Nasya memasuki kelas baru bersama walikelasnya sekarang, ia berharap semoga kehidupan sekolahnya sekarang lebih baik daripada kehidupan sekolah lamanya.
"Dengarkan semuanya, hari ini ada murid baru yang akan belajar bersama kalian disini namanya Nasya, disekolah lamanya dia selalu mendapat juara satu."
"Wahhh." seisi kelas begitu kagum melihat kecantikan Nasya apalagi guru itu mengatakan jika Nasya selalu mendapatkan juara 1 disekolah lamanya.
Nasya merasa kesal setelah melihat suaminya yang ternyata satu kelas bersamanya, disana juga ada keempat temannya.
"Karena dia murid baru jadi dia harus banyak beradaptasi, kalian bantuin Nasya ya, paham?"
"Paham!"
Januarta menatap Nasya dengan perasaan yang senang, ia tidak menyangka jika akan satu kelas dengan wanita yang pernah ia temui sedang mengamuk di jalanan sepi waktu itu.
"Kamu duduk di bangku kosong ujung jendela ya." kata walikelas itu lalu diangguki oleh Nasya.
Nasya pun berjalan kearah bangkunya dan langsung duduk dikursi.
Pelajaran pagi ini adalah matematika, Nasya harus fokus kepada pelajaran ini.
Satu jam setengah mengikuti pelajaran matematika, untungnya Nasya paham dengan materinya. lain dengan Reygan, laki-laki itu malah tidak peduli dengan guru yang menjelaskan rumus-rumus di depan, tangan kirinya ia tumpu untuk menahan kepalanya sedangkan tangan kanannya bergerak untuk mencoret-coret buku.
Saat jam menunjukan pukul 10.00 bel istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan keluar dari kelas untuk buru-buru pergi ke kantin.
Gala yang saat itu masih menulis rumus begitu panik karena ada yang tidak ia pahami.
"Aduh, aku belum selesai." ucapnya sambil memperhatikan papan tulis.
"Kau mengerti tidak?" tanya Gala kepada Gavin yang duduk disebelahnya.
"Gak tau, gak peduli." jawab Gavin sambil berdiri dari tempat duduknya.
"Apakah kau mengerti?" tanya Gala kepada Reygan yang duduk dibelakangnya.
Gala melihat buku Reygan yang banyak sekali coretan, Reygan menatap sekilas wajah sahabatnya itu lalu beranjak pergi dari kelasnya.
"Sahabatku sangat tidak berguna." gumamnya.
Nasya yang melihat kepanikan Gala langsung beranjak berdiri menghampiri meja laki-laki itu dan memberikannya buku catatan miliknya.
"Kau sudah?" tanya Gala.
Nasya menganggukan kepalanya lalu kembali ke mejanya. "Terima kasih, anak baru!" ucap Gala merasa senang karena mendapat catatan rumus yang di sampaikan oleh gurunya tadi, Gala kagum saat melihat catatan Nasya yang lengkap dan juga ada pembahasannya disana, tak heran gadis itu mendapatkan juara 1 di sekolah lamanya.
Nasya menatap keluar jendela saat itu, cahaya matahari yang menerangi wajahnya membuatnya merasa nyaman.
Seorang siswa berteriak keras di dalam kelas, memberitahu jika setelah selesai istirahat tidak ada jam pelajaran karena guru sedang pergi rapat.
Semua siswa siswi yang ada di sana berteriak senang, Nasya hanya diam sambil memperhatikan mereka semua.
Melihat orang-orang yang tertawa senang membuatnya merasa iri, dia hanya bisa tertawa saat bersama sahabatnya saja.
"Apa yang bisa membuat mereka tertawa dan sesenang itu? bagaimana rasanya itu?"
"Sedangkan aku lelah dengan segalanya, rasanya aku ingin menghilang saja."
"Apakah itu mungkin?"
"Jika itu memungkinkan, aku ingin pergi ketempat yang tidak ada seorang pun disana." gumam Nasya dalam hati.
Nasya melirik ke samping kanannya dan melihat Januartha sedang duduk di bangku ujung kanan, laki-laki itu menatapnya sambil tersenyum.
"Apa yang kau lihat?" tanya Nasya tidak bersuara.
Januarta mengangkat kedua alisnya lalu ia menunjuk Nasya menggunakan pulpen yang sedang ia pegang.
"Kamu." jawab Januartha
Nasya membulatkan matanya dan berdiri dari tempat duduknya karena merasa terkejut.
Januartha semakin melebarkan senyumannya saat melihat Nasya yang terkejut karena ulahnya, laki-laki itu pun beranjak dari tempat duduknya dan langsung pergi dari kelasnya itu.
"Hei anak baru, bisakah kau menghapus tulisan yang ada di papan tulis itu?"
Nasya melirik kearah asal suara, gadis itu menganggukan kepalanya lalu berjalan kearah papan tulis dan langsung menghapus tulisan yang ada di papan tulis tersebut.
Seorang wanita mengendap-endap menghampiri Nasya dan membungkukan badannya dibelakang Nasya, wanita itu mengoleskan tinta merah ke rok Nasya menggunakan kuas.
Setelah selesai wanita itu langsung mendorong tubuh Nasya membuat gadis itu hampir saja terbentur papan tulis.
Nasya meraba roknya dan melihat cat merah yang ada di tangannya, Nasya melihat kearah seorang wanita yang sedang duduk diantara dua laki-laki sambil tertawa puas.
Dengan wajah tanpa ekpresi Nasya pun langsung menghampiri wanita itu dan langsung duduk di pangkuan wanita itu.
Tak lupa ia mengusapkan tinta merah ke wajah wanita itu, kedua laki-laki yang tadi sedang tertawa seketika berhenti tertawa dan menatap kagum kearah Nasya.
Saat hendak keluar Nasya berpas-pas an dengan Reygan, karena ingat dengan perkataan suaminya tadi pagi gadis itupun melewatinya begitu saja.
Januartha yang ada di belakang Reygan langsung menarik tangan Nasya dan membawanya kembali kedalam kelas, laki-laki itu membawa jaket di kolong mejanya lalu mengingatkannya di pinggang Nasya untuk menutupi cat merah yang ada di rok gadis itu sekarang.
Reygan hanya terdiam melihat perlakuan Januartha yang tidak biasa kepada istrinya itu.
Chalandra dan juga Eliaria yang baru saja datang langsung menghampiri Nasya dan juga Januartha.
"Ada apa?" tanya Eliaria.
Chalandra melihat jaket Januartha yang saat ini sedang dipakai oleh kakak iparnya itu, gadis itu mengangkat sedikit jaket tersebut dan langsung melihat cat merah yang mengotori rok kakak iparnya itu.
"Siapa yang telah melakukan ini?" tanya Chalandra kepada Nasya.
Chalandra melihat kebelakang saat Nasya memberitahu adik iparnya itu hanya dengan lewat tatapan saja.
"Tidak heran, aku peringatkan kepadamu Gianna jangan pernah mengganggu sahabatku lagi." kata Chalandra lalu menarik tangan kakak iparnya itu untuk keluar dari kelas.
Saat melihat Reygan yang sedang memperhatikannya di pintu saja, membuat Chalandra merasa kesal.
"Urus saja Zora!" ucapnya lalu pergi meninggalkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments