"Sesudah kau menghajar semua muridku kau mau pergi begitu saja?" Tanya Dimas menantang.
"Sepertinya kau tidak akan nenutup mulutmu sebelum di pukul," ujar Senja menampik. "Baiklah aku terima, tapi sehabis ini jangan pernah mengangguku lagi," sambungnya.
"Tenang saja, aku Pria menepati janji," ujarnya dan bersiap-siap untuk bertarung.
"Dia tidak bisa di remehkan," kata Senja dalam hati.
Mereka menyerang secara bersamaan, hingga kena bahu Senja pukulan dari Dimas.
Senja melemaskan tangannya dan kemudian maju lagi, ini pertarungan serius di bandingkan melawan murid-muridnya tadi.
Senja meloncat dari lantai meringankan tubuhnya dan melakukan serangan palsu, ia ingin memukul wajah Dimas namun kakinya yang menendang kaki Dimas namun Dimas siap siaga tidak tertipu gerakan Senja, namun bukan itu yang sebenarnya gerakan Senja, ia benar-benar menghantam wajah Dimas hingga mengenai hidung Dimas dan keluar darah.
"Aku benar-benar sial bertemu denganmu," katanya sambil memegang hidungnya dan Dimas maju melakukan tendangan depan dan mebalikkan badannya mengarah ke tulang rusuk Senja, Senja menahan dengan tangannya dan...
menendang bagian utama laki-laki. berhubungan ini pertarungan bebas, ia bisa menendang di manapun ia suka.
Dimas kesakitan.
Senja Wins.
"Kau belum layak jadi lawanku," ujar Senja meremehkan Dimas. Mengacungkan jempol kemudian memutarkan kebawah (cemen).
"Kau menendang bagian utamaku, jika kau berani mari bertanding di turnamen bela diri," teriak Dimas menahan sakit.
"Apa kau tak menerima kekalahan? Aku tidak tertarik ikut pertandingan," ujar Senja dan pergi melinggalkan mereka.
"Ayo Momo," ajak Senja.
"Master yang terbaik, Master yang terkuat, kau adalah idolaku," teriak Momo dari mobilnya menjulurkan badannya.
"Sudah, masuk nanti kita di kejar polisi, tapi malam ini kita istirahat dulu ya, malam besok kita akan memulai latihannya," ujar Senja.
"Siap Master, aku juga tau jika Master juga capek, wiiiih... Master emang hebat bisa mengalahkan orang sebanyak itu bahkan Master bisa mengalahkan gurunya, aku sudah percaya dengan kemampuan Master, dan aku tidak akan takut lagi jika ada tiba-tiba yang menyerang kita, aku akan berada di belakang Master untuk mendukung Master, jika...."
"Cukup celotehan dan pujianmu, itu tidak akan membuatku kaya, aku minta tolong carikan aku pekerjaan," kata Senja memberhentikan ocehan Momo yang panjang seperti rel kereta api.
"Hehe, Master tidak perlu kerja, biar aku yang menghidupimu," kata Momo percaya diri.
"Menghidupiku? Dengan uang Ayahmu?" Tanya Senja menekuk alisnya.
"Hehehehe...," Tawa Momo menyunggingkan mulutnya.
"Siangnya habis kuliah aku kerja, malamnya aku akan melatihmu," ujar Senja mambuat Momo semangat.
"Bagaimana kalau kita kerja sama-sama," tawar Momo.
"Kau anak orang kaya, untuk apa kerja?" Tanya Senja.
"Hehe... aku ingin menjadi anak orang kaya yang mandiri," jawabnya.
"Terserahmu yang penting jika latihan kau jangan sampai bolos, kecuali saat sakit," jelas Senja.
"Siap Master," jawab Momo.
Mereka pulang menuju rumah Momo, malam ini Senja tidur di sini.
"Master tidur di kamar ini dan kamar ini ku berikan untuk Master, kamar kita bersebelah, jika ada apa-apa Master kasih tau saja," kata Momo.
"Baiklah terima kasih ya Momo, kamu tidak keberatan kan?" Tanya Senja.
"Aman Master dan besok kita jemput semua barang Master pindah di sini," ujar Momo.
Bersambung
Jangan lupa like vote komen dan hadiah
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
Seperti apa visual mereka....momo itu kayak karakter si emon di catatan si boy
2024-03-05
0