BAB 5

Hingga Eka terduduk kesakitan, sedangkan teman yang lain, berusaha meninju Senja dari belakang, dengan sigapnya Senja menangkisnya dan mendaratkan tinjunya pas di hidung hingga keluar darah. ada juga yang lainnya berusaha menendang di bagian perut senja, namun senja tangkap dan memutar dan membanting ke teman yang lain hingga mereka terkapar. masih ada yang masih berdiri 2 orang lagi.

"Ini mempermudahkan ku," kata Senja. mereka yang ingin menangkap Senja secara bersamaan, Senja mengelak dan menarik kerah baju mereka berdua dan membentur kepala mereka sendiri, lalu ia membanting ketanah dan menginjak perut dan meninju wajah mereka. Akhirnya pertarungan selesai.

SENJA WINS

"Ayo ada yang mau berdiri lagi, aku masih siap meladeni," ujar Senja yang masih memasang kuda-kuda dan mengepal tinjunya.

Mereka semua meringis kesakitan, ada juga yang tak sanggup berdiri lagi.

"Ayo keluar kamu Mona, aku tau ini adalah siasat mu," kata Senja mengendorkan kewaspadaannya.

Mona keluar dari balik pohon tempat ia bersembunyi. Ia langsung berlutut.

"Kak, aku minta maaf, tolong lepaskan aku, aku tidak mengulangi lagi, aku janji," katanya sambil menangis.

"ini adalah peringatan kedua, jika ada yang ketiga kalinya, aku tidak akan segan-segan lagi mengantarmu ke rumah sakit," kata Senja dan pergi meninggalkan mereka yang masih terkapar.

"Awas saja kamu Senja, aku tidak akan membiarkan kamu hidup tenang!" Geram Mona.

"Hey... bangun, masa kalian berenam kalah sama satu perempuan, sebenarnya siapa yang mengeroyok siapa?" Tanya Mona kesal.

"Mau bagaimana lagi, dia sangat gesit, dan tenaga nya sangat kuat," ujar Eko kesakitan memegang wajahnya yang di tinju Senja.

"Lihatlah bahkan tidak terluka sedikitpun," ujar Eka.

"Udah sana ke rumah sakit, menyebalkan, laki-laki seperti apa kalian yang kalah dengan perempuan," sungut Mona.

Senja berjalan santai menuju kampusnya, ia melihat kearah gang sempit, ada 3 orang rentenir menagih hutang kepada seorang bapak-bapak yang sudah uzur, Bapak-bapak tersebut menangis, ia bukan hanya di ikat, ia bahkan di pukul hingga meringis kesakitan.

Senja mendatangi sekelompok rentenir tersebut.

"Heh, ngapain kalian menyiksa bapak ini, apa kalian belum tau rasa sakitnya di pukul?" Tanya Senja bercekak pinggang.

"Kamu jangan ikut campur gadis kecil," teriak bosnya.

"Bos dia cantik, lumayan kita ajak main-main dulu, baru kita siksa," kata anak buahnya.

"Silakan saja, tapi jangan sampai meninggalkan jejak," jawab Bosnya.

"Kesini lah adek kecil," kata kedua anak buah rentenir tersebut.

"Heh, sepertinya kalan tidak sayang nyawa," ujar Senja yang tanpa basa-basi lagi ia menendang bagian utama laki-laki (jurus pemutus keturunan). Pria itu langsung memegang anunya yang sakitnya tak terkira.

Kembali Senja meluncurkan tendang yang mendarat di perut anak buahnya yang satu lagi, namun bisa di tahan oleh pria itu, tak habis pikir, Senja melakukan serkel bawah membuat pria itu terjatuh, kesempatan datang, senja langsung meninju ulu hati dan meninju wajah pria itu hingga bonyok.

Tak habis sampai di situ, Bos yang masih berdiri tadi, Senja meloncat dari dinding tembok dan mendarat di kepala Bosnya tersebut. dan menjatuhkan kebelakang, ia langsung menendang anu si bos tersebut agar tidak bisa melawan lagi. Melihat itu, Bapak tua itu langsung menghampiri Senja dan berlutut.

Bersambung

Jangan lupa like vote komen dan hadiah

Terima kasih

Terpopuler

Comments

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Othor jago beladiri..bisa ngarang cerita..perkelahian sedetail itu...hebaaaat

2024-03-05

6

Narti @@@@😁

Narti @@@@😁

suka

2023-02-05

3

Ibuk'e Denia

Ibuk'e Denia

jagoan banget.....

2023-01-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!