BAB 6

"Terima kasih banyak nak, kamu adalah pahlawan bapak," ujar Bapak itu menangis sambil memeluk kaki Senja.

"Sudahlah pak, ayo cepat pergi, sejauh mungkin agar mereka tidak mengejar lagi sebelum mereka bangun," kata Senja memegang bahu bapak itu dan mengingatkan.

"Baiklah nak, tapi bagaimana dengan kamu?" Tanya bapak itu khawatir.

"Aku tidak apa-apa, aku bisa mengatasinya sendiri," ujar Senja menenangkan bapak tersebut.

"Baiklah nak, ini ambil sebagai tanda terima kasih bapak, bapak harap kamu menerimanya," kata bapak itu dan pergi.

Senja melirik pemberian bapak tersebut yang tiba-tiba saja menghilang dari pandangannya yang entah lari kemana.

"Sebuah kalung berliontin warna biru muda, sepertinya di dalam tersebut ada sesuatu?" Tanya Senja binggung. Ia pergi meninggalkan rentenir yang masih pingsan.

Senja memakai kalung tersebut namun ia meletakan di dalam bajunya agar tak di lihat orang, bisa jadi ini barang berharga.

Sesampainya di kampus, karena tadi keasyikan bertarung ia jadi terlambat ketinggalan satu mata pelajaran. Tapi ya sudahlah, ia tak terlalu memikirkannya, karena ia bisa di segala hal.

"Senja kenapa kamu terlambat?" Tanya seorang laki-laki bernama Momo, ia seorang pria tapi ada sedikit mirip wanita.

"Eh... itu aku telat bangun," jawab Senja merahasiakan. Senja binggung mau memanggilnya apa? Karena tidak ada ingatan untuk pria separuh wanita ini.

"Biasanya kamu rajin bangun, kenapa sekarang kamu berubah jadi pemalas," ujar Momo membuat Senja manyun, apa dia semalas itu sekarang.

"Kamu mau kemana?" Tanya Senja mengalihkan pembicaraan.

"Makan yuk," ajak Momo mengandeng tangan Senja. Ini membuatnya risih karena seorang laki-laki mengandeng tangannya.

Senja melepaskan tangannya. " Malu di lihat orang," alasan Senja karena ia tak biasa.

"Ih... kamu biasanya kita kayak gini tau?" kata Momo menyenggol bahu Senja.

"Ya sudahlah," ujar Senja ngalah, kali ini...

SENJA K.O

"Aku yang traktir ya," kata Momo.

"Oke," jawab senja setuju. Bentuknya saja Momo seperti itu tapi ia sangat baik, Ayahnya seorang pengusaha besar dan ia sendiri adalah ahli waris, makanya tidak ada yang berani membulinya sedang Senja hanya pengusaha kecil, dan Senja gampang di perintahkan ini dan itu, jadi dia sering di bully.

"Nih kamu makan steak sapi sama dengan aku," katanya mendorong kan piring kearah Senja.

"Gadis cupu minggir sana kami ingin makan bareng Momo," ujar salah satu anak kampus itu. "Iya 'kan Momo, kamu ya yang traktir kami," sambungnya lagi menggeser Senja yang sedang memegang garpu.

"KALIAN... aku ingin makan dengan tenang pun tak bisa," teriak Senja geram yang langsung menancapkan garpu ke daging sapi tersebut.

Mereka berdelik ngeri melihat Senja yang marah rasanya seperti mereka yang di tancap Senja dengan garpu tersebut.

"Kamu gila ya, berani melawan kami?" Tanya salah satu lelaki di sampingnya.

"Heh, hanya dengan kalian bertiga, kalian tidak ada apa-apanya," ujar Senja meremehkan mereka.

"Kamu tidak hanya cupu, bahkan kamu berani menentang kami," ujar laki-laki itu marah.

"Cupu? Itu hanya bahasa kalian yang dulu untuk menghinaku, sekarang di mana aku cupu? Dan aku berani menantang kalian karena aku punya kemampuan," kata Senja langsung menghajar pria di sampingnya.

Seisi kantin tak aman lagi, mereka menjerit ketakutan dan berlari keluar.

"Momo keluar sekarang, nanti kamu terluka," kata senja yang memegang kursi.

Bersambung

Jangan lupa like vote komen dan hadiah

Terima kasih

Terpopuler

Comments

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Momo menyamar jd alaaay

2024-03-05

0

Dewi Sartika Onee

Dewi Sartika Onee

kereeen

2023-02-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!