Wirda Wati
ibu kandung dan ayah tiri sama aja .
ngga ada akhlaknya...
2023-06-14
1